Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pemuda Jakarta Dikabarkan Meninggal Usai Disuntik, Ini Efek Samping Vaksin AstraZeneca

Pemuda tersebut bernama Trio Fauqi Virdaus (22) asal Buaran, Jakarta. Diberitakan sebelumnya, Trio mengalami demam panas setelah mendapatkan suntikan vaksin.

Kemudian, kondisinya melemah dan masih mengalami demam pada hari Kamis. Trio dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal sekitar pukul 12.30 WIB.

Komisi Nasional Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (Komnas KIPI), Hindra Irawan Satari mengatakan, pihaknya belum mendapatkan cukup bukti untuk mengaitkan meninggalnya pemuda asal Jakarta dengan vaksinasi Covid-19.

“Komnas bersama Komda DKI sudah audit bersama pada Jumat yang lalu, dan internal Komnas kemarin sore menyimpulkan bahwa belum cukup bukti untuk mengaitkan KIPI ini dengan imunisasi, Oleh karena itu masih perlu dilakukan investigasi lebih lanjut,” kata Hindra dikutip dari laman resmi Kemenkes RI, Senin (10/5/2021).

Lantas apa saja gejala efek simpang atau KIPI usai suntik vaksin Covid-19 produksi AstraZeneca ini?

Efek samping Vaksin AstraZeneca

Dari pemberitaan Kompas.com, 9 Maret 2021, BPOM menyebutkan, efikasi vaksin AstraZeneca sebesar 62,1 persen dengan efek samping ringan sampai sedang. 

"Biasanya demam, menggigil, pusing, mual dan muntah, kurang lebih sama dengan sinovac," kata Dr Siti Nadia Tarmizi selaku Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerkrian Kesehatan kepada Kompas.com, Senin (10/5/2021).

Selain itu, hal ini juga dijelaskan dalam keterangan resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 31 Maret 2021 lalu.

Sejumlah pihak-pihak terlibat telah menghimpun hasilnya dan menyatakan bahwa secara keseluruhan, pemberian vaksin AZD 1222 dua dosis dengan interval 4-12 minggu pada total 23.745 subjek aman dan dapat ditoleransi dengan baik.

"Kejadian samping (advers events/AE) pada pemberian vaksin AZD 1222 lebih banyak dibandingkan pada kelompok kontrol (MenACYW/Salin) dan umumnya merupakan AE ringan dan sedang," tulis Kemenkes.

Berikut beberapa kejadian efek simpang yang banyak dilaporkan setelah mendapatkan vaksinasi Covid-19 AstraZeneca (AZD 1222).

1. Efek simpang lokal

Kejadian efek samping lokal pada tempat penyuntikan menjadi yang paling sering dilaporkan dalam 7 hari pemberian vaksin, yaitu sekitar 63,7 persen.

Efek samping lokal itu di antaranya sebagai berikut:

  • Nyeri sekitar 54,2 persen
  • Panas sebanyak 17,7 persen
  • Kemerahan sebanyak 14.0 Persen
  • Gatal sekitar 12,7 persen
  • Bengkak sekitar 10.0 persen

2. Efek simpang solicited systemic 

Berikut adalah kelompok efek simpang solicited systemic yang paling sering dilaporkan dalam 7 hari pemberian vaksin AstraZeneca. 

  • Fatigue atau kelelahan sekitar 53,1 persen
  • Sakit kepala sekitar 52,6 persen
  • Nyeri otot sebanyak 44,0 persen
  • Malaise sekitar 44,2 persen
  • Demam sekitar 33,6 persen
  • Meriang sebanyak 31,9 persen
  • Nyeri sendi sekitar 26,4 persen
  • Nausea atau mual, sebanyak 21,9 persen
  • Muntah sekitar 1,7 persen

3. Efek simpang lain 

Disebutkan pula ada efek simpang yang dinyatakan terkait dengan pemberian vaksin AstraZeneca adalah pyrexiac (demam) dan myelitis transversa. 

Untuk diketahui, mielitis transversa adalah peradangan pada satu bagian saraf tulang belakang. 

Kondisi ini ditandai dengan rasa nyeri, kebas atau mati rasa, tungkai atau lengan terasa lemah, serta gangguan buang air kecil dan buang air besar. 

Serta, tidak ada laporan efek samping antobody dependent enhancement (ADE) dari 4 studi klinik vaksin AZD 1222. 

"Tidak ada kematian yang dinyatakan terkait dengan pemberian vaksin AZD 1222 (AstraZeneca)," tegas Kemenkes.

Efek penggumpalan darah?

Benarkah suntikan vaksin Covid-19 AstraZeneca sebabkan penggumpalan darah?

Mengenai persoalan ini, Ahli Biologi Molekuler Indonesia, Ahmad Utomo mengatakan bahwa persoalan meninggalnya pemuda Jakarta usai disuntik vaksin Covid-19 AstraZeneca itu tidak bisa langsung dikaitkan dengan vaksinnya dan gejala penggumpalan darah.

Menurut dia, masih terlalu dini untuk menyimpulkan hal tersebut, dan memang memerlukan penyelidikan lebih lanjut oleh pihak-pihak berwenang mengenai itu.

"Kita masih belum tahu persis yang pasti kejadian pembekuan darah laporan terakhir adalah 160-an dari jutaan orang yang telah divaksinasi, bagaimana mekanisme masih dalam penelitian karena jarang sekali kejadiannya kan," kata Ahmad saat dihubungi terpisah, Senin (10/5/2021).

"Kita tunggu rilis resmi dari Komnas (KIPI) ya," imbuhnya.

Hal ini juga disampaikan oleh Badan Obat-obatan Eropa (EMA), yang selama ini meninjau data keamanan vaksin, mengatakan hal itu "belum terbukti, tapi mungkin saja". 

Organisasi itu harus mengetahui apakah berbagai laporan mengenai pembekuan darah merupakan efek samping atau suatu kebetulan yang terjadi secara alami. 

Ini luar biasa sulit ketika berurusan dengan kejadian-kejadian langka. 

Jika, di satu sisi, satu dari setiap 10.000 orang mengalami pembekuan darah secara serius maka jawabannya sudah jelas.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/05/11/113859823/pemuda-jakarta-dikabarkan-meninggal-usai-disuntik-ini-efek-samping-vaksin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke