Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Cegukan Baik untuk Perkembangan Otak Bayi?

Kompas.com - 23/09/2020, 16:31 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

Baru Jadi Ortu

Waswas soal tumbuh kembang si kecil?

Sigap konsultasi ke dokter anak via Kompas.com

KOMPAS.com - Saat bayi mengalami cegukan mungkin banyak orangtua yang khawatir dan berusaha untuk menghentikannya.

Padahal menurut penelitian, cegukan pada bayi punya manfaat tersendiri, salah satunya adalah untuk perkembangan otak.

Menurut dokter spesialis anak RS Pondok Indah, Dr. dr. Matheus Tatang Puspanjono, Sp.A , M.Klinik Ped, sebenarnya, bayi mulai mengalami cegukan sejak dari dalam rahim.

Matheus menjelaskan, sebuah studi baru, yang diterbitkan dalam jurnal Clinical Neurophysiology, menunjukkan bahwa cegukan mendukung perkembangan otak pada bayi baru lahir.

Baca juga: Seri Baru Jadi Ortu: Mengapa Anak Demam saat Tumbuh Gigi?

Selain itu menurut penelitian di University College London, cegukan memicu aliran sinyal otak yang dapat membantu bayi belajar mengatur pernapasan.

Penelitian ini menemukan bahwa cegukan menyebabkan kontraksi otot diafragma. Perubahan fisik ini memicu gelombang otak di korteks otak.

Serangkaian cegukan menyebabkan gelombang besar, yang kemudian memungkinkan otak untuk menghubungkan suara dengan kontraksi otot diafragma.

“Aktivitas yang dihasilkan dari cegukan dapat membantu otak bayi untuk belajar bagaimana memonitor otot-otot pernapasan, sehingga pada akhirnya pernapasan dapat dikontrol secara sukarela dengan menggerakkan diafragma ke atas dan ke bawah,” kata Matheus kepasa Kompas Sains.

Penelitian terbaru mendukung temuan sebelumnya, bahwa aktivitas tertentu di dalam rahim dan setelah kelahiran berkontribusi pada perkembangan koneksi otak pada bayi.

Baca juga: Misteri Tubuh Manusia, Kenapa Kita Cegukan?

 

Ilustrasi.Shutterstock Ilustrasi.

Berikut ini penjelasan mengenai manfaat cegukan pada bayi yang perlu dipahami oleh para orangtua:

1. Mengurangi jumlah udara di dalam perut

Cegukan akan terasa cukup sering dialami oleh bayi terutama setelah menyusu, karena cegukan adalah salah satu mekanisme dalam tubuh untuk membantu mengurangi jumlah udara yang terdapat di dalam perut bayi.

Adanya udara di dalam perut merupakan kondisi yang dapat menimbulkan keadaan tidak nyaman pada bayi. Dengan bayi cegukan, udara akan terbantu keluar.

2. Menjaga kondisi kesehatan pada bayi secara alami

Cegukan merupakan proses kontraksi dada yang terjadi pada bayi dan merupakan salah satu langkah yang dilakukan oleh tubuh secara alami dalam mencegah terjadinya permasalahan pada perut dan saluran pencernaan.

Sehingga, dapat dikatakan menjadi mekanisme alami bayi untuk menjaga kondisi kesehatannya.

3. Pertanda tubuh dalam kondisi bermasalah

Kondisi lainnya yang juga merupakan salah satu fungsi dari munculnya cegukan pada bayi adalah sebagai pertanda bahwa kondisi tubuh bayi sedang dalam masalah.

Permasalahan pada diafragma bayi dapat menjadi salah satu keadaan yang menyebabkan munculnya kondisi cegukan.

Oleh karena itu, meski cegukan merupakan keadaan yang normal pada bayi, ketika cegukan tersebut dirasa bermasalah, seperti memiliki tempo yang cepat dan frekuensinya yang terlalu lama, maka orangtua perlu mengonsultasikan keadaan tersebut ke dokter spesialis anak, agar memperoleh diagnosis dan tindakan medis yang tepat dalam mengatasinya.

Baca juga: Seri Baru Jadi Ortu: Bayi Rewel karena Biang Keringat, Harus Apa?

 

Beberapa kondisi permasalahan pada bayi yang dapat menyebabkan cegukan di antaranya:

1. Refluks gastroesofagus

Refluks gastroesofagus atau yang disingkat dengan RGE merupakan keadaan di mana arus balik makanan dan asam lambung menyebabkan kontraksi otot jantung dan diafragma, sehingga memicu munculnya cegukan.

RGE dapat ditandai dengan gejala bayi yang sering muntah, nafsu makan berkurang, sulit untuk tidur, dan adanya indikasi gagal tumbuh pada tubuh bayi, akibat sulitnya nutrisi masuk ke dalam pencernaannya.

2. Alergi

Banyak bayi yang lahir dengan kondisi alergi dari riwayat yang dimiliki oleh satu atau kedua orangtuanya.

Permasalahan alergi tersebut dapat menimbulkan reaksi alergi ketika ada pemicunya. Adanya alergi ini dapat menyebabkan radang esofagus/tenggorokan, sehingga memicu diafragma mengalami cegukan.

Dr. dr. Matheus Tatang Puspanjono, Sp.A , M.Klinik Ped, Dokter spesialis anak RS Pondok Indah - Pondok Indah dan Bintaro Jaya.dok. RS Pondok Indah Dr. dr. Matheus Tatang Puspanjono, Sp.A , M.Klinik Ped, Dokter spesialis anak RS Pondok Indah - Pondok Indah dan Bintaro Jaya.

3. Terlalu banyak makanan yang masuk ke dalam tubuh bayi

Kondisi yang juga disebut sebagai overfeeding ini, dapat menyebabkan perut membengkak dan melebarkan diafragma.

Sedangkan udara yang masuk terlalu banyak lebih, sering disebabkan karena kesalahan pada saat proses menyusui, terutama melalui botol bayi atau kurang tepatnya perlekatan ketika bayi menyusu pada payudara ibu.

Tubuh sedang berproses untuk berkembang

Fungsi cegukan pada bayi ini sebenarnya belum terbukti secara medis dan penjelasan klinis, namun dipercaya sebagai mitos pada masyarakat bahwa cegukan merupakan pertanda bahwa tubuh sedang berposes untuk tumbuh dan berkembang.

Sehingga seringkali, bayi yang sering mengalami cegukan menjadi salah satu pertanda bahwa proses pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam kondisi yang dapat dikatakan normal.

Pada dasarnya cegukan merupakan hal yang normal. Namun, apabila disertai gejala tertentu, cegukan dapat menjadi pertanda adanya permasalahan kesehatan pada si kecil.

Melakukan konsultasi rutin dengan dokter spesialis anak menjadi langkah yang tepat untuk memonitor tumbuh kembang si kecil.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Katanya Cegukan Bisa Sebabkan Kematian?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com