Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gunung Berapi Super di Mantel Bumi Membuat Lempeng Kerak Bumi Berotasi

KOMPAS.com - Sebuah studi ilmiah menguak fakta tentang lempeng kerak bumi yang berotasi akibat aktivitas supervolcano atau gunung berapi super di mantel Bumi pada 105 juta tahun yang lalu.

Lempeng kerak bumi melakukan gerakan rumit yang dapat dikaitkan dengan mekanisme yang cukup sederhana.

Studi yang telah dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience seperti dikutip dari Phys, Minggu (11/7/2021), sebuah gunung berapi super (supervolcano) telah membelah kerak bumi hingga sejauh 7.500 km.

Peristiwa ini mendorong Lempeng India menjauh dari Lempeng Afrika.

Penyebab aktivitas gunung berapi super ini adalah 'plume' di mantel Bumi, yakni gelombang material panas yang bergejolak ke atas seperti awan jamur atom dalam gerakan super lambat.

Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa daratan India membuat jalan ke utara hingga menabrak Eurasia.

Akan tetapi, pergerakan lempeng benua dari timur ke barat, tampaknya berlawanan dengan intuisi juga menjadi bagian dari proses tersebut.

Studi tentang pengaruh gunung berapi super di mantel Bumi jutaan tahun lalu ini didukung oleh perhitungan para tim peneliti yang dipimpin oleh ilmuwan Belanda Douwe van Hinsbergen dari Utrecht University dan Bernhard Steinberger dari GFZ German Research Centre for Geosciences, Jerman.


Berdasarkan temuan mereka, Lempeng India tidak begitu saja menjauh dari Lempeng Afrika, tetapi berputar atau berotasi dalam prosesnya.

Inilah alasan awal terbentuknya anak benua, yang massa daratannya bekerja di lempeng benua yang jauh lebih besar seperti sumbu di mana seluruh lempeng berputar.

Di bagian selatan, kerak Bumi terbuka dan di utara, kerak ini tertutup, yang kemudian ini menjadi proses pembentukan gunung berapi dan subduksi lempeng kerak yang diinduksi.

Efek dramatis tersebut masih terjadi hingga saat ini. Proses subduksi berlanjut dan memicu gempa bumi berulang kali di wilayah Mediterania antara siprus dan Turki.

Jejak plume atau bulu-bulu mantel Bumi dan supervulcano masih dapat diidentifikasi sampai sekarang.

Jejak itu adalah basal banjir di Madagaskar dan di barat daya India. Jejak tersebut juga menjadi saksi aktivitas vulkanik yang sangat besar yang dipicu oleh mantel Bumi.

Steinberger telah menghitung pergerakan dan tekanan yang dapat ditimbulkan oleh supervulcano atau gunung berapi super yang berada di dekat Madagaskar.

Saat ini, pergerakan lebih jauh ke utara di Semenanjung Arab dan di tempat yang sekarang disebut Mediterania.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/07/11/110300023/gunung-berapi-super-di-mantel-bumi-membuat-lempeng-kerak-bumi-berotasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke