Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Omicron di Indonesia Tembus 1.600 Kasus, Menkes Minta Masyarakat Tidak Panik

KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengumumkan, bahwa jumlah kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia saat ini sudah mencapai 1.600 kasus.

Kenaikan kasus Omicron ini, kata Budi sesuai dengan antisipasi pemerintah, di mana di seluruh dunia kasusnya akan naik dengan cepat dan melonjak dibandingkan infeksi varian Delta.

Namun, dia mencatat kasus Omicron lebih cepat turun dan angka rawat inap serta kematiannya sangat rendah.

"Dari 1.600 yang terkena Omicron yang memang dirawat dan membutuhkan oksigen hanya sekitar 20, dan memang yang wafat dua (pasien). Ini masih jauh sangat rendah dibandingkan kasusnya Delta," ujar Menkes Budi dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (24/1/2022).

Di tengah meningkatnya kasus Omicron di Indonesia, Budi menyampaikan kepada masyarakat untuk tidak panik, tetapi tetap waspada dan hati-hati. Pasalnya, varian B.1.1.529 ini diketahui sangat cepat menular.

"Tidak perlu panik karena hospitalisasi (dirawat di rumah sakit) dan kematiannya rendah. Kita perlu memastikan protokol kesehatan (prokes) tetap diperhatikan, memakai masker, mencuci tangan, menghindari kerumunan," kata Budi.

Lebih lanjut, Budi berkata atas izin dari Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma'aruf Amin, data aplikasi Peduli Lindungi yang akan mengukur kedisiplinan prokes mulai dibuka ke publik.

"Sehingga kita bisa melihat lokasi-lokasi mana yang disiplin sampai ke level titik lokasinya, kantornya, tokonya. Sehingga masyarakat bisa bantu mengontrol penggunaan Peduli Lindungi," sambung dia.

Tidak semua kasus akan dites WGS

Di sisi lain, mengingat kasus Covid-19 semakin meningkat, maka tidak semua kasus akan dites Whole Genome Sequence (WGS), untuk mengetahui apakah orang tersebut terpapar varian Omicron atau tidak.

"Dari sisi surveillance (pengawasan), ditekankan karena kasusnya semakin banyak, genome sequence akan lebih kita arahkan untuk menganalisa pola penyebaran kasus Omicron," papar Menkes Budi.


Dia menambahkan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan menggunakan tes PCR dengan SGTF (S-gene Target Failure) untuk memeriksa kasus probable Omicron.

"Kita akan menggunakan PCR yang jauh lebih cepat. PCR dengan SGTF yang bisa mendeteksi Omicron sudah kita distribusikan dan akan segera kita tambah untuk didistribusikan ke daerah-daerah," jelasnya.

Nantinya, dikatakan Budi pemerintah daerah perlu untuk melakukan testing 1 per 1.000 penduduk per pekannya.

Sementara, strategi isolasi di rumah maupun isolasi terpusat dan rumah sakit tetap dijalankan sesuai dengan protokol yang ada.

Sebelumnya Kemenkes juga telah bekerja sama dengan start-up di Indonesia terkait dengan perawatan melalui telemedisin. Kini, perawatan pasien Omicron menggunakan telemedisin sudah mulai dilakukan di DKI Jakarta, dan Menkes Budi menilai hasilnya sudah cukup baik.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/01/24/200300923/omicron-di-indonesia-tembus-1.600-kasus-menkes-minta-masyarakat-tidak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke