Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Inhaler Ditemukan, Ribuan Tahun Orang Hirup Zat Obati Asma

Kompas.com - 11/08/2020, 18:04 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Terobosan besar terjadi pada tahun 1950-an, saat Metered Dose Inhaler (MDI) ditemukan.

Perangkat pertama yang secara efektif mendistribusikan obat ke paru-paru, alat ini menggebrak teknologi terapi gangguan pernapasan di masa yang akan datang.

Selama tahun 1960-an, penyakit ini dikenal sebagai inflamasi kronis dan sebelum titik ini, banyak ilmuwan yang menganggapnya sebagai kondisi psikologis. Sebab, desahan napas anak dianggap sebagai tangisan yang ditekan karena ibu.

Namun, dengan pemahaman medis baru, pengobatan yang efektif seperti albuterol mulai tersedia pada akhir abad ke-20.

Inhaler pertama disebut dengan inhaler mudge. Dokter dan astronom Inggris, John Mudge menciptakan alat ini pada tahun 1778.

Baca juga: Lawan Asma, Zaskia Adya Mecca Sedih Nebulizer Langka di Puskesmas

Alat ini berbahan dasar timah tankard, inhaler yang memungkinkan orang untuk menghirup uap opium untuk mengobati penyakit yang disebut batuk katarak, batuk dengan banyak lendir.

Untuk mengoperasikan inhaler, pengguna akan menuangkan air ke dalam tangki, menutupnya, dan menghirup uap melalui tabung fleksibel yang dimasukkan ke dalam lubang pada penutupnya.

Berkat kapasitas manufaktur dan teknologi baru yang dibawa saat revolusi industri Inggris, perangkat perawatan ini menjadi populer digunakan, baik di rumah maupun di rumah sakit.

Tidak hanya meringankan gejala asma, tetapi juga memudahkan dokter anestesi saat operasi bedah dilakukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com