Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

82 Persen Anak Muda Indonesia Khawatirkan Masalah Perubahan Iklim di Tanah Air

Menjelang momentum 92 tahun Sumpah Pemuda dan COP26 Glasgow, Indikator Politik Indonesia dan Yayasan Indonesia Cerah (CERAH) melakukan survei yang menyasar responden anak muda berusia 17-35 tahun. 

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menyampaikan, responden yang terdiri dari kaum muda ini menganggap bahwa fenomena perubahan iklim semakin mengkhawatirkan.

Sebab, perubahan iklim secara pasti akan memicu dampak yang sangat serius dan lebih luas terhadap kehidupan di muka bumi, sehingga pemerintah harus bertanggung jawab segera untuk mengatasi persoalan ini.

Sampel responden berasal dari seluruh provinsi di Indonesia yang terdistribusi secara proporsional dan mewakili lebih dari 80 juta penduduk pada Pemilu 2024.

"Survei ini adalah survei pemuda paling masif yang pernah ada di Indonesia," kata Burhan.

Burhan menyampaikannya dalam konferensi pers Rilis Survei Nasional: Persepsi Pemilih Pemula dan Muda (Gen Z dan Milenial) atas Permasalahan Krisis Iklim di Indonesia, Rabu (27/10/2021).

Berikut beberapa fakta yang didapatkan dari survei persepsi anak muda tentang permasalah krisis iklim di Indonesia.

1. Kecenderungan masalah serius Indonesia

Berdasarkan survei ini, terungkap bahwa mayoritas yaitu sebanyak 82 persen responden anak muda di Indonesia mengetahui isu perubahan iklim.

Sebanyak 85 persen responden menyebutkan, korupsi merupakan isu pertama yang paling mereka khawatirkan.

Selanjutnya, diikuti dengan kekhawatiran akan kerusakan lingkungan sebanyak 82 persen responden. 

Isu polusi udara dan perubahan iklim tercakup dalam delapan besar isu yang paling dikhawatirkan anak muda.

2. Pengetahuan dampak perubahan iklim 

Menurut mayoritas responden anak-anak muda ini, perubahan iklim merupakan masalah serius yang dampaknya terhadap Indonesia hingga komunitas dan individu telah mereka rasakan saat ini. 

Responden meyakini, masalah serius dampak perubahan iklim ini sudah tergambar jelas dalam sejumlah peristiwa yang terjadi sekarang dibanding lima tahun lalu. 

Kemudian, sebanyak 63 persen responden setuju bahwa cuaca yang lebih panas pada musim kemarau adalah dampak yang paling dirasakan, diikuti perubahan cuaca mendadak 60 persen, dan 35 persen hujan serta banjir yang lebih sering terjadi.


 3. Faktor penyebab perubahan iklim

Hasil survei juga mengungkapkan sejumlah faktor yang menjadi penyebab perubahan iklim di Indonesia, yaitu penggundulan hutan (deforestasi) sebagai faktor terbesar.

Tidak hanya itu, sumber emisi gas rumah kaca seperti gas buang sektor transportasi dan PLTU batu bara serta pertambangan termasuk dalam 10 besar penyebab perubahan iklim. 

Dampak dari perubahan iklim yang telah dirasakan tersebut, menurut 53 persen responden, telah mendatangkan kerugian bagi warga Indonesia.

4. Saran anak muda tentang krisis iklim di Indonesia

Mayoritas responden menyatakan, semua pihak harus ambil bagian dalam mengurangi dampak perubahan iklim, dan menitikberatkan peran pemerintah untuk mendorong upaya mengatasi persoalan ini. 

Pemerintah disebut harus berinvestasi mengembangkan sumber energi terbarukan seperti angin dan surya, karena lebih bersih ketimbang batu bara. 

Mayoritas responden juga setuju bahwa untuk mengatasi perubahan iklim, emisi dari industri dan perusahaan yang memproduksi bahan bakar fosil harus dikurangi.

Metode survei

Survei dilakukan secara tatap muka dengan metode stratified multistage random sampling. Jumlah sampel yang mencapai sebanyak 4.020 responden terdiri atas 3.216 responden usia 17-26 tahun dan 804 responden usia 27-35 tahun.

Teknik sampling disusun sedemikian rupa agar dapat mewakili seluruh penduduk Indonesia dengan rentang usia 17-35.

Responden ini terdiri atas dua ukuran sampel. Ukuran sampel pertama sebanyak 3.216 responden di usia 17-26 tahun memiliki toleransi kesalahan (margin of error-MoE) sekitar kurang lebih 1,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Sementara ukuran sampel kedua sebanyak 804 responden usia 27-35 tahun memiliki toleransi kesalahan (MoE) sekitar kurang lebih 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Secara agregatif total sampel 4.020 responden usia 17-35 tahun memiliki toleransi kesalahan (MoE) sekitar kurang lebih 2,7 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Harapan aktivis dan politisi

Burhan mengatakan, anak muda yang akrab disebut dengan Gen Z dan milenial merupakan proporsi terbesar dari populasi Indonesia saat ini, karena proses peremajaan sedang terjadi di Indonesia.

Sehingga, menurut Burhan, sangat penting untuk memotret pendapat dan memetakan isu perubahan iklim dan politik anak muda.

"Jika politisi dapat menyerap aspirasi anak muda, maka demokrasi Indonesia akan membaik," ujarnya.

Hal ini juga ditambahkan oleh Walikota Bogor sekaligus Politis Partai Amanat Nasional (PAN), Bima Arya Sugiarto dalam kesempatan yang sama.

"Ini adalah survei bersejarah di Indonesia," kata Bima.

Bima menuturkan, hari ini atau merujuk ke masa sekarang ini di Indonesia, isu-isu lingkungan, sustainable development, dan climate change belum menjadi isu populis untuk para politisi saat pemilu dan pilkada

Kemungkinannya dua, yaitu politisi tidak paham isu atau tidak paham bagaimana menjangkau pemilih pemula dan muda untuk memilih isu dan selanjutnya mengomunikasikan isu tersebut. Sehingga, lebih banyak menjadikannya sebagai gimmick. 

"Padahal kan anak muda suka yang substansial dan isu climate change seksi di mata anak muda," ujarnya.

Direktur Eksekutif CERAH, Adhityani Putri mengatakan, hasil survei ini diharapkan tidak hanya berhenti sampai pada data persepsi anak muda yang telah berhasil dihimpun, melainkan, seharusnya dijadikan bahan agar para politisi di tanah air bergerak dan benar-benar konsen terhadap isu terkait krisis iklim, terutama bagaimana strategi agar kita bisa menekan risiko dampak serius krisis iklim yang sudah mulai terjadi ini.

"Harapan kami, hasil survei ini dapat membuka mata para politisi dan pengambil kebijakan dan menjadi bukti, bahwa krisis iklim perlu menjadi agenda politik utama di Indonesia, sebagaimana krisis iklim menjadi isu politik di berbagai negara besar di dunia,” tegasnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/10/27/190300223/82-persen-anak-muda-indonesia-khawatirkan-masalah-perubahan-iklim-di-tanah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke