Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dugong Dinyatakan Punah di China

KOMPAS.com - Sebuah penelitian baru mengungkapkan dugong, mamalia laut gemuk yang mengilhami kisah fantasi putri duyung, telah punah di China.

Selama ratusan tahun, raksasa lembut yang umum dikenal sebagai sapi laut, telah berenang di perairan China dan mencari makan dengan bibir atas yang fleksibel di padang lamun di dasar laut.

Akan tetapi selama lebih dari dua dekade, sapi laut diketahui tidak menampakkan diri di wilayah tersebut.

Catatan sejarah duyung mencapai puncaknya sekitar tahun 1960 dan kemudian menurun dengan cepat dari tahun 1975 dan seterusnya.

Tim ilmuwan internasional baru-baru ini lantas melakukan penyelidikan mendalam, menyurvei komunitas nelayan lokal di empat provinsi China, serta mencari bukti keberadaan dugong.

Dari laporan tersebut, peneliti menemukan bahwa dugong di China belum pernah terlihat lagi di alam liar sejak tahun 2000.

"Berdasarkan temuan ini, kami terpaksa menyimpulkan bahwa dugong telah mengalami keruntuhan populasi (dugong punah) yang cepat selama beberapa dekade terakhir dan sekarang secara fungsional punah di China," tulis para peneliti dalam penelitian tersebut.

Dikutip dari Live Science, Senin (29/8/2022) hewan dugong memiliki tubuh yang montok, lebar, wajah yang murung, dan ekor yang pipih seperti lumba-lumba.

Dugong dewasa memiliki panjang hingga 4 meter dan dapat mempunyai berat lebih dari 400 kilogram.

Dugong adalah hewan menyerupai manatees (yang juga disebut sebagai sapi laut). Akan tetapi sementara manatees atau manate menghuni ekosistem air tawar, sedangkan habitat dugong berada di laut tropis yang dangkal dari Afrika Timur hingga Vanuatu.

Dugong memakan lamun dan mereka satu-satunya mamalia laut yang hidup dengan diet vegetarian eksklusif.

Berhubung mereka sering merumput di dekat garis pantai, dugong sering ditabrak perahu dan tertangkap jaring nelayan.

Aktivitas manusia dalam beberapa dekade terakhir rupanya telah secara drastis mengurangi atau menghancurkan habitat pesisir mereka.

Beberapa orang melaporkan melihat dugong di perairan China dalam lima tahun terakhir, tetapi penampakan itu tak pernah diverifikasi.

Jadi meski ada kemungkinan bahwa beberapa individu duyung masih dapat bertahan hidup di Laut China Selatan bagian utara, kemungkinan juga itu salah identifikasi atau merupakan populasi dugong yang lebih stabil di dekat Filipina.

"Hilangnya dugong di China adalah kerugian yang besar," ungkap Samuel Turvey, rekan penulis studi dan profesor di London Institute of Zoology.

"Ketidakhadiran mereka tak hanya akan berdampak pada fungsi ekosistem tetapi juga berfungsi sebagai peringatan bahwa kepunahan dapat terjadi sebelum tindakan konservasi yang efektif," tambahnya.

Temuan peneliti yang menunjukkan dugong punah di China ini telah dipublikasikan di jurnal Royal Society Open Science.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/08/30/110200923/dugong-dinyatakan-punah-di-china

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke