Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Paus Sperma Beradaptasi untuk Menghindari Pemburu, Bagaimana Caranya?

KOMPAS.com - Sebuah studi berhasil mengungkap, bahwa paus sperma telah beradaptasi untuk menghindari para pemburu.

Kesimpulan tersebut merupakan hasil studi peneliti terhadap analisa buku catatan pemburu paus selama melakukan perjalanan berburu di Pasifik Utara.

Peneliti menyebut, jika mamalia laut tersebut dengan cepat mempelajari cara-cara baru untuk menghindari tombak para pemburu dan kapal pemburu paus.

Tak hanya itu saja, mengutip Live Science, Senin (22/3/2021) paus sperma juga membagikan informasi cara menghindari pemburu ke paus lain dengan cepat.

Selama abad ke-19, menangkap paus sperma tak semudah sebelumnya. Peneliti juga menemukan kalau tingkat serangan para pemburu terhadap target mereka menurun hingga 58% dalam beberapa tahun.

Namun menurut studi, itu bukan karena kemampuan pemburu yang menurun, tetapi lantaran paus telah belajar dari pertemuan-pertemuan mereka