Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ahli Bantah Dexamethasone dan Azythromycin pada Covid-19 Sebabkan Asidosis Laktat akibat Interaksi Obat

Dilansir dari Medical News Today, Senin (26/7/2021), asidosis laktat diartikan sebagai kondisi tubuh yang memproduksi asam laktat berlebihan, sementara tubuh tidak dapat melakukan metabolisme dengan cepat.

Hal yang sama disampaikan oleh Prof. Dr. apt. Retnosari Andrajati, Ms, bahwa asidosis laktat sebagai hasil dari metabolisme berupa asam laktat dan menyebabkan cairan tubuh, termasuk darah menjadi lebih asam.

Hal itu, ia sampaikan dalam talkshow Risiko Interaksi Obat pada Penderita Covid-19, yang diselenggarakan oleh Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia.

Asam laktat adalah zat yang diproduksi oleh semua sel dan bukan merupakan zat toksik. Perannya adalah sebagai perantara metabolik tubuh.

Jaringan dan organ tubuh memiliki jumlah asam laktat yang berbeda, tergantung pada hemodinamik dan metabolisme seseorang.

Cairan tubuh yang pada awalnya bersifat netral, dengan menumpuknya asam laktat bisa menyebabkan disfungsi organ.

Salah satu penyebab asidosis asam laktat ini, umumnya berasal dari gangguan pada tubuh atau adanya interaksi biokimia, yang menyebabkan tubuh tidak optimal dalam menggunakan asam laktat.

Gejala yang bisa muncul ketika seseorang mengalami asidosis laktat adalah detak jantung yang cepat, pernapasan pendek, mata dan kulit menguning, rasa tidak nyaman di perut, kelelahan hingga nyeri otot.

Bukan karena interaksi obat

Dalam kesempatan yang sama, Prof. Dr. apt. Yahdiana Harahap, M.Si, mengatakan bahwa sejauh ini belum ada data yang menunjukkan, terjadinya asidosis laktat pada pasien Covid-19.

Salah satu interaksi obat yang dapat menghasilkan laktat adalah metformine, yang berinteraksi dengan zonisamide atau topiramate.

"Interaksi yang terjadi antara obat-obat tersebut pun masih bisa ditolerir dan tidak berisiko kematian," kata Prof. Yahdiana.


Sementara pada pasien Covid-19, hingga saat ini masih belum ada kajian yang memberikan data mengenai asidosis laktat berpengaruh pada kesehatan atau kematian pasien.

"Dari beberapa literatur pada tahun 2020 yang saya dapatkan, asidosis laktat yang terjadi bukan karena interaksi obat, melainkan karena kandungan azythromycinnya sendiri," jelasnya.

Azythromycin berfungsi untuk mengobati infeksi bakteri pada organ pernapasan, kulit, mata hingga kelamin dan hanya dapat digunakan dengan resep dokter.

Obat lain yang digunakan pada pasien Covid-19 adalah Dexamethasone. Obat ini untuk mengatasi reaksi alergi dan mengurangi peradangan dalam tubuh.

Menurutnya, dexamethasone juga bisa menyebabkan asidosis laktat, apabila dosis yang digunakan sangat tinggi.

Tetapi, jika penggunaannya masih sesuai aturan pemakaian, asidosis laktat tidak akan ditemukan.

Ia juga menegaskan, dexamethasone adalah obat kortikosteroid yang hanya bisa digunakan dengan resep dokter.

Bagi pengguna obat ini dalam waktu yang lama, penghentiannya harus dilakukan secara bertahap, dengan menurunkan dosis obat.

Prof. Yahdiana menekankan, masyarakat tak perlu khawatir terkait interaksi obat. Pasalnya, obat covid yang digunakan sesuai standar, akan menyebabkan minimnya interaksi obat, sehingga sangat kecil kemungkinannya terjadi hal mengerikan, seperi aksidosis laktat.

"Masyarakat tidak perlu khawatir, karena tujuan pemberian obat adalah untuk menyembuhkan. Efek samping yang muncul dari penggunaanya, tentu sudah diperkirakan sebelumnya," ujarnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/07/27/160300523/ahli-bantah-dexamethasone-dan-azythromycin-pada-covid-19-sebabkan-asidosis

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke