Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penyakit Mulut dan Kuku pada Ternak Tak Bisa Diobati, tapi Bisa Dicegah

KOMPAS.com - Ribuan sapi di sejumlah daerah dilaporkan terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang tidak dapat diobati ini dalam sepekan terakhir.

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), Drh H Muhammmad Munawaroh MM mengatakan, penyakit PMK ini harus menjadi fokus para pemiliki hewan ternak berkaki empat dan pemerintah saat ini.

“Penyakit ini masih belum ada obatnya, belum bisa diobati sampai saat ini,” kata Munawaroh kepada Kompas.com, Kamis (12/5/2022).

Selain belum bisa diobati, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) bisa menular tidak hanya melalui kontak langsung, tetapi juga melalui udara dengan radius 100-200 kilometer, sehingga penyakit ini sedikit sulit dihindari penyebarannya.

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau Foot and Mouth Disease adalah penyakit hewan yang cepat menular. Penyakit ini menyerang hewan berkuku belah (cloven hoop), seperti sapi, kerbau, domba, kambing, babi, rusa atau kijang, unta dan gajah.

Berdasarkan catatan PDHI, Indonesia telah diakui secara internasional oleh Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (OIE) dan dinyatakan bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku ini sejak tahun 1990.

Namun, pada bulan Mei 2022 kasus PMK yang sudah lama terbebas kasusnya di Indonesia ini, kembali dilaporkan di Jawa Timur dan Aceh.

Sebanyak 1.247 hewan ternak di daerah Kabupaten Gresik, Lamongan, Sidoarjo, Mojokerto dan Aceh Tamiang dilaporkan terinfeksi penyakit ini.

“Sementara ini (PMK diketahui) juga sudah menyebar ke daerah lain, info yang diterima Yogyakarta, Lombok Tengah dan Lombok Timur dan Jawa Barat,” jelasnya.

Cara mencegah Penyakit Mulut dan Kuku

Dikarenakan tidak bisa diobati, Munawaroh menegaskan pentingnya mencegah dan mengenali ciri-ciri gejala penyakit ini pada hewan ternak yang dimiliki agar dapat menghindari kerugian yang lebih besar lagi.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah munculnya kerugian yang lebih besar adalah dengan meningkatkan kondisi kesehatan ternak melalui pemberian vitamin, obat-obatan hewan seperti antibiotik dan analgestik untuk mencegah munculnya secondary infection.

“Sebenarnya mencegah penyakit ini bisa dilakukan dengan vaksinasi, tapi vaksin ini belum ada di Indonesia. Makanya pemerintah harusnya bisa mendatangkan vaksin ini,” kata dia.

“Nah yang sekarang bisa kita lakukan untuk mencegah yaitu meningkatkan imunitas hewan tersebut, bisa dengan pemberian multivitamin, dan obat-obatan yang dibutuhkan hewan itu,” tambahnya.

Sementara, jika telah menemukan salah satu hewan ternak menderita Penyakit Mulut dan Kuku ini maka sebaiknya hewan yang sakit dijauhkan dengan jarak 100-200 kilometer dari hewan-hewan yang sehat.

Selanjutnya, bersihkan kandang dengan disinfektan, laporkan kejadian tersebut pada dinas tenaga kesehatan atau PDHI setempat, dan jangan pindahkan hewan-hewan ini ke daerah lain dalam masa sekarang untuk menghindari penularan kasus.

Untuk melakukan pencegahan, juga perlu diketahui gejala atau ciri-ciri hewan ternak terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku ini.

Ciri gejala Penyakit Mulut dan Kuku pada hewan

Sama halnya dengan penamaan penyakit yang diberikan, ciri-ciri khas infeksi Penyakit Mulut dan Kuku ini lebih banyak menimbulkan gejala-gejala penyakit di sekitar mulut dan kuku hewan tersebut.

Hewan yang sakit akibat infeksi virus PMK memperlihatkan gejala klinis yang patogonomik berupa lepuh atau lesi pada mulut dan pada seluruh teracak kaki.

“Dan mereka (hewan terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku) tidak mau makan. Banyak yang mati akibat kelaparan karena mereka tidak mau makan,” ujarnya.

Munawaroh menambahkan, karena PMK adalah penyakit virus yang tidak dapat diobati, maka upaya yang harus digiatkan dari sekarang yakni pencegahan munculnya kerugian lebih besar.

Tindakan yang bisa dilakukan yaitu dengan meningkatkan kondisi kesehatan ternak melalui pemberian vitamin, obat-obatan hewan untuk mencegah munculnya secondary infection.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/05/12/170000723/penyakit-mulut-dan-kuku-pada-ternak-tak-bisa-diobati-tapi-bisa-dicegah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke