Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

WMO Sebut Juli Jadi Bulan dengan Suhu Terpanas, Apa Dampaknya?

KOMPAS.com - Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mencatat, banyak negara yang baru saja mengalami satu dari tiga bulan Juli terpanas yang pernah ada.

Hal itu terjadi di tengah gelombang panas ekstrem, kekeringan dan kebakaran hutan yang melanda sejumlah wilayah di dunia.

Pihaknya menyebut, kenaikan suhu mendekati 0,4 derajat Celsius di atas suhu rata-rata dalam periode 1991-2020 di sebagian besar Eropa.

Adapun Eropa bagian barat daya dan barat menjadi wilayah dengan suhu tertinggi, karena gelombang panas yang intens sekitar pertengahan Juli.

“Kami melihat ini di beberapa tempat, tetapi tidak secara global,” ujar juru bicara WMO, Clare Nullis dilansir dari laman UN News, Selasa (9/8/2022).

Dampak suhu panas

Mengutip data dari Copernicus Climate Change Service Eropa, badan cuaca PBB mengonfirmasi bahwa Eropa mengalami Juli terpanas untuk keenam kalinya.

Suhu panas, kata mereka, menyebar ke wilayah utara dan timur. Kemudian, mengantarkan suhu yang sangat tinggi di negara-negara lain, termasuk Jerman dan sebagian Skandinavia.

Berdasarkan data, negara seperti Portugal, Perancis barat, dan Irlandia memecahkan rekor tertinggi suhu terpanas.

Sementara Inggris mencapai suhu 40 derajat Celsius untuk pertama kalinya. Bahkan, Portugal melaporkan ada lebih dari 1.000 orang yang meninggal dunia akibat cuaca panas, per 18 Juli 2022 lalu.

Suhu tinggi dan kekeringan di Eropa saat ini juga memicu sejumlah kebakaran hutan di Portugal.

Selain itu, beberapa negara di Eropa Selatan juga mengalami kebakaran hutan, termasuk Spanyol.

Melansir Reuters, Selasa (19/7/2022) Carlos Antunes, seorang peneliti di Fakultas Sains Lisabon University, mengatakan data-data menunjukkan mereka yang paling mungkin meninggal karena gelombang panas adalah orang tua.

Spanyol turut mencatat rekor bulan terpanas pada Juli, dengan suhu rata-rata mencapai 25,6 derajat Celsius.

Disebutkan pula bahwa gelombang panas di negara tersebut, terjadi sejak 8 hingga 26 Juli yang merupakan kenaikan suhu paling intens dan paling lama.

Rekor nasional sepanjang masa untuk suhu maksimum harian dipecahkan Wales, dan Skotlandia.

Selama Juli 2022, WMO juga melaporkan laspisan es Laut di Antartika mengalami penurunan mencapai 7 persen.

Pihaknya menyampaikan, berdasarkan data konsentrasi es Laut Arktik adalah yang terendah untuk bulan Juli dalam catatan satelit, yang dimulai pada 1979. 

“Kami mulai dengan tumpukan salju rendah di gletser di pegunungan Alpen, dilaporkan oleh layanan meteorologi. Saat ini gelombang panas berturut-turut, adalah berita buruk bagi gletser di Eropa," ucap Nullis.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/08/11/200500123/wmo-sebut-juli-jadi-bulan-dengan-suhu-terpanas-apa-dampaknya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke