Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Ungkap 14.000 Tahun Lalu Anak Anjing Purba Mangsa Badak Berbulu

Kompas.com - 19/08/2020, 19:31 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com- Saat mempelajari tubuh anak anjing yang berasal dari zaman es, peneliti justru menemukan hal yang tak terduga.

Dalam perut anak anjing yang masih terawetkan dengan baik itu, peneliti menemukan sepotong jaringan berbulu.

Seperti dikutip dari CNN, Rabu (19/8/2020) awalnya peneliti mengira kalau potongan tersebut milik singa goa karena bulu kuningnya yang halus.

Namun setelah peneliti melakukan tes hasil yang didapat justru di luar dugaan.

"Saat analisis DNA sudah selesai, potongan jaringan itu bukanlah milik singa gua," papar Love Dalen, profesor genetika evolusi dari Centre for Palaeogenetics.

Baca juga: 14.000 Tahun Lalu Perubahan Iklim Menyebabkan Badak Berbulu Punah

Menurutnya, dari referensi data dan DNA mitokondria dari semua mamalia, jaringan yang ditemukan pada perut anak anjing hampir cocok dengan badak berbulu.

Setelah pengambilan sampel radiokarbon, peneliti pun dapat menentukan bahwa potongan jaringan tersebut berasal dari kulit badak berusia sekitar 14.400 tahun.

"Badak berbulu punah 14.000 tahun yang lalu. Jadi kemungkinan besar anak anjing ini telah memakan salah satu badak berbulu yang tersisa," tambah Dalen.

Ilustrasi badak berbulu (Woolly Rhinoceros) dari zaman es terakhir.SHUTTERSTOCK/AuntSpray Ilustrasi badak berbulu (Woolly Rhinoceros) dari zaman es terakhir.

Tetapi ada hal lain yang menjadi misteri. Para peneliti tidak tahu bagaimana potongan badak berbulu itu bisa sampai di perut anak anjing.

Soalnya, badak berbulu kira-kira memiliki ukuran yang sama dengan badak putih modern sehingga tak mungkin jika anak anjing membunuh binatang itu sendiri.

Asumsi lain adalah anak anjing purba menemukan badak yang sudah mati dan kemudian memakannya.

Baca juga: Sisa Makanan Ungkap Penggunaan Tembikar Kuno Zaman Es di Asia Timur

Peneliti juga menyebut kalau anak anjing itu mati tak lama setelah menyantap badak tersebut.

"Anak anjing tersebut pasti mati tak lama setelah memakan badak karena tak dapat mencerna dengan baik," ungkap Dalen.

Peneliti Rusia pertama kali menggali tubuh anjing yang terawetkan dengan sempurna dari sebuah situs di Tumat, Siberia pada tahun 2011.

Hingga saat ini sebenarnya masih terjadi perdebatan apakah tubuh tersebut merupakan anjing atau serigala.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com