Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menyikapi Surat Edaran Kewaspadaan terhadap Avian Influenza (AI) di Beberapa Wilayah Indonesia

Oleh: Dicky Andiarsa*

SURAT Edaran Peningkatan Kewaspadaan Terhadap HPAI (Highly Pathogenic Avian Influenza) subtipe H5N1 adalah sebuah kebijakan yang diterapkan untuk mencegah penyebaran virus flu burung yang sangat berbahaya.

Virus ini bisa menyebar dari unggas ke manusia, dan dapat menyebabkan kematian pada manusia.

Kebijakan ini merupakan respons pemerintah terhadap meningkatnya kasus flu burung di beberapa wilayah di Indonesia. Penerapan kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi jumlah kasus dan menjamin keamanan kesehatan masyarakat.

Implementasi dari kebijakan ini melibatkan berbagai pihak, seperti peternak unggas, pedagang pasar hewan, dan masyarakat umum.

Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengimplementasikan kebijakan ini antara lain melakukan vaksinasi pada unggas, memperketat pengawasan dan kontrol pasar hewan, dan memberikan edukasi pada masyarakat tentang bahaya virus ini serta cara mencegah penyebarannya.

Manfaat dari penerapan kebijakan ini adalah melindungi kesehatan masyarakat dan unggas dari virus flu burung. Dengan menerapkan kebijakan ini, diharapkan dapat mengurangi jumlah kasus dan menjamin keamanan konsumen terhadap produk-produk unggas.

Selain itu, penerapan kebijakan ini juga dapat meningkatkan kualitas produk unggas karena unggas yang sehat dan bebas dari virus akan memiliki kualitas daging yang lebih baik.

Berkaca pada tahun 2005, terjadi wabah flu burung yang menyerang sejumlah negara di Asia, termasuk Indonesia. Wabah flu burung menghantam seluruh aspek kehidupan masyarakat, termasuk ekonomi.

Indonesia merupakan salah satu negara produsen unggas terbesar di dunia dan menjadikan sektor peternakan sebagai tulang punggung perekonomian nasional.

Namun, saat wabah flu burung melanda Indonesia, harga emiten saham Poultry di Indonesia mengalami penurunan yang drastis.

Sektor peternakan menjadi salah satu sektor yang paling terdampak oleh wabah ini. Peternak mengalami kerugian besar karena harus memusnahkan ternak yang terinfeksi untuk mencegah penyebaran virus.

Selain itu, masyarakat juga mengalami ketakutan dan menghindari mengonsumsi produk-produk unggas karena khawatir akan tertular virus.

Akibatnya, harga produk-produk unggas turun drastis dan banyak peternak yang mengalami kerugian karena penjualan turun tajam.

Selain itu, sektor pariwisata juga terdampak karena wisatawan takut berkunjung ke Indonesia dan menghindari konsumsi makanan yang mengandung produk unggas.

Meskipun mengalami kerugian ekonomi yang besar, Indonesia berhasil mengatasi wabah flu burung dan berhasil memulihkan sektor peternakan dan pariwisata.

Namun, wabah ini menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia dan negara-negara lainnya untuk meningkatkan kewaspadaan dan penanganan terhadap wabah yang mungkin terjadi di masa depan.

Termasuk dikeluarkannya surat edaran ini sebagai bentuk kesigapan dan keseriusan pemerintah dalam menghadapi masalah ini.

Memang, kita tidak dapat menghindari beberapa kerugian yang mungkin bisa diterima oleh masyarakat akibat dari penerapan kebijakan ini.

Salah satu kerugian yang mungkin terjadi adalah kenaikan harga produk unggas karena adanya biaya tambahan yang dikeluarkan oleh peternak dalam melakukan vaksinasi dan menjaga kebersihan kandang.

Selain itu, peternak yang tidak mampu mengikuti kebijakan ini mungkin terpaksa mengurangi produksi unggas mereka, sehingga dapat berdampak pada pasokan produk unggas di pasar.

Hal yang lain, kebijakan ini juga dapat membantu peternak unggas dalam meningkatkan kualitas produksi dan memenuhi standar keamanan pangan yang lebih tinggi.

Selain itu, dengan meningkatkan kualitas produk unggas, pasar dapat menjadi lebih kompetitif dan memberikan manfaat ekonomi bagi peternak dan masyarakat sekitar.

