Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembawa Banyak Virus, Simak Prinsip Dasar Hidup Berdampingan dengan Kelelawar

Kompas.com - 26/04/2020, 19:02 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.com – Kehidupan manusia dan alam tak pernah lepas dari kelelawar. Hewan nokturnal ini memainkan peranan penting dalam menjaga hidup dan ekosistem kita.

Sebagai contoh, kelelawar menyebarkan benih dari pepohonan kayu keras dan buah-buahan. Kelelawar juga berperan penting menjaga kelangsungan hidup dan ekosistem kita dengan menyebarkan serbuk sari tanaman berbunga.

Sebanyak lebih dari 300 jenis buah-buahan bergantung pada kelelawar dalam proses penyebaran serbuk sarinya. Termasuk di antaranya buah manga, pisang, jambu biji, durian, leci, dan kelengkeng.

Baca juga: Ilmuwan Temukan 6 Jenis Baru Virus Corona pada Kelelawar

Oleh karena kelelawar selalu dikaitkan dengan rabies dan penyakit lainnya, tindakan membasmi atau menghancurkan tempat tinggal alami kelelawar di alam hanya akan berdampak pada menyebarnya penyakit tersebut. Hal ini termasuk dalam kasus virus corona lainnya, juga Covid-19.

Cara terbaik penanganannya adalah dengan tidak membasmi, membunuh, memburu, menjual, memasak, ataupun memakan kelelawar. Hal tersebut dipaparkan dalam jurnal PREDICT mengenai “Cara Hidup Aman Berdampingan dengan Kelelawar” yang dikeluarkan USAID.

Hindari semua jenis kontak

Cara terbaik hidup aman berdampingan dengan kelelawar adalah menghindari semua jenis kontak, baik dengan kelelawar hidup maupun yang sudah mati.

Penting untuk tidak terpapar dengan cairan tubuh kelelawar seperti air liur, darah, air seni atau kotorannya, serta menghindari agar kelelawar tidak hidup di dalam rumah ataupun bangunan.

Cara lainnya adalah dengan tidak mengonsumsi makanan atau minum air yang sudah terkontak dengan air seni atau kotoran kelelawar. Anda bisa menutup makanan dan minuman, dan jangan lupa untuk rutin mencuci penutup makanan tersebut menggunakan sabun dan air mengalir.

Baca juga: Ilmuwan Pernah Teliti Virus Kelelawar di Sulawesi, Ini Temuannya

Untuk mengurangi risiko sakit, hindari agar tidak memakan buah-buahan yang sebagian telah digigit oleh satwa liar maupun ternak. Jangan makan atau minum sesuatu yang Anda yakini telah bersentuhan dengan hewan.

Jangan menyimpan buah-buahan yang sudah digigit oleh kelelawar dengan cara membuang bagian yang terlihat ada bekas gigitannya. Jangan pula memberikan buah ini kepada hewan ternak Anda. Seluruh bagian buah tersebut mungkin telah terkontaminasi dan bisa membuat Anda jatuh sakit.

Ilustrasi kelelawarShutterstock Ilustrasi kelelawar

Membuang bangkai kelelawar

Penting diingat agar Anda tidak menyentuh kelelawar secara langsung. Jika tidak ada tenaga ahli yang bisa membantu untuk membuang bangkainya, berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan:

1. Tutupi mulut dan hidung dengan masker. Jika tidak punya masker, pakai kain yang bisa menutupi area hidung dan mulut secara rapat. Anda juga perlu menutupi area mata menggunakan kacamata dan sarung tangan tebal.

2. Ketika mengambil kelelawar, taruh tangan Anda yang sudah dipakaikan sarung tangan ke dalam tas plastik lalu pungut kelelawarnya. Gunakan tangan yang bebas untuk membalikkan sisi kantung plastik sehingga bagian dalam kantong plastik tertarik keluar dengan posisi kelelawar berada di dalam plastik tersebut.

Baca juga: Ahli Sebut Pemusnahan Kelelawar Massal untuk Cegah Corona Salah Besar

3. Masukkan plastik yang berisi bangkai kelelawar ke dalam kantong plastik kedua, lalu ikat kencang-kencang.

4. Begitu sudah berada di dalam kantung plastik ataupun wadah, kelelawar harus dibakar sampai betul-betul hangus atau kubur sampai kedalaman 1-2 meter. Timbun dengan tanah sampai mencapai 60 cm menggunakan sekop.

5. Jangan lupa bersihkan sekop dengan larutan pemutih (disinfektan) begitu selesai menggunakannya.

6. Cuci tangan Anda menggunakan sabun dan air keran. Jika ada, gunakan pula hand sanitizer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com