Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Terkenal sebagai Hewan Berbahaya, Bagaimana Cara Ikan Pari Kawin?

KOMPAS.com - Ikan pari termasuk hewan yang biasanya ditemui di perairan, baik di sungai, danau air tawar, maupun dasar laut.

Spesies ini diketahui sebagai ikan yang sangat berbahaya, karena memiliki duri bergerigi yang beracun di bagian ekornya.

Jika ikan pari merasa terancam, maka mereka akan mengangkat ekornya yang berduri untuk menyerang predator ataupun sesuatu yang dianggap mengancam.

Pada tahun 2006, pembawa acara khusus hewan asal Australia Steve Irwin meninggal dunia akibat ekor ikan pari berduri yang menusuk jantungnya, saat berenang terlalu dekat dengan mereka.

Sehingga, ikan pari bisa dikatakan sebagai hewan berbahaya yang juga mengancam nyawa manusia.

"Kebanyakan ikan pari hidup di lingkungan air asin pesisir dibandingkan laut terbuka. Namun, ada satu spesies ikan pari yang hidup di perairan laut terbuka, yaitu ikan pari pelagis (Pteroplatytrygon violacea)," ujar profesor biologi di Florida Atlantic University, Stephen Kajiura.

Sama seperti hewan pada umumnya, ikan pari juga melakukan perkawinan untuk menghasilkan keturunan.

Menariknya, ikan pari jantan akan mengandalkan indra penciumannya untuk menemukan betina yang siap bereproduksi. Kamasutra satwa edisi kali ini, akan membahas lebih lanjut mengenai bagaimana ikan pari kawin.

Seperti dilansir dari Bioweb, Kamis (10/3/2022) musim kawin akan terjadi di akhir musim dingin atau sekitar bulan Juni sampai September dan musim semi atau pada September hingga Desember. Musim kawin ikan pari juga bisa berlangsung selama beberapa bulan tergantung pada spesiesnya.

Lantaran para pejantan menggunakan penciumannya untuk mencari pasangan, maka pari betina mengeluarkan aroma khusus untuk memberi tahu pejantan bahwa mereka siap kawin.

Kemudian, seekor jantan akan mengikuti betina dan menggigit cakramnya, sehingga memungkinkan dia memasukkan clasper-nya ke dalam kloaka betina.

Ikan pari jantan menggunakan clasper mereka yang merupakan sirip perut untuk mengirimkan sperma ke saluran telur betina. Sementara, kloaka ikan pari betina akan menampung sperma tersebut.


Pada spesies ikan pari Selatan, embrio yang telah dibuahi akan tetap berada di dalam tubuh betina sejak masih berupa telur hingga berkembang sepenuhnya.

Dilansir dari Live Science, Jumat (4/9/2020) ikan pari betina umumnya memiliki masa kehamilan yang lama, mulai dari enam bulan hingga dua tahun.

Hal ini menjadi unik karena biasanya ikan mengalami pembuahan eksternal, alih-alih melakukan hal yang sama, ikan pari menyimpan telur di dalam dirinya sendiri selama proses perkembangan.

Anak ikan pari yang masih dikandung akan bergantung pada sumber makanan yang berasal dari kantung kuning telur di dalam sel telur dan dari dinding rahim induknya.

Sang induk juga mengeluarkan bayi ikan pari dengan cara melahirkan, di mana jenis reproduksi ini disebut sebagai ovovivipar atau berkembang biak dengan bertelur dan melahirkan.

Biasanya, ikan pari betina akan melahirkan antara dua hingga 10 anak dalam satu tahun sekali. Ketika anak ikan pari tumbuh besar, mereka siap untuk mencari makanan dan hidup tanpa bantuan induknya serta mempertahankan diri dari predator.

Setelah memasuki usia remaja, ikan pari akan berenang menjauh dan menjalani hidup tanpa induknya.

Akan tetapi, beberapa spesies ikan pari seperti whipray air tawar, induknya merawat anak dengan membawa mereka berenang bersamanya hingga berukuran 1/3 dari tubuh induknya.

Tidak seperti ikan pari betina, para pejantan tidak merawat bayi ikan pari yang dilahirkan oleh pasangannya. Ikan pari bisa hidup selama enam hingga delapan tahun lamanya, bergantung pada spesiesnya.

Kajiura memaparkan, bahwa beberapa spesies pari air tawar di Asia Tenggara, dapat hidup selama 25 tahun atau lebih. Namun demikian, masih belum diketahui secara pasti berapa lama tepatnya ikan pari bisa bertahan hidup.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/03/13/170500923/terkenal-sebagai-hewan-berbahaya-bagaimana-cara-ikan-pari-kawin-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke