Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Preeklamsia, Hipertensi di Masa Kehamilan

Preeklamsia adalah komplikasi kehamilan berpotensi berbahaya yang ditandai dengan tekanan darah tinggi.

Biasanya, preeklamsia terjadi saat usia kehamilan mencapai 20 minggu pada wanita yang tekanan darah sebelumnya berada dalam kisaran standar.

Sehingga, penting bagi ibu hamil untuk waspada dan tetap menjaga kesehatan tubuh agar tidak terjadi komplikasi.

Seseorang dengan preeklamsia kemungkinan memiliki tekanan darah tinggi, kadar protein tinggi dalam urin yang mengindikasikan kerusakan ginjal (proteinuria), atau tanda-tanda kerusakan organ lainnya.

Apabila tidak diobati, preeklamsia dapat menyebabkan komplikasi serius, bahkan fatal bagi ibu dan bayi.

Gejala preeklamsia

Ciri khas preeklamsia adalah tekanan darah tinggi, proteinuria, atau tanda-tanda kerusakan ginjal maupun organ lainnya. Tapi, mungkin seorang ibu hamil tidak memiliki gejala yang terlihat.

Tanda-tanda pertama preeklamsia sering terdeteksi selama kunjungan rutin prenatal dengan penyedia layanan kesehatan. Seiring dengan tekanan darah tinggi, tanda dan gejala preeklamsia kemungkinan termasuk:

  • Kelebihan protein dalam urin (proteinuria) atau tanda-tanda lain dari masalah ginjal
  • Penurunan kadar trombosit dalam darah
  • Peningkatan enzim hati yang menunjukkan masalah hati
  • Sakit kepala parah
  • Perubahan penglihatan, termasuk kehilangan penglihatan sementara, penglihatan kabur, atau sensitivitas cahaya
  • Sesak napas, disebabkan oleh cairan di paru-paru
  • Nyeri di perut bagian atas, biasanya di bawah tulang rusuk di sisi kanan
  • Mual atau muntah

Kenaikan berat badan dan pembengkakan (edema) merupakan hal yang wajar selama kehamilan. Tapi, kenaikan berat badan yang tiba-tiba atau munculnya edema secara tiba-tiba terutama di wajah dan tangan mungkin menjadi tanda preeklamsia.

Penyebab preeklamsia

Kemungkinan preeklamsia disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya plasenta, organ yang memberi makan janin selama kehamilan.

Pada awal kehamilan, pembuluh darah baru berkembang untuk memasok oksigen dan nutrisi ke plasenta.

Pada wanita dengan preeklamsia, pembuluh darah ini tampaknya tidak berkembang atau bekerja dengan baik. Masalah dengan seberapa baik darah bersirkulasi di plasenta dapat menyebabkan pengaturan tekanan darah yang tidak teratur pada ibu.

Kondisi yang terkait dengan risiko preeklamsia yang lebih tinggi meliputi riwayat preeklamsia pada kehamilan sebelumnya, hamil lebih dari satu bayi, tekanan darah tinggi kronis (hipertensi), diabetes sebelum kehamilan, penyakit ginjal, gangguan autoimun, dan penggunaan fertilisasi in vitro.

Sementara itu, kondisi yang terkait dengan risiko sedang mengembangkan preeklamsia antara lain kehamilan pertama, kegemukan, riwayat keluarga dengan preeklamsia, usia ibu hamil 35 tahun atau lebih, komplikasi pada kehamilan sebelumnya, dan jarak kehamilan lebih dari 10 tahun dari sebelumnya.

Komplikasi preeklamsia

Preeklamsia berisiko menyebabkan komplikasi, seperti terganggunya pertumbuhan janin, kelahiran prematur, hingga penyakit kardiovaskular sebagai berikut:

- Pertumbuhan janin

Preeklamsia memengaruhi arteri yang membawa darah ke plasenta. Jika plasenta tidak mendapatkan cukup darah, bayi mungkin menerima darah dan oksigen yang tidak memadai, serta nutrisi yang lebih sedikit.

Hal tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan yang lambat atau dikenal sebagai pembatasan pertumbuhan janin.

- Kelahiran prematur

Preeklamsia dapat menyebabkan kelahiran prematur yang tidak direncanakan, persalinan sebelum usia 37 minggu.

Bayi lahir prematur mempunyai peningkatan risiko kesulitan bernapas dan makan, masalah penglihatan, masalah pendengaran, dan keterlambatan perkembangan.

- Solusio plasenta

Preeklamsia meningkatkan risiko solusio plasenta, yaitu kondisi plasenta terlepas dari dinding bagian dalam rahim sebelum melahirkan.

Solusio yang parah dapat menyebabkan pendarahan hebat, yang bisa mengancam jiwa ibu dan bayi.

- Sindrom HELLP

HELLP adalah singkatan dari hemolisis atau penghancuran sel darah merah, peningkatan enzim hati, dan jumlah trombosit yang rendah.

Bentuk preeklamsia yang parah ini mempengaruhi beberapa sistem organ. Sindrom HELLP mengancam jiwa ibu dan bayi, dan dapat menyebabkan masalah kesehatan seumur hidup bagi ibu.

Tanda atau gejala dari sindrom ini termasuk mual, muntah, sakit kepala, sakit perut kanan atas, dan perasaan sakit. Terkadang, keadaan tersebut berkembang tiba-tiba bahkan sebelum tekanan darah tinggi terdeteksi.


- Eklampsia

Eklampsia adalah timbulnya kejang atau koma dengan tanda atau gejala preeklamsia. Namun, sangat sulit untuk memprediksi pasien dengan preeklamsia akan berkembang menjadi eklampsia atau tidak.

Eklampsia dapat terjadi tanpa tanda atau gejala preeklamsia yang diamati sebelumnya. Tanda dan gejala yang mungkin muncul sebelum kejang termasuk sakit kepala parah, masalah penglihatan, kebingungan mental, atau perubahan perilaku.

Kendati begitu, seringkali tidak ada gejala atau tanda peringatan. Eklampsia dapat terjadi sebelum, selama, atau setelah melahirkan.

- Kerusakan organ lainnya

Preeklamsia dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, hati, paru-paru, jantung, atau mata, dan dapat menyebabkan stroke atau cedera otak lainnya. Keadaan cedera pada organ lain tergantung pada seberapa parah preeklamsia.

- Penyakit kardiovaskular

Memiliki preeklamsia dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) di masa depan.

Bahkan risikonya lebih besar jika pernah mengalami preeklamsia lebih dari sekali atau Anda pernah melahirkan prematur.

Sebelum melakukan pengobatan dengan minum obat, vitamin atau suplemen apa pun, pastikan aman dengan berkonsultasi terhadap dokter atau penyedia layanan kesehatan.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/05/18/180500623/mengenal-preeklamsia-hipertensi-di-masa-kehamilan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke