Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Hepatitis Akut Misterius Berpotensi jadi Pandemi Berikutnya?

KOMPAS.com - Belum usai pandemi Covid-19 yang berdampak besar pada kehidupan manusia dua tahun belakangan ini, penyakit misterius baru yang dijuluki hepatitis akut bermunculan menyerang anak-anak di sejumlah negara. Apakah penyakit ini akan menjadi pandemi berikutnya?

Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, hepatitis akut misterius yang banyak menyerang anak-anak saat ini bukanlah risiko pandemi baru.

Senada dengan apa yang disampaikan Dicky, Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) juga berkata bahwa jika melihat perkembangan kasusnya, hepatitis akut diprediksi tidak akan menjadi pandemi.

"Makanya WHO juga bilang (Hepatitis Akut Misterius) Kejadian Luar Biasa (KLB) aja," kata Piprim kepada Kompas.com, Selasa (17/5/2022).

Diduga terkait long Covid-19

Kepada Kompas.com, Kamis (12/5/2022); Dicky berkata bahwa dia melihat hepatitis akut ini sebagai bagian dari pandemi Covid-19 dan merupakan salah satu bentuk long Covid.

Ia menambahkan, sejak terjadi wabah Covid-19 di Wuhan, China, pada awal 2020 lalu, hepatitis itu sudah terdeteksi, baik pada anak maupun orang dewasa, dengan melihat ternyata ada peningkatkan enzim hati, termasuk ikterus atau bayi terlihat berwarna kekuningan.

Selain itu, menurut Dicky, argumentasi lainnya adalah data kasus hepatitis di Israel. Di negara tersebut, 90 persen anak-anak yang terinfeksi hepatitis akut pernha terinfeksi atau terpapar Covid-19 dalam waktu satu tahun terakhir.

“Seiring waktu berjalannya pandemi, maka kita akan melihat dampak tidak langsung maupun langsung dari pandemi ini,” kata dia.

Hipotesis awal memang menyebutkan bahwa hepatitis akut misterius mungkin disebabkan oleh adenovirus, namun menurut Dicky, potensinya relatif kecil jika melihat hasil analisis darah pasien-pasien anak.

Pasalnya, meski ada kesamaan pada beberapa pasien hepatitis akut misterius anak di mana dalam darahnya ditemukan ada adenovirus, ini hanya sebagian kecil dari total pasien yang telah terkonfirmasi.

“Jadi ini yang melemahkan argumentasi itu, bahwa ini dikaitkan dengan adenovirus dan di sisi lain menguatkan hipotesis saya bahwa (hepatitis akut misterius) ini berkaitan dengan atau terkait dengan pandemi Covid-19 itu sendiri,” jelasnya.

Hepatitis akut misterius juga sampai saat ini masih cenderung lebih rentan dialami oleh anak-anak dengan mayoritas kasusnya atau lebih dari 90 persen menimpa anak-anak berusia 5 tahun ke bawah. Anak-anak golongan usia ini memang belum bisa diberikan produk vaksin Covid-19 merek apapun.

Sebaliknya, data yang ada menunjukkan bahwa kasus hepatitis pada orang dewasa yang sudah terpapar Covid-19 cukup kecil ditemukan atau sangat sedikit.

Padahal, pandemi seharusnya melampaui atau melewati lintas batas wilayah, usia, dan berbagai perbedaan yang ada.

“Artinya lagi, kalau mengikuti kriteria pandemi, ini (hepatitis akut) menjadi semakin jauh (dari pandemi),” jelasnya.

Dokter Piprim juga sependapat. Dia berkata bahwa salah satu dugaan memang ke arah keterkaitan antara Hepatitis Akut Misterius dan infeksi Covid-19.

Dugaan ini diperkuat dengan hipotesis bahwa jika hanya karena adenovirus, maka kecil kemungkinan penyakit hepatitis akut misterius ini bisa menyebar lintas negara dan banyak negara.

"Bisa jadi infeksi Covid-19 membuat anak jadi menurun imunitasnya dan lebih rentan terkena adenovirus yang biasanya nggak bikin penyakit berat. Salah satu studi melaporkan seperti itu," jelasnya.

Meski demikian, baik Piprim maupun Dicky sama-sama menegaskan pentingnya data lanjutan dari investigasi penyakit hepatitis akut misterius yang sedang dilakukan.

Mitigasi terinfeksi Hepatitis Akut Misterius

Selagi menunggu hasil investigasi, Dicky berkata bahwa hal yang paling penting saat ini adalah melakukan mitigasi, baik itu primer maupun sekunder.

Mitigasi primer pada prinsipnya adalah mencegah infeksi terjadi, yang bisa dilakukan dengan vaksinasi, disiplin protokol kesehatan dan menjaga imunitas tubuh.

Sementara itu, mitigasi sekunder adalah segera tanggap ketika menemukan ada yang terpapar hepatitis akut. Caranya dengan membawa pasien dan orang-orang yang berada di sekitarnya serta berkategori rentan (misalnya memiliki komorbid) untuk segera melakukan konsultasi dengan dokter baik.

Terakhir yang tidak kalah penting adalah mengupayakan untuk menjaga pola hidup bersih sehat, sanitasi lingkungan yang baik, dan makanan-minuman yang sehat dan bersih.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/05/17/170000923/apakah-hepatitis-akut-misterius-berpotensi-jadi-pandemi-berikutnya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke