Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jemaah Haji Rentan Alami Penyakit Kulit, Begini Cara Mencegahnya

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut selain dehidrasi, jemaah haji Indonesia rentan mengalami permasalahan pada kulit. Penyakit kulit itu disebabkan suhu panas dengan kelembapan yang rendah di Arab Saudi.

Setidaknya, jemaah pada musim haji 2022 berisiko mengalami kondisi kulit kering dan pecah-pecah, yang pada akhirnya menimbulkan rasa tidak nyaman.

Kondisi tersebut juga bisa mengarah pada terjadinya penyakit, atau memperparah kondisi kesehatan orang yang sebelumnya memiliki riwayat diabetes.

Dijelaskan dokter spesialis dermatologi dan venereologi Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, dr Milany Harirahmawati, ada sejumlah penyakit kulit yang kerap kali dialami jemaah haji, antara lain:

Penyakit kulit yang dapat terjadi pada jemaah haji ini, kata Milany, dapat dicegah dengan senantiasa menjaga kesehatan kulit yakni dengan kelembapannya.

Ia menambahkan, orang yang mengidap xerosis kutis memiliki ciri-ciri kulit terasa kasar, kering, tampak bersisik dan pecah-pecah.

Sehingga, apabila jemaah haji mengalami gejala penyakit kulit ini harus memperhatikan asupan cairan, mengoleskan pelembap, dan selalu menggunakan alat pelindung diri untuk terhindar dari paparan sinar Matahari secara langsung.

“Jemaah disarankan senantiasa memperhatikan tiga hal ini untuk menjaga kesehatan kulitnya selama di tanah suci,” ujar Milany dilansir dari laman resmi Kemenkes, Sabtu (2/7/2022).

Kemenkes mengatakan bahwa jemaah haji rentan mengalami penyakit kulit. Salah satunya, dermatitis atopik adalah kelainan kulit yang didasari oleh adanya riwayat atopi atau alergi.

Jika jemaah haji mengalami gejala dermatitis atopi seperti ini, dokter menyarankan untuk tidak hanya menggunakan pelembap, tetapi juga diberikan pula zat yang bersifat anti inflamasi.

“Anti inflamasi ini untuk mengurangi rasa gatal akibat pelepasan histamin dari dalam tubuh yang mengalami alergi,” ungkapnya.

Dokter Milany turut menyarankan agar jemaah haji tidak membiarkan kulitnya kering, agar tidak terjadi luka pada kulit yang berakibat timbulnya selulitis.

Selulitis merupakan peradangan jaring sub kutis akibat infeksi bakteri.

Menurutnya, penderita diabetes lebih rentan mengalami selulitis, terutama bagi yang memiliki komplikasi diabetic foot.

“Untuk itu jemaah haji terutama yang memiliki risiko tinggi terhadap terjadi penyakit kulit seperti penderita diabetes dan gangguan imunitas lainnya, harus lebih peduli dengan kesehatan kulitnya. Karena mencegah lebih baik daripada mengobati,” pungkas Milany.

Cara menjaga kesehatan kulit

Bagi jemaah haji yang sedang menjalankan ibadahnya di Arab Saudi, seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Rabu (6/10/2021) untuk menjaga kondisi kulit agar tetap lembab ialah tetap terhidrasi dengan meminum air yang cukup.

Pasalnya, meski kulit kering merupakan kondisi kulit yang kemungkinan besar akan bertahan lama, namun dehidrasi merupakan keadaan kulit yang bisa diperbaiki dengan membuat kulit tetap terhidrasi.

Adapun seseorang disarankan untuk minum sebanyak 1,5 hingga 2 liter air per harinya. Jumlah ini, setara dengan delapan gelas air putih.

"Ketika terhidrasi, sel-sel kulit kita membengkak, dan ini bagus. Ini akan meminimalkan munculnya garis-garis halus dan kerutan, dan umumnya membuat kita tidak terlalu terlihat lelah,” jelas dokter kulit bersertifikat Ross C. Radusky

Selain itu, lindungi kulit dengan produk yang mengandung petroleum jelly setelah mengoleskan pelembap sebelum tidur, agar membuatnya lebih bernutrisi.

Menjaga kesehatan kulit dengan produk tersebut akan membantu kulit menyegel semua kelembapan dari serum dan krim yang digunakan, serta membuat kulit tetap terhidrasi.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/07/04/100200123/jemaah-haji-rentan-alami-penyakit-kulit-begini-cara-mencegahnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke