Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Fosil Laba-laba Bersinar Ditemukan di Perancis Selatan, Seperti Apa?

KOMPAS.com- Tim peneliti yang tengah mempelajari fosil laba-laba bersinar berusia 22,5 juta tahun dikejutkan dengan sesuatu yang berbeda pada fosil yang ditemukan di Aix-en-Provence, Perancis Selatan itu.

Tak hanya terawetkan dengan baik, saat melakukan analisis di bawah mikroskop, fosil laba-laba itu ternyata bersinar.

Detail anatomi seperti perut dan cakar tampak bercahaya. Fluoresensi itu menurut peneliti kemungkinan terjadi karena proses fosilisasi.

Laba-laba yang ditemukan ini hidup pada akhir Zaman Oligosen di lingkungan danau atau laguna.

Lapisan batu tempat mereka ditemukan sendiri begitu berlimpah dengan fosil serangga yang dikenal sebagai Insect Bed dan telah dipelajari sejak akhir tahun 1700-an.

Seperti dikutip dari Gizmodo, Selasa (26/4/2022) setelah diketahui bahwa peneliti temukan fosil laba-laba bersinar tersebut saat ditempatkan dalam ruangan yang gelap, selanjutnya mereka pun ingin menelitinya lebih lanjut.

Hal itu dilakukan untuk memahami dengan tepat kondisi apa yang mendorong fosil laba-laba ini bisa terawetkan dengan baik, serta alasan mengapa fosil laba-laba bisa bersinar.

"Autofluoresensi yang kami amati di sini adalah hasil dari komposisi kimia matriks batuan dan sisa-sisa biologis yang berubah. Tetapi tak ada apa pun tentang autofluoresensi yang unik dari laba-laba itu sendiri," kata Alison Olcot, paleontolog dari Universitas Kansas dan penulis utama studi ini.

Dalam studinya, peneliti menggunakan mikroskop pemindai elektron, tim menenemukan banyak mikrofosil bulat dan seperti jarum yang menutupi batu di tempat fosil laba-laba ditemukan.

Lalu dengan menggunakan spektroskopi sinar-X untuk melihat lebih detil fosil laba-laba bersinar itu, tim peneliti menentukan bahwa mikrofosil terdiri dari silika.

Sebagian besar mikrofosil adalah diatom, ganggang silisifikasi yang masih mendominasi lautan Bumi saat ini.

Para peneliti percaya diatom mengawetkan organisme jaringan lunak di lingkungan purba yang dalam hal ini adalah fosil laba-laba.

Selanjutnya, lapisan mikroalga yang disebut zat polimer ekstraseluler menstabilkan kimia laba-laba dan melindunginya dari degradasi.

Polimer yang berbeda dalam fosil kemudian menyebabkannya berfluoresensi otomatis di bawah pencahayaan tertentu.

Lalu bagaimana laba-laba tersebut bisa terawetkan. Peneliti berteori saat arthropoda itu melayang di permukaan danau atau laguna yang ditumbuhi diatom atau ganggang, laba-laba kemudian terjebak dalam sedimen yang akhirnya menyebabkan fosil terbentuk.

Ini bukan pertama kalinya Universitas Kansas menghasilkan penelitian tentang fosil laba-laba yang bersinar.

Pada tahun 2019, peneliti dari universitas yang sama juga menemukan fosil mata laba-laba yang bercahaya. Fosil berusia 100 juta tahun ini pun juga terawetkan dengan baik.

Peneliti pun kini berencana untuk mempelajari situs selain Aix-en-Provence guna melihat seberapa banyak pelestarian fosil serupa dapat dikaitkan dengan keberadaan ganggang diatom.

Peneliti temukan fosil laba-laba bersinar tersebut dan telah menganalisisnya. Hasil studi ini pun telah dipublikasikan di jurnal Communications Earth & Environment.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/04/27/110100023/fosil-laba-laba-bersinar-ditemukan-di-perancis-selatan-seperti-apa-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke