Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Susah Punya Anak, Kapan Pasangan Pasutri Bisa Terapi Induksi Ovulasi?

Infertilitas adalah gangguan kesuburan, di mana tidak terjadinya kehamilan pada pasangan menikah yang sudah berupaya untuk hamil dengan berhubungan teratur tanpa menggunakan kontrasepsi setelah minimal 1 tahun.

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi dan Reproduksi RS Pondok Indah IVF Centre, dr Shanty Olivia F Jasirwan SpOG-KFER mengatakan, induksi ovulasi merupakan metode awal yang biasanya dianjurkan kepada pasangan dengan infertilitas agar bisa segera bisa hamil dan punya keturunan.

"Induksi ovulasi merupakan salah satu metode yang paling umum digunakan dan seringkali menjadi tahapan awal pada program kehamilan karena relatif murah dan efek samping yang rendah," kata dia.

Induksi ovulasi adalah modalitas terapi infertilitas yang menggunakan medikamentosa atau pengobatan untuk menstimulasi ovarium (indung telur) agar melepaskan sel telur (ovulasi).

"(Terapi) induksi ovulasi ini biasanya akan dibarengi dengan senggama terjadwal oleh pasangan infertilitas tersebut," ujarnya.

Induksi ovulasi dan senggama terjadwal merupakan metode paling sederhana pada program kehamilan, di mana seleksi kasus sebagai kandidat yang paling cocok untuk metode ini sangat menentukan angka keberhasilannya.

Untuk diketahui, angka kehamilan sangat bergantung pada usia, penyebab infertilitas, dan lamanya pernikahan.

Pada pasangan infertilitas dengan usia istri di bawah 35 tahun yaitu di antara 20-30 tahun, dan murni mengalami gangguan ovulasi (kualitas sperma normal dan saluran telur normal), maka angka kehamilan per siklus dapat mencapai 20-25 persen.

Pada kasus lainnya, angka kehamilan rata-rata secara kumulatif hanya 5-7 persen.

Kapan induksi ovulasi diperlukan?

Shanty menegaskan meskipun induksi ovulasi berguna dalam mengoptimalkan stimulasi ovarium atau indung telur bagi perempuan yang mengalami gangguan menstruasi, tetapi terapi induksi ovulasi hanya diberikan untuk perempuan yang telah menikah saja.

Adapun, pasangan harus segera mendiskusikan untuk melakukan induksi ovulasi jika mengalami beberapa hal sebagai berikut:

1. Memiliki gangguan ovulasi

Jika murni didapatkan gangguan ovulasi pada perempuan tanpa adanya gangguan lain seperti saluran telur dan sperma, maka terapi induksi ovulasi ini bisa diberikan.

"Tentunya terapi ini harus dikombinasikan dengan senggama terjadwal," jelasnya.

2. Unexplained infertility

Kasus selanjutnya yang harus mendapatkan terapi induksi ovulasi adalah pasangan dengan unexplained infertility.

Unexplained infertility adalah infertilitas atau sulitnya kehamilan tetapi tidak dapat dijelaskan penyebabnya dari pemeriksaan dasar infertilitas.

3. Terapi kombinasi

Jika berdasarkan hasil analisis pemeriksaan tidak memungkinkan pasangan tersebut hanya melakukan terapi induksi ovulasi saja.

Maka, mereka akan dianjurkan dan dilakukan induksi ovulasi bersamaan dengan tahapan proses inseminasi.

Inseminasi adalah metode yang dilakukan dengan cara memasukkan sperma yang sudah ditingkatkan kualitasnya langsung ke dalam rongga rahim. 

Cara ini akan meningkatkan keberhasilan kehamilan dengan meniadakan faktor serviks dan antibodi antisperma yang sering dikaitkan sebagai penyebab infertilitas idiopatik. 

Umumnya inseminasi intrautrine ini juga akan dikombinasikan dengan pemberian obat-obatan penyubur seperti klomifen sitrat, letrozole, atau gonadotropin.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/03/31/110300223/susah-punya-anak-kapan-pasangan-pasutri-bisa-terapi-induksi-ovulasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke