Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Infeksi Covid-19 Tingkatkan Risiko Komplikasi Kehamilan, Studi Jelaskan

Peneliti Wayne State University mengungkapkan, infeksi corona juga dapat menyebabkan respons imun inflamasi pada janin. Tim melakukan evaluasi wanita hamil di awal pandemi, sebelum para ilmuwan mengetahui banyak hal mengenai virus ini.

“Kami menemukan wanita hamil yang terinfeksi SARS-CoV-2 menunjukkan respons peradangan, bahkan jika tidak menunjukkan gejala,” papar salah satu penulis penelitian Dr Nardhy Gomez-Lopez seperti dikutip dari wdet.org, Selasa (8/2/2022).

Studi yang dilakukan masih dalam lingkup kecil, mengevaluasi sebanyak 23 orang wanita hamil. Sebanyak 12 orang dinyatakan positif terkena virus, dengan delapan orang tidak bergejala, satu bergejala ringan, dan tiga mengalami infeksi berat.

Studi peer-review dapat diakses di jurnal Natural Communications. Tim membandingkan respons imun antara ibu dan bayinya yang baru lahir melalui darah ibu dan darah tali pusat.

Gomez-Lopez mengatakan, virus menginduksi respons imun janin, tapi masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh respons imun pada bayi yang baru lahir.

“Kita perlu melakukan lebih banyak penelitian untuk mengetahui apakah peradangan ini memiliki konsekuensi di kemudian hari,” ujar dia.

Perlu diketahui, para peneliti mempelajari masalah ini sebelum vaksin corona keluar, dan temuan ini seharusnya tidak menyurutkan niat wanita hamil untuk mendapatkan suntikan vaksin.

“Ada penelitian yang menunjukkan bahwa ibu hamil mendapat manfaat dari vaksinasi, jadi mereka tidak perlu khawatir,” ujar Gomez-Lopez.

Dalam penelitian ini, para ilmuwan juga ditemukan beberapa hal, seperti:

Infeksi corona tingkatkan risiko komplikasi kehamilan

Sebuah studi lain yang didanai National Institutes of Health (NIH) menemukan, wanita hamil dengan Covid-19 kemungkinan berisiko lebih besar untuk mengalami komplikasi kehamilan.

Melansir nih.gov, penelitian yang melibatkan hampir 2.400 wanita hamil dengan infeksi SARS-CoV-2, menemukan ibu hamil yang terinfeksi virus dalam kondisi sedang hingga parah lebih mungkin untuk melahirkan secara sesar, prematur, meninggal sekitar waktu kelahiran, atau mengalami masalah serius yang terkait dengan penyakit akibat gangguan hipertensi kehamilan, perdarahan postpartum, atau infeksi selain SARS-CoV-2.

Lebih lanjut, ibu hamil yang terpapar corona juga lebih mungkin kehilangan kehamilannya atau memiliki bayi yang meninggal selama periode baru lahir. Sementara itu, infeksi ringan atau tanpa gejala tidak berhubungan dengan peningkatan risiko kehamilan.

“Temuan ini menggarisbawahi perlunya wanita usia subur dan individu hamil untuk divaksinasi dan untuk mengambil tindakan pencegahan lain agar tidak terinfeksi SARS-CoV-2,” kata Direktur Institut Nasional Eunice Kennedy Shriver NIH. Kesehatan Anak dan Pembangunan Manusia (NICHD) Diana Bianchi, MD.

“Ini (vaksin) adalah cara terbaik untuk melindungi ibu hamil dan bayinya,” lanjut dia.


Studi dilakukan oleh Torri D. Metz, MD, dari University of Utah, Salt Lake City, dan rekan-rekannya di NICHD Maternal-Fetal Medicine Units Network. Penelitian telah diterbitkan di Journal of American Medical Association, dengan pendanaan tambahan disediakan oleh Pusat Nasional NIH.

Studi melibatkan lebih dari 13.000 orang hamil dari 17 rumah sakit di Amerika Serikat, dengan sekitar 2.400 di antaranya terinfeksi SARS-CoV-2. Peserta melahirkan pada periode 1 Maret-31 Desember 2020, sebelum vaksin tersedia.

Para peneliti membandingkan hasil di antara ibu hamil dengan infeksi Covid-19 terhadap yang berasal dari pasien yang tidak terinfeksi, dan mentabulasi hasil penelitian sebagai hasil utama, yaitu terkait kematian pasien karena sebab apa pun atau memiliki penyakit atau kondisi serius yang berhubungan dengan komplikasi kebidanan umum.

Selain itu, juga dilakukan evaluasi hasil dalam beberapa hasil sekunder, termasuk kelahiran sesar, kelahiran prematur, dan kematian bayi baru lahir.

Dibandingkan dengan pasien yang tidak terinfeksi, pasien yang terpapar Covid-19 sedang hingga berat lebih mungkin mengalami hasil utama dengan presentase masing-masing sebesar 26,1 persen dan 9,2 persen.

Ditemukan pula kemungkinan lebih untuk melahirkan dengan operasi caesar sebesar 45,4 persen dibanding 32,4 persen, kelahiran prematur sebesar 26,9 persen dibanding 14,1 persen, atau memiliki kematian bayi baru lahir sebesar 3,5 persen dibanding 1,8 persen.

Dituliskan, infeksi Covid-19 ringan atau tanpa gejala tidak terkait dengan hasil yang merugikan.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/02/09/130500123/infeksi-covid-19-tingkatkan-risiko-komplikasi-kehamilan-studi-jelaskan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke