Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hampir 50 Persen Orang Dewasa Asia-Pasifik Susah Tidur, Kok Bisa?

Kompas.com - 14/03/2020, 11:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tidur merupakan cara terbaik untuk merelaksasikan tubuh dari banyaknya aktivitas yang dilakukan setiap hari, tetapi tidur yang dimaksudkan adalah tidur yang berkualitas.

Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Philips pada 13.000 orang dewasa di 13 negara, ternyata di tingkat global, kepuasan tidur masih rendah.

Penyebab rendahnya kepuasan tidur karena dipengaruhi faktor utama seperti kekhawatiran atau stres dan penggunaan ponsel.

Baca juga: Masalah Sedunia, Susah Tidur Nyenyak tapi Tak Mau ke Dokter

Disampaikan Presiden Dikrektur Philips Indonesia, Pim Preesman, situasi ini dianggap mengkhawatirkan bagi orang dewasa di negara-negara Asia-Pasifik (APAC) yang disurvei.

"Gangguan tidur sering kali dianggap sepele. Padahal, buruknya kualitas tidur seseorang dapat mempengaruhi kesehatan mental maupun fisik, dan berujung pada penurunan produktivitas," kata Pim dalam keterangan tertulisnya, Jumat (13/3/2020).

Partisipan dalam survei yang merasa tidak puas dengan tidurnya mencapai 47 persen, dan hanya 36 persen atau 1 dari 3 orang yang percaya, mereka tidak memiliki kendali untuk mendapatkan tidur yang cukup.

Adapun kualitas tidur yang buruk dalam survei ini dilihat dari kegelisahan yang terjadi pada partisipan saat tidur di malam hari.

Terdapat 8 dari 10 orang dewasa atau 79 persen di APAC, bangun setidaknya sekali di malam hari.

"Hanya setengah yang mengerti penyebab mereka tidak mendapatkan tidur berkualitas di malam hari," kata dia.

Baca juga: World Sleep Day, Pahami 6 Gangguan Tidur yang Rugikan Diri

Presentasi mereka yang tidak mengerti penyebab tidak tidur berkualitas mencapai 60 persen, dan mereka yang tidak tahu cara mengatasi kesulitan tidurnya mencapai 58 persen.

Dikatakan Pim, melihat dari faktor penghambat tidur, rasa khawatir dan stres tetap menempati posisi teratas yaitu mencapai 29 persen.

Diiringi dengan lingkungan tidur yang berisik, cahaya dan temperatur mencapai 15 persen, dan perangkat seluler seperti ponsel atau tablet mencapai 13 persen.

"Kondisi kesehatan seperti rasa sakit dan kesulitan bernapas, ada 9 persen," tuturnya.

Baca juga: Susah Tidur? Kemungkinan Besar karena Perubahan Iklim

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com