Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hipotesis Evolusi Darwin Terbukti, Spesies dapat Hasilkan Subspesies

Kompas.com - 21/03/2020, 08:02 WIB
Imamatul Silfia,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada tahun 1859, Charles Darwin mengklaim spesies hewan dengan keanekaragaman yang lebih besar pada garisnya akan menghasilkan subspesies yang lebih banyak.

Melansir Science Alert, Jumat (20/3/2020), klaim tersebut dijelaskan Darwin dalam jurnalnya yang berjudul On the Origin of Species.

Awalnya hipotesis Darwin dianggap tidak valid. Namun, setelah 140 tahun sejak kematiannya, akhirnya hipotesis Darwin diakui kebenarannya.

Peneliti dari University of Cambridge di London mengatakan analisis Darwin juga tepat pada mamalia, bahwa peran sub-spesies mamalia mungkin lebih penting daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Baca juga: Menurut Sejarawan, Teori Evolusi Darwin Lahir dari Indonesia

"Penelitian saya menyelidiki hubungan antara spesies dan variasi subspesiesnya. Saya menemukan, subspesies memiliki peran penting dalam dinamika evolusi jangka panjang dan dalam evolusi spesies di masa depan," jelas Laura van Holstein, seorang antropolog biologi.

Berdasarkan penjelasan van Holstein, hasil penelitian yang dipublikasikan dalam Proceedings of the Royal Society B ini, dapat membantu para ahli menentukan hewan mana yang harus dilindungi untuk menyelamatkan evolusinya.

Darwin menyebut proses tersebut sebagai varietas, yaitu tentang kelompok dalam suatu spesies dengan sifat mereka sendiri dan perkembangbiakannya.

Contohnya, yaitu jerapah utara memiliki tiga subspesies dan rubah merah memiliki 45 subspesies.

Baca juga: Badan dan Ekor Berbulu Lebat, Ini Spesies Celurut Baru Asal Sulawesi

Subspesies rubah merah merupakan yang tertinggi di dunia hewan. Kebalikannya, manusia tidak memiliki subspesies.

Metode yang dilakukan untuk menguji hipotesis Darwin yaitu dengan melihat data klasifikasi hewan, kemudian menganalisisnya dengan pengetahuan tentang mamalia dan subspesies hewan untuk mengetahui polanya.

Data menunjukkan keragaman spesies dan subspesies saling terhubung. Namun, ada hal lain yang juga ditemukan dari data tersebut, bahwa subspesies cenderung membentuk dan meningkat secara berbeda tergantung pada habitat, misal darat dengan laut.

Hubungan ini ditemukan paling kuat pada mamalia non-terestrial, yang hidup di laut atau udara, sehingga tidak terlalu dipengaruhi oleh pembatas fisik seperti gunung.

Untuk hewan seperti kelelawar dan lumba-lumba, daripada dianggap sebagai evolusi spesies lama, akan lebih tepat jika dikatakan sebagai permulaan spesies baru.

Pernyataan ini memunculkan pertanyaan baru, yaitu mengenai hubungan antara subspesies dengan kelahiran spesies baru.

Baca juga: 2 Spesies Burung Baru Ditemukan di Sulawesi, Ungkap Keunikan Evolusi

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, van Holstein menjelaskan memang ada hubungan antara keduanya. Namun, tidak semua kelompok memiliki faktor evolusi yang sama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com