Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gempa M 5,2 Pangandaran Masuk Zona Megathrust, Ini Penjelasan BMKG

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), episenter gempa bumi terletak di koordinat 8,81 derajat LS dan 108,09 derajat BT, atau pada jarak 130 km arah selatan Kota Pangandaran, Jawa Barat.

Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, pusat gempa berada di laut dengan kedalaman 42 km.

Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal. Hal ini terlihat dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya.

Gempa diakibatkan oleh deformasi atau patahan dalam Lempeng Indo-Australia, yang menujam ke bawah Lempeng Eurasia.

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme kombinasi pergerakan turun mendatar (oblique normal),” ujar Daryono saat dihubungi Kompas.com, Jumat (28/1/2022).

Daryono menegaskan, hasil pemodelan menunjukkan gempa tidak berpotensi tsunami.

Dampak gempa

Adapun guncangan gempa dirasakan di beberapa daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Gempa terasa di wilayah Pangandaran, Cilacap, dan Kebumen dalam skala intensitas III-IV MMI.

Sementara itu, wilayah Tasikmalaya, Banjar, dan Ciamis merasakan gempa yang terjadi dengan skala intensitas III MMI.

“Gempa juga dirasakan di Garut dan Periangan dengan skala intensitas II MMI,” tutur dia.

Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut.

Hasil monitoring BMKG menunjukkan belum adanya aktivitas gempa susulan (aftershocks).


 Zona megathrust

Daryono menegaskan, gempa yang terjadi tidak ada kaitannya dengan gempa Banten beberapa waktu lalu.

Gempa Pangandaran yang terjadi ini masuk dalam zona megathrust, namun bukan di bidang kontak antar lempeng tektonik.

“Zona iya, tapi bukan di bidang kontak antar lempeng tektonik (megathrust). Gempa megathrust itu bidang kontak antar lempeng,” jelas dia.

Daryono mengimbau masyarakat harus waspada dengan mengimplementasikan bangunan-bangunan tahan gempa.

“Merencanakan tata ruang pantai berbasis risiko tsunami. Edukasi publik yang gencar dan mengagendakan latihan evakuasi atau drill,” jelas dia.

Selain itu, masyarakat diimbau agar tetap tenang, waspada, dan tidak terpengaruh isu yang tidak dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Adapun informasi resmi akan disampaikan BMKG melalui laman resmi, media sosial @infoBMKG, dan aplikasi “Info BMKG”.

Melansir KompasTV, wilayah Indonesia terletak di bagian cincin api pasifik yang membuat sangat rentan terhadap bencana gempa dan tsunami.

Selain ancaman gempa besar yang diakibatkan oleh sumber gempa megathrust, masyarakat perlu mewaspadai sumber gempa sesar aktif.

Melihat dari frekuensi kejadian gempa merusak, sesar aktif sebenarnya lebih sering terjadi dan menimbulkan kerusakan juga korban jiwa dibandingkan megathrust.

Lebih lanjut, sumber gempa megathrust dapat membangkitkan gempa dahsyat dengan kekuatan mencapai 8-9 magnitudo. Sedangkan sumber gempa sesar aktif rata-rata hanya mampu memicu gempa paling tinggi 7,5 magnitudo.

Gempa sesar aktif yang lebih sering terjadi mayoritas berpusat di daratan, sedangkan gempa megathrust bersumber di laut sehingga dapat memicu terjadinya tsunami.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/01/28/123000023/gempa-m-52-pangandaran-masuk-zona-megathrust-ini-penjelasan-bmkg

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke