KOMPAS.com - Pedagang di Pasar Gede Solo digegerkan dengan munculnya cacing dalam jumlah banyak di Pasar Gede Solo, Sabtu (18/4/2020). Bahkan, fenomena ini juga terjadi di Klaten, Jawa Tengah.
Ahli menilai fenomena ini dapat saja terjadi akibat perubahan musim dan kondisi cuaca.
Seorang pedagang bakso di pasar ini, Marsono, sebelumnya mengungkapkan telah mencoba membersihkan cacing-cacing tersebut, namun cacing ini terus keluar dari tanah.
"Cacing ini muncul dari taman. Kalau cacing itu dikumpulkan ada satu ember. Jumlah cacingnya banyak," kata Marsono.
Baca juga: Cacing Laut Dalam dan Bakteri Bersama Memanen Energi dari Metana
Peneliti Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hari Nugroho mengatakan hewan memiliki kepekaan tinggi terhadap gejala alam.
"Namun dalam hal ini saya kira, bisa jadi karena perubahan cuaca. Apalagi saat ini kita sedang menuju perubahan musim, dari penghujan ke kemarau," kata Hari kepada Kompas.com, Minggu (19/4/2020).
Dalam perubahan musim, biasanya hewan akan melakukan migrasi. Sebab, kemungkinan habitat mereka saat ini sudah tidak lagi sesuai.
"Itu sama seperti seolah cacing-cacing hilang saat musim kemarau, lalu saat hujan mereka bermunculan di mana-mana. Dan yang perlu diketahui, bagaimana kondisi cuaca di Solo saat ini," imbuh Hari.
Cacing yang muncul di Pasar Gede Solo jumlah banyak, kata Hari, bisa saja terjadi karena faktor lingkungan.
Sebab, seperti lingkungan pasar yang pada umumnya lembab, becek atau kondisi tanah yang berair secara umum sangat cocok sebagai tempat hidup cacing.
Lebih lanjut Hari menjelaskan tidak semua jenis cacing tanah sama. Pasalnya, cacing tanah di daerah pertanian, perkebunan maupun hutan akan dapat saja berbeda dengan yang ada di lingkungan urban dan permukiman.
Baca juga: Cacing Berjenis Kelamin Tiga Ditemukan di Danau Beracun AS
Hari memperkirakan cacing-cacing yang muncul di Pasar Gede Solo itu adalah cacing yang biasanya berada di kawasan urban atau permukiman.
"Prediksi saya itu mungkin cacing invasif yang sangat mudah beradaptasi. Baik di Indonesia maupun negara mana pun, ada beberapa jenis cacing tanah yang invasif," jelas Hari.
Cacing-cacing ini bukan hewan asli Indonesia yang mungkin terbawa oleh berbagai perantara yang kemudian beradaptasi dan berkembang di alam.
Baca juga: Cacing Parasit Ancam Hewan Laut, Mungkinkah Sushi juga Terkontaminasi?
Tak hanya di Solo, kemunculan cacing juga terjadi di Desa Socokangsi, Kecamatan Jatinom. Kemunculan cacing itu viral di media sosial Instagram. Salah satunya seperti yang diunggah oleh akun @kabar_klaten.
Cacing-cacing itu muncul dari lahan persawahan dan pekarangan kosong yang jarang di jangkau masyarakat.
Saat dikonfirmasi oleh Kompas.com, Camat Jatinom Rahayu membenarkan adanya kemunculan cacing dari dalam tanah dengan jumlah besar di wilayahnya.
Cacing itu muncul dari dalam tanah sejak Sabtu (18/4/2020) pagi dan jumlah cacing yang keluar cukup banyak.
"Hari ini, tadi Pak Lurah sudah laporan tidak sebanyak kemarin. Sudah normal kembali," kata Rahayu saat dikonfirmasi, Minggu (19/4/2020).
Baca juga: Seorang Remaja India Meninggal karena Invasi Cacing Pita di Otak
Hari menyebut, umumnya cacing-cacing yang ada di kawasan permukiman adalah jenis cacing invasif yang sangat survive.
"Artinya, cacing-cacing ini bertelur dan mengembangkan populasinya dalam jumlah banyak. Jadi wajar atau tidak fenomena ini, perlu dilihat lagi jenis cacing apa dan faktor kondisi lingkungannya seperti apa," papar Hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.