Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Virus Corona Terus Bermutasi? Begini Penjelasan Ahli

Kompas.com - 27/08/2020, 08:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Virus corona jenis SARS-CoV-2 yang menjadi penyebab Covid-19 diketahui telah mengalami ribuan mutasi.

Mutasi ini terjadi seiring dengan perkembangan dan penyebaran Covid-19 yang telah menjangkiti sekitar 213 negara dan wilayah di dunia.

Lantas, kenapa virus ini bisa bermutasi sangat banyak?

Wakil Kepala Bidang Penelitian Translasional di Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Prof dr David H Muljono SpPD FINASIM FAASLD PhD mengatakan, mutasi yang terjadi pada virus sebenarnya sangat lumrah.

"Mutasi itu selalu ada. (Karena) virus itu mau hidup juga," kata David kepada Kompas.com melalui virtual daring, Selasa (25/8/2020).

Baca juga: AS Izinkan Terapi Plasma Konvalesen Obati Pasien Covid-19, Apa Itu?

Untuk diketahui, mutasi virus adalah filtur replika virus yang pasti terjadi dan tidak dapat dihindari.

Mutasi juga merupakan kondisi di mana virus tersebut mengalami perubahan pada materi genetik virus.

Mutasi menjadi hal yang wajar dan bisa terjadi karena banyak sekali faktor pendukungnya.

Bisa jadi berupa genetik ras, keturunan, patogen atau mikroorganisme penyebab penyakit lain di dalam tubuh, dan lain sebagainya.

Mutasi yang terjadi pada virus merupakan upaya penyesuaian atau adaptasi yang dilakukan virus untuk dapat bertahan hidup di sekitar inangnya (reseptor) dalam tubuh manusia.

David memaparkan, mutasi pada virus merupakan hal yang wajar dan itu tidak hanya terjadi pada virus corona SARS-CoV-2.

"Virus flu biasa juga bermutasi ya," tuturnya.

Pada saat mutasi, virus akan melakukan adaptasi dan merubah bentuk genetiknya. Tetapi, menurut para ilmuwan virus corona ini sebenarnya berubah sangat lambat dibandingkan virus flu lain.

Dengan relatif rendahnya tingkat kekebalan alami di populasi, tiadanya vaksin, dan sedikit pengobatan yang efektif, tidak ada tekanan bagi si virus untuk beradaptasi.

Ilustrasi mutasi virus corona baru. Virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.SHUTTERSTOCK/Polina Tomtosova Ilustrasi mutasi virus corona baru. Virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.

Sementara itu, pada virus penyebab flu biasa, David berkata, jika ada satu orang yang terkena flu dan menularkan sampai 10 orang berikutnya.

Maka, sebenarnya dalam 10 orang itu sudah bisa terjadi mutasi virus biasa tadi.

Bahkan akibat dari mutasi yang terjadi itu, orang yang ke 10 bisa menularkan virus flu bermutasi kepada orang yang pertama tadi.

"Mutasi itu tidak bisa dihindari. Itu bentuk penyesuain si virus dan itu selalu ada," tuturnya.

Oleh sebab itu, David menegaskan, hal yang perlu diwaspadai ataupun difokuskan oleh kita adalah bagaimana untuk tetap sehat, meskipun virus itu bisa bermutasi terus.

Baca juga: Kasus Pertama, Pria Asal Hong Kong Terinfeksi Corona Dua Kali

Sebab, tidak ada cara yang paling efektif untuk bisa menahan laju virus tersebut bermutasi dikarenakan banyak faktor-faktor yang tak bisa dihindari ataupun dikondisikan oleh kita.

Sebagai informasi, mutasi virus corona yang terjadi saat ini dinamai D614G dan terletak di dalam protein yang menyusun spike atau "ujung runcing"yang digunakan virus untuk menerobos ke dalam sel manusia-muncul tak lama setelah wabah pertama di Wuhan, barangkali di Italia. Mutasi itu kini ditemukan di sebanyak 97 persen sampel di seluruh dunia.

Sedangkan, berdasarkan wilayahnya ternyata frekuensi mutasi lebih banyak terjadi di Eropa dan Ameri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com