Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menyelisik Bisingnya Suara Permainan Lato-Lato

Oleh: Denny Hermawanto*

PERMAINAN lato-lato terdiri atas dua buah bola bandulan yang terbuat dari plastik yang masing-masing digantung menggunakan seutas tali.

Kedua buah tali bandulan tersebut kemudian dihubungkan dengan sebuah cincin untuk pegangan.

Cara memainkan lato-lato adalah dengan mengayunkan pegangan tersebut sehingga dua bola bandulan tersebut saling berbenturan dan menimbulkan bunyi.

Pemain yang sudah lihai dapat dapat membenturkan bola lato-lato tersebut dengan stabil dan dalam waktu yang lama.

Bunyi yang ditimbulkan permainan ini terdengar khas dan keras di telinga.

Dengan semakin populernya permainan ini, semakin banyak yang memainkannya dengan tidak mengenal tempat dan waktu.

Banyak yang mengeluhkan bahwa suara yang dihasilkan oleh permainan ini berisik dan mengganggu kenyamanan. Bahkan ada beberapa daerah yang telah melarang permainan ini karena dampak kebisingan yang ditimbulkannya.

Sebagai penjelasan, kurva Fletcher Munson menggambarkan persepsi telinga terhadap keras atau lemahnya suara saat mendengar suara dengan tingkat kekerasan bunyi yang sama di semua rentang frekuensi dengar manusia.

Dalam ilmu psychoacoustics, fenomena ini disebut dengan loudness level yang memiliki satuan ukuran phon.

Sebagai contoh, loudness level 40 phon menunjukkan bahwa suara dengan tingkat kekerasan bunyi sebesar 40 desibel (dB) pada frekuensi 1.000 Hz akan dipersepsikan sama kerasnya dengan suara pada frekuensi 100 Hz dengan tingkat kekerasan bunyi sebesar 64 dB dan sama kerasnya dengan suara pada frekuensi 4.000 Hz dengan tingkat kekerasan bunyi sebesar 36 dB.

Kurva ini menunjukkan bahwa dengan tingkat kekerasan bunyi yang sama, suara akan terdengar lemah jika suara tersebut adalah frekuensi rendah, namun akan dipersepsikan keras oleh telinga apabila suara tersebut adalah frekuensi tinggi, khususnya di rentang antara 2.000 Hz sampai dengan 5.000 Hz.

Pengukuran menggunakan alat spectrum analyzer menunjukkan suara yang dihasilkan dari benturan bola lato-lato adalah pada rentang frekuensi antara 3.000 Hz sampai dengan 5.000 Hz.

Hal ini menunjukkan bahwa suara yang dihasilkan oleh lato-lato berada di rentang frekuensi yang sensitif bagi telinga manusia.

Agar bola bandulan tetap stabil, pemain lato-lato akan berusaha membenturkan bola tersebut dengan secepat mungkin. Tumbukan bola lato-lato yang cepat tersebut akan menghasilkan suara yang keras yang terjadi dalam waktu yang sangat singkat.

Analoginya adalah seperti saat kita memukul paku dengan palu. Suara terjadi dalam waktu singkat namun terdengar keras di telinga.

Hasil pengukuran menunjukkan tingkat tekanan suara yang dihasilkan dari tumbukan bola lato-lato ini dapat melebihi 100 dB. Tingkat kekerasan suara yang dihasilkan ini hampir sama dengan suara yang dihasilkan saat konser musik.

Berdasarkan nilai ambang batas paparan kebisingan yang diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 13 Tahun 2011 tentang nilai ambang batas faktor fisika dan faktor kimia di tempat kerja, disebutkan bahwa batas waktu paparan kebisingan untuk tingkat tekanan suara 100 dB dalam satu hari adalah 15 menit.

Karena waktu terjadinya suara hasil tumbukan bola lato-lato ini terjadi sangat singkat, akumulasi waktunya tidak sampai melewati ambang batas tersebut sehingga tidak sampai menyebabkan kerusakan pendengaran.

Namun, paparan kebisingan dengan tingkat intensitas yang tinggi walaupun dalam waktu yang singkat tetap berpengaruh ke kesehatan telinga.

Hasil pengukuran menunjukkan bahwa suara yang dihasilkan lato-lato mempunyai tingkat kekerasan bunyi yang tinggi pada frekuensi yang sensitif buat telinga. Hal inilah yang membuat suara lato-lato terdengar bising dan tidak nyaman di telinga.

Denny Hermawanto

Pusat Riset Teknologi Pengujian dan Standar

Badan Riset dan Inovasi Nasional

https://www.kompas.com/sains/read/2023/01/30/060000923/menyelisik-bisingnya-suara-permainan-lato-lato

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke