Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dinosaurus Kecil Seukuran Ayam Ini Punya Penglihatan Sangat Tajam

KOMPAS.com- Shuvuuia adalah spesies dinosaurus kecil seukuran ayam yang tinggal di gurun. Ilmuwan mengungkapkan dinosaurus ini punya penglihatan dan pendengaran yang sangat tajam.

Studi baru ini dipimpin oleh Profesor Jonah Choiniere dari University of the Witwatersrand, Johannesburg, Afrika Selatan.

Choiniere menggunakan CT scan dan pengukuran terperinci untuk mengumpulkan informasi tentang ukuran dari hampir 100 spesies burung dan dinosaurus yang telah punah.

Saat ini ada sekitar 10.000 spesies burung yang diketahu manusia di bumi. Spesies ini hidup di hampir setiap habitat yang bisa dibayangkan, namun hanya sebagian kecil yang yang beradaptasi untuk berburu mangsa di kegelapan malam.

Dilansir dari Independent, Sabtu (8/5/2021), semua burung modern adalah keturunan langsung dari dinosaurus theropoda, seperti Velociraptors dan Tyrannosaurus rex (T-rex).

Sejak lama, para ilmuwan bertanya-tanya, apakah kerabat dari pemburu-pemburu tangguh ini ada yang memiliki kemampuan untuk mengintai mangsanya di tengah malam.

Dan ternyata kerabat para dinosaurus karnivora ini adalah spesies berukuran kecil, yakni shuvuuia. Spesies dinosaurus yang dikenal sebagai alvarezsaurus.

Spesies dinosaurus kecil ini memiliki pendengaran dan penglihatan malam yang luar biasa.

Memiliki tulang telinga yang sangat besar, hal ini, menurut ilmuwan menunjukkan bahwa shuvuuia dapat berburu dalam kegelapan total.

Dalam studi tersebut, para tim peneliti ini mengukur pendengaran dinosaurus kecil seukuran ayam tersebut dengan mengukur panjang lagena, organ yang memproses informasi suara yang masuk, dan disebut koklea pada mamalia.

Kemampuan shuvuuia ini disebut sama seperti pada burung hantu. Predator malam ini, dapat berburu dalam kegelapan total hanya dengan menggunakan pendengaran.

Sebab, burung hantu memiliki lagena terpanjang dibandingkan jenis burung mana pun.

Tim ilmuwan juga mengamati cincin scleral, yakni serangkaian tulang yang mengelilingi pupil dari setiap spesies untuk menilai kemampuan night vision atau penglihatan malam dari spesies tersebut.

Selanjutnya, mereka membandingkan dengan lensa kamera, semakin besar pupil dapat terbuka, maka semakin banyak cahaya yang bisa masuk, yang memungkinkan penglihatan yang lebih baik di malam hari.

Dengan mengukur diameter cincin, para ilmuwan bisa mengetahui seberapa banyak cahaya yang bisa dikumpulkan mata.

Tim ilmuwan menemukan bahwa banyak dinosaurus theropoda karnivora seperti T-rex dan Dromaeosaurus memiliki penglihatan yang dioptimalkan secara khusus untuk siang hari.

Rata-rata mereka juga memiliki pendengaran yang lebih baik, yang kemungkinan berperan penting dalam membantu mereka berburu.

Kendati demikian, menurut Dr James Neenan, penulis utama studi, lagena besar pada shuvuuia merupakan penemuan yang mengejutkan.

"Saat saya sedang merekonstruksi tengkorak shuvuuia secara digital, saya tidak menyangka dengan ukuran lagena," katanya.

Saat mengamatinya bersama Choiniere, Neenan mengatakan bahwa mereka mungkin salah mengira.

"Saya tidak percaya apa yang saya lihat ketika saya sampai di sana - telinga dinosaurus tidak seharusnya terlihat seperti itu," kata Choiniera.

Saat memperhatian mata shuvuuia, pada fosil dinosaurus kecil ini, menunjukkan spesies tersebut memiliki beberapa pupil terbesar secara proporsional yang pernah diukur pada burung atau dinosaurus.

Ini menunjukkan bahwa mereka kemungkinan besar dapat melihat dengan sangat baik di malam hari.

Shuvuuia adalah dinosaurus kecil, seukuran ayam, dan hidup di gurun yang sekarang disebut Mongolia.

Menurut peneliti, kerangka fosil makhluk ini juga termasuk yang paling aneh dari semua dinosaurus yang ada.

Sebab, spesies ini memiliki tengkorak yang rapuh, mirip burung, berotot, dengan lengan yang besar dan satu cakar di masing-masing tanga. Serta, kaki yang panjang seperti pelari.

Kombinasi fitur anatomi tubuhnya yang aneh ini telah membingungkan para ilmuwan sejak penemuannya pada tahun 1990-an.

Akan tetapi dengan data baru tentang kemampuan indera pada shuvuuia, tim ilmuwan berhipotesis bahwa, seperti banyak hewan gurun, Shuvuuia akan mencari makan di malam hari.

Mereka akan menggunakan pendengaran dan penglihatannya untuk menemukan mangsa seperti mamalia kecil dan serangga, menggunakan kakinya yang panjang untuk berlari cepat ke mangsanya.

Shuvuuia juga menggunakan kaki depan yang kuat untuk mencungkil mangsanya dari liang atau tumbuhan semak.

"Aktivitas malam hari, kemampuan menggali, dan kaki belakang yang panjang adalah ciri-ciri hewan yang hidup di gurun saat ini,” kata Profesor Choiniere.

Temuan yang mengejutkan ini melihat semuanya digabungkan dalam satu spesies dinosaurus yang hidup lebih dari 65 juta tahun yang lalu.

Penelitian tentang spesies dinosaurus kecil seukuran ayam ini telah dipublikasikan di jurnal Science.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/05/08/120200323/dinosaurus-kecil-seukuran-ayam-ini-punya-penglihatan-sangat-tajam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke