Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penemuan Planet Mirip Bumi di Sabuk Kuiper

KOMPAS.com - Hingga saat ini, banyak planet-planet di luar Tata Surya yang diklaim mirip Bumi ditemukan para asronom. Seperti yang baru-baru ini ditemukan astronom Jepang.

Para ilmuwan merasa sangat terdorong untuk menemukan planet mirip Bumi karena adanya potensi kondisi yang mendukung keberlanjutan kehidupan di sana.

Selain itu, penemuan planet serupa dengan Bumi juga bisa memberikan wawasan penting tentang kemungkinan keberadaan lingkungan yang cocok untuk kehidupan di luar Bumi.

Dilansir dari Space, Jumat (8/9/2023), sebuah studi baru menemukan petunjuk yang menjanjikan tentang adanya sebuah planet yang mirip Bumi dalam Tata Surya kita.

Studi ini dilakukan oleh Patryk Sofia Lykawka dari Universitas Kindai di Osaka, Jepang, dan Takashi Ito dari Observatorium Astronomi Nasional Jepang di Tokyo.

Walaupun banyak penelitian global yang tertarik pada kemungkinan adanya planet mirip dengan Bumi, teori ini juga menimbulkan perdebatan.

Pada tahun 2021, sebuah penelitian independen sebenarnya menyatakan, data yang digunakan oleh tim yang menerbitkan makalah pertama tentang Planet Kesembilan dianggap tidak adil, dan mereka menyimpulkan, kemungkinan adanya planet seperti itu sangat kecil.

Planet mirip Bumi di sabuk kuiper

Sementara itu, para peneliti di Jepang dalam studi barunya, kini mengusulkan kemungkinan adanya planet lain yang tersembunyi di Sabuk Kuiper-cincin berbentuk donat yang membentang tepat di luar orbit Neptunus, dilansir dari Earth, Jumat (8/9/2023).

Terletak lebih dekat dari Planet Kesembilan, di sekitar benda-benda yang berada di luar orbit Neptunus.

"Kami memprediksi keberadaan planet miirp Bumi. Hal ini masuk akal bahwa objek-objek planet prasejarah mungkin masih ada di Sabuk Kuiper yang jauh dan bisa disebut sebagai Planet Sabuk Kuiper (KBP), mengingat banyak objek semacam itu ada di awal tata surya," imbuh para peneliti.

Ilmuwan meyakini, KBP ini berada sekitar 500 unit astronomi (AU) dari Matahari. Jarak ini setara dengan 500 kali jarak antara Bumi dan Matahari, dan lebih dekat daripada Planet Kesembilan.

Suhu dingin di planet sabuk kuiper

Menurut para peneliti, KBP bisa mencapai tiga kali lipat ukuran Bumi. Namun, suhunya cenderung terlalu dingin untuk mendukung kehidupan.

Diketahui bahwa Sabuk Kuiper berisi jutaan objek es yang disebut sebagai objek trans-Neptunus (TNO) karena mereka berada di luar Neptunus.

Astronom meyakini bahwa TNO adalah sisa-sisa dari proses pembentukan tata surya. Mereka terdiri dari campuran batuan, karbon amorf, dan es yang mudah menguap seperti air dan metana.

"Orbit TNO dapat mengindikasikan kemungkinan adanya planet yang belum ditemukan di tata surya luar," ungkap para peneliti.

"Objek batuan dan es ini adalah sisa-sisa dari pembentukan planet di wilayah luar tata surya," sambungnya.

Adanya tarikan gravitasi

Tim peneliti mengamati bahwa sejumlah objek di Sabuk Kuiper ini terpengaruh secara gravitasi oleh sesuatu yang lebih besar di sekitarnya, yang mengakibatkan mereka memiliki "orbit yang tidak biasa."

Selain itu, dalam sabuk ini terdapat sejumlah objek yang memiliki kemiringan orbit yang tinggi, yang berarti orbit mereka sangat cenderung saat mengorbit matahari.

Hasil simulasi komputer menunjukkan bahwa Planet Sabuk Kuiper yang dihipotesiskan dapat bertanggung jawab atas fenomena ini.

"Kami menyimpulkan bahwa kemungkinan ada planet mirip Bumi yang berada di orbit yang jauh dan memiliki kemiringan yang signifikan dapat menjelaskan tiga karakteristik utama dari Sabuk Kuiper yang jauh," catat para peneliti.

Mereka juga menjelaskan bahwa prediksi ini belum dikonfirmasi dan perlu dilakukan lebih banyak penelitian.

Penelitian mengenai potensi planet mirip Bumi di Sabuk Kuiper ini dijelaskan dalam sebuah makalah yang diterbitkan 25 Agustus 2023 di The Astronomical Journal.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/09/09/193000623/penemuan-planet-mirip-bumi-di-sabuk-kuiper

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke