Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Saja yang Harus Diketahui Ibu Hamil Soal Virus Corona?

Kompas.com - 04/03/2020, 10:12 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Wabah Covid-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 telah menginfeksi lebih 90.000 orang di seluruh dunia.

Pada Senin (2/3/2020), Presiden Jokowi mengonfirmasi dua kasus Covid-19 baru di Indonesia.

Dalam pemberitaan sebelumnya dikatakan bahwa orang yang paling berisiko terinfeksi virus corona Wuhan adalah mereka yang berusia lanjut.

Lantas, bagaimana dengan ibu hamil? Pasalnya ibu hamil juga sangat rentan terhadap infeksi pernapasan, apa ini juga berlaku untuk Covid-19?

Baca juga: 11 Mitos tentang Virus Corona yang Tak Usah Dipercaya Lagi

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sejauh ini ibu hamil tidak lebih mungkin mengalami gejala yang lebih parah dibanding orang lain.

Dalam analisisis terhadap 147 perempuan hamil, hanya delapan persen yang memiliki penyakit parah dan 1 persen dalam kondisi kritis. Laporan ini diterbitkan WHO Jumat (28/2/2020).

Sementara itu, menurut sebuah penelitian yang terbit di jurnal Lancet edisi Februari, masih terlalu dini untuk mengetahui dampak pada bayi yang ibunya terinfeksi virus corona Covid-19.

Sejauh ini, bayi yang lahir dari ibu terinfeksi Covid-19 tampak sehat dan tidak tertular virus.

"Untungnya tidak ada bukti penularan dari ibu ke bayinya," kata Dr Wei Zhang, ahli epidemiologi dari Universitas Northwestern dan salah satu penulis studi yang terbit di jurnal Lancet.

Dilansir New York Times, Selasa (3/3/2020), Zhang memperingatkan bahwa penelitian yang dilakukannya bersama tim masih dalam skala kecil.

Jika bisa disebut, penelitian ini tidak menawarkan petunjuk apapun tentang efek infeksi Covid-19 pada ibu hamil di awal kehamilan.

Demam pada awal kehamilan berhubungan dengan cacat lahir dan dapat memengaruhi kondisi perkembangan janin.

Beberapa virus dapat mengganggu perkembangan janin. Sebagai contoh, infeksi Zika dapat menyebabkan kepala bayi menjadi berukuran kecil dan Ebola bisa mematikan.

Pandemi flu pada 1918 dan 1957 memiliki tingkat kematian antara 30 sampai 50 persen pada ibu hamil.

Sementara ibu hamil yang terinfeksi SARS, kerabat dekat Covid-19, juga memiliki dampak.
Dalam studi kecil yang meneliti 12 ibu hamil terinfeksi SARS di Hong Kong pada wabah 2003 menunjukkan tiga orang meninggal, dan empat dari tujuh orang yang mengandung di trimester awal mengalami keguguran.

Statistik WHO dan penelitian Zhang terkait Covid-19 menawarkan optimisme untuk ibu hamil. Namun para ahli berharap akan ada data dari jumlah sampel lebih besar untuk membuktikan kesimpulan yang telah didapat.

"Jumlah kasus ibu hamil terinfeksi Covid-19 akan sangat penting untuk mengumpulkan informasi tentang kondisi kehamilan," kata Dr Denise Jamieson, ketua ginekologi dan kebidanan di Emory University.

Jamieson adalah satu dari tiga ahli yang menyusun pedoman American College of Obstetricians and Gynecologists untuk merawat perempuan hamil yang terinfeksi virus corona.

Salah satu pedoman yang dilakukan rumah sakit di AS adalah memeriksa kondisi ibu hamil sebelum berkonsultasi, sehingga saat ditemukan ada gejala tertentu ibu hamil dapat menunggu di ruang terpisah dengan pasien lain.

Jamieson tergabung dalam Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) ketika wabah H1N1 pada 2009 melanda AS.

Jamieson menceritakan, saat itu CDC merekomendasikan agar ibu dipisahkan dengan bayi setelah melahirkan agar tidak tertular.

Selain itu, CDC juga meminta kepada ibu yang terinfeksi H1N1 untuk membuang ASI mereka sampai terbebas dari penyakit.

Untuk wabah Covid-19 saat ini, Jamieson merasa tindakan serupa perlu dilakukan.

Para ibu yang terinfeksi dalam studi yang dilakukan Zhang, dipisahkan dengan bayi mereka.

Kesembilan ibu melahirkan melalui operasi caesar untuk meminimalkan paparan virus pada bayi baru lahir.

Zhang dan timnya kemudia menguji darah di tali pusat, usap tenggorokan dari bayi, ASI, dan cairan ketuban.

"Kami tidak menemukan adanya virus (SARS-CoV-2 penyebab Covid-19)," kata Zhang.

Dalam laporan lain tentang bayi yang terinfeksi, termasuk penelitian terhadap 10 bayi yang baru lahir dengan komplikasi serius, bayi tersebut diuji beberapa jam setelah mereka lahir atau mungkin telah melakukan kontak langsung dengan ibu yang terinfeksi karena perempuan tersebut tidak didiagnosis sebelum melahirkan.

Baca juga: Anjing di Hong Kong Terinfeksi Virus Corona Lemah, Begini Analisisnya

"Jika kita memiliki isolasi yang tepat dan protokol yang ketat, pasti ada peluang untuk memiliki bayi sehat," katanya.

Zhang dengan hati-hati menekankan bahwa studinya menawarkan "kabar baik" hanya untuk wanita di akhir kehamilan.

"Kita harus sangat berhati-hati untuk tidak menyesatkan kelompok wanita hamil lainnya," katanya. "Kami tidak tahu efek nyata virus pada wanita di awal kehamilan."

Jika wanita pada tahap awal kehamilan ternyata berisiko, mereka akan menjadi kandidat utama untuk vaksin.

Uji coba pertama untuk vaksin diharapkan akan dimulai akhir bulan ini, tetapi kriteria tidak termasuk wanita hamil.

Pengecualian mereka sesuai untuk tahap pengembangan vaksin ini, kata Dr. Ruth Karron, seorang ahli vaksinasi di Universitas Johns Hopkins dan salah satu pimpinan pedoman PREVENT meminta memasukkan wanita hamil dalam uji klinis.

Untuk vaksin yang ditawarkan kepada wanita hamil, para ilmuwan harus terlebih dahulu menyeimbangkan risiko dan manfaat.

Para peneliti perlu mengetahui sifat dan prevalensi penyakit pada wanita hamil, serta setiap efek samping yang berpotensi berbahaya dari vaksin, seperti demam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com