Penting bagi masyarakat untuk memahami konsep biosekuriti dan penerapannya dalam budidaya unggas.

Biosekuriti adalah serangkaian tindakan untuk mencegah masuknya penyakit dan meminimalkan risiko penularan penyakit di antara hewan yang ada di peternakan atau kandang.

Contoh sederhana, misalnya melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap unggas secara rutin, menjaga kebersihan kandang, membatasi orang yang masuk ke dalam kandang, dan memisahkan unggas yang sakit dari yang sehat.

Kenyataan di lapangan, penerapan kebijakan dan implementasi biosekuriti tidaklah mudah.

Dibutuhkan kerjasama yang baik antara pemerintah, peternak, dan masyarakat. Pemerintah perlu memberikan sosialisasi dan edukasi yang lebih intensif kepada masyarakat dan peternak mengenai pentingnya biosekuriti dan cara-cara penerapannya.

Selain itu, pemerintah juga perlu memberikan insentif kepada peternak yang menerapkan biosekuriti dengan baik, seperti memberikan subsidi atau bantuan finansial.

Pemerintah juga perlu memperketat pengawasan terhadap produk unggas yang masuk ke dalam negeri, serta memperketat sanksi bagi pelaku perdagangan unggas yang tidak memenuhi standar biosekuriti.

Perlu juga ditekankan bahwa kita seyogyanya menghindari konsumsi daging ayam yang tidak jelas asal-usulnya. Masyarakat harus selalu memperhatikan produk daging ayam yang dibeli.

Hindari membeli daging ayam dari pedagang yang tidak jelas asal-usulnya atau tidak memiliki sertifikat halal. Lebih aman jika kita memiliki langganan pedagang daging ayam yang sudah kita kenal baik riwayat dagangannya.

Selain masalah kesehatan, AI juga mempengaruhi stabilitas dan keamanan pangan suatu negara. Daging ayam dan turunannya merupakan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia.

Jika wabah AI merebak, produksi daging ayam dan turunannya dapat dikurangi secara drastis atau bahkan dihentikan. Hal ini mempengaruhi pasokan pangan negara dan harga pangan.

Selain itu, jika masyarakat panik dan menghindari produk-produk ayam, maka hal itu juga bisa berdampak negatif pada peternakan ayam dan ekonomi peternakan secara keseluruhan.

Jika produksi ayam menurun drastis dan permintaan turun, peternak bisa mengalami kerugian besar dan mungkin terpaksa menutup usahanya.

Selain itu, masyarakat juga perlu menghindari tindakan yang merugikan seperti membuang ayam yang sehat atau menghindari produk ayam yang sehat dan aman dikonsumsi.

Menghindari produk ayam yang sehat dan aman hanya akan memperburuk situasi dan menyebabkan kerugian pada peternak ayam dan ekonomi peternakan.

Penting bagi kita semua untuk tetap tenang dan mengambil tindakan yang tepat dalam menghadapi kemungkinan wabah AI.

Kita harus tetap memperhatikan aspek kesehatan dan keamanan pangan, serta menjaga stabilitas dan ketahanan pangan nasional.

Untuk itu, pemerintah dan masyarakat harus saling mendukung dan bekerja sama dalam menghadapi kemungkinan wabah AI.

Pemerintah perlu memberikan dukungan dan bantuan kepada peternak ayam dan masyarakat dalam mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.

Sementara itu, masyarakat perlu memahami pentingnya menjaga kesehatan dan keamanan pangan, serta berperan aktif dalam meminimalisir dampak negatif dari kemungkinan wabah AI.

Sehingga, Surat Edaran Peningkatan Kewaspadaan Terhadap HPAI (Highly Pathogenic Avian Influenza) subtipe H5N1 sangat penting dan diperlukan untuk meminimalkan risiko penyebaran penyakit flu burung di masyarakat.

Namun, penerapan kebijakan dan implementasi biosekuriti yang baik di lapangan tidaklah mudah dan membutuhkan kerjasama yang baik antara pemerintah, peternak, dan masyarakat.

Oleh karena itu, sosialisasi dan edukasi yang intensif perlu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan peternak tentang pentingnya biosekuriti dan cara-cara penerapannya.

Dicky Andiarsa

Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi, BRIN

https://www.kompas.com/sains/read/2023/03/05/150900823/menyikapi-surat-edaran-kewaspadaan-terhadap-avian-influenza-ai-di-beberapa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke