Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Penyintas Covid-19 Berpotensi Terinfeksi Varian Omicron?

KOMPAS.com - Satu kasus infeksi varian Omicron telah teridentifikasi di Indonesia, Kamis (16/12/2021). Kasus pertama varian Omicron di Indonesia ini cukup membuat khawatir masyarakat, terlebih dengan isu penyintas Covid-19 berpotensi terinfeksi varian Omicron.

Benarkah demikian?

Sejak awal kemunculannya di Afrika Selatan, varian B.1.1.529 yang kemudian dinamai varian Omicron, membuat khawatir banyak negara karena penularannya yang sangat cepat dibandingkan dengan varian lainnya.

Selain itu, varian baru Omicron ini dianggap cukup berbahaya, sebab kemampuannya mempersulit sel kekebalan tubuh untuk menyerang patogen asing.

Hal ini membuat penyintas atau pasien yang sembuh dari Covid-19 menjadi khawatir apabila potensi terinfeksi Covid varian Omicron dapat lebih besar bagi mereka.

Ahli biologi molekuler Ahmad Utomo pun turut menjelaskan, mengenai kemungkinan pasien yang sembuh dari Covid-19 dapat terinfeksi varian Omicron.

"Kasus terinfeksi Omicron ya, bisa saja terjadi (pada pasien sembuh dari Covid-19), apalagi data terbaru memang menunjukkan varian Omicron mudah bereplikasi di saluran udara (bronkus)," kata Ahmad kepada Kompas.com, Jumat (17/12/2021).

Menjelaskan potensi varian Omicron dapat menginfeksi pasien sembuh Covid-19, Ahmad mengatakan bahwa seperti diketahui, virus hanya dapat berkembang biak atau bereplikasi pada medium atau perantara dalam hal ini inang yang hidup seperti jaringan hewan, embrio, dan jaringan tumbuhan.

Sementara, untuk virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 yang telah bermutasi menjadi varian Omicron ini diketahui sangat mudah berkembang di saluran udara manusia yakni bronkus.

Bronkus adalah cabang batang tenggorokan yang terletak setelah tenggorokan (trachea) sebelum paru-paru. Bagian ini merupakan saluran udara yang memastikan udara masuk dengan baik dari trakea ke alveolus.

Bronkus berfungsi mengantarkan udara dari saluran napas atas ke dalam paru-paru sekaligus mengeluarkannya dari paru-paru. 

Dalam beberapa kasus infeksi Covid-19, dampak yang diakibatkan oleh infeksi virus SARS-CoV-2 pada umumnya bisa menimbulkan kerusakan parah pada paru-paru.

Cara varian Omicron menginfeksi ulang tubuh

Sejumlah laporan telah menyebutkan bahwa varian Omicron berpotensi menyebabkan infeksi ulang pada penyintas Covid-19 atau pasien yang baru sembuh dari Covid-19. 

Virus bekerja dengan membajak sel-sel di dalam tubuh, kemudian masuk ke dalam sel tersebut dan mereproduksi diri di dalam tubuh.

Setelah berkembang menjadi lebih banyak, virus akan menyebar ke sel-sel baru yang ada di sekitar sel tempat ia tinggal.

Pada kasus yang lebih serius, Covid-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 sebelum bermutasi, sebenarnya akan mengakibatkan komplikasi berupa pneumonia.

Komplikasi ini terjadi saat virus telah menginfeksi salah satu atau kedua paru-paru manusia.

Kantong udara kecil yang ada di dalam paru-paru bisa terisi cairan atau nanah yang menyebabkan penderita kesulitan bernapas.

Saat pasien yang telah terinfeksi Covid-19 berangsur sembuh, sebenarnya dalam proses penyembuhan yang terjadi, sistem imunlah yang paling berperan penting.

Sistem kekebalan tubuh ini akan merespon cepat keberadaan virus dengan mengeluarkan protein khusus untuk melawan infeksi yang berlangsung.

Saat imun ini melawan virus, ada efek yang akan dirasakan oleh tubuh, salah satunya terjadi demam.

Pada saat itu, sel-sel darah putih mengeluarkan pirogen, zat inilah yang menyebabkan demam.

Sehingga, varian baru Omicron ini terbilang cukup membahayakan karena varian B.1.1.529 diketahui memiliki 32 mutasi pada protein spike yang dapat memengaruhi kemampuan virus dalam menginfeksi sel dan menyebar, serta mempersulit sel kekebalan untuk menyerang patogen.

Dengan begitu, sel kekebalan tubuh atau imunitas akan cukup sulit menyerang varian Omicron saat ia menginfeksi tubuh pasien yang baru sembuh Covid-19.

Varian Omicron sebabkan infeksi ulang

Epidemiolog Indonesia untuk Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, berdasarkan data perkembangan terbaru varian Omicron ini memang ada kecenderungan menyebabkan infeksi ulang pada pasien yang sudah pernah terinfeksi Covid-19 sebelumnya.

"Setidaknya 2,5-3 kali lebih mudah (reinfeksi) dibanding varian lain," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (17/12/2021).

Namun, kata Dicky, penyintas atau pasien sembuh Covid-19 yang melakukan vaksinasi, memiliki proteksi sama dengan penerima vaksin booster atau dosis ketiga.

Ahmad menambahkan, meskipun memiliki kecenderungan mudah terinfeksi varian Omicron, tetapi apakah infeksi tersebut akan berdampak pada inang (bronkus) orang tersebut, hal itu  masih dalam penelitian. 

Artinya, kata dia, dampak baik atau buruk dari infeksi Covid varian Omicron terhadap bronkus mungkin juga tergantung pada banyak faktor lainnya yang dimiliki penyintas Covid-19 tersebut.

"Hanya saya apakah (infeksi Omicron) berdampak pada inang, mungkin juga tergantung pada apakah sang inang sudah punya antibodi yang cukup untuk menghalau si virus agar jangan masuk ke paru," jelas Ahmad.

Data yang ada menunjukkan, mengenai gejalanya kasus infeksi Omicron mayoritas ringan karena pasien usia muda, dan memiliki imunitas (antibodi) dari vaksinasi serta menjadi penyintas atau pernah terinfeksi Covid-19.

Namun, Ahmad menegeaskan, agar masyarakat baik penyintas Covid-19 ataupun bukan jangan pernah kendor menjalankan atau tertib protokol kesehatan, minimal gunakan masker dengan benar, dan segeralah vaksin apabila belum vaksin.

"Jangan gunakan masker berkatup dan gunakan masker berstandar baik (mencegah infeksi varian Omicron)," tegasnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/12/18/090300823/apakah-penyintas-covid-19-berpotensi-terinfeksi-varian-omicron-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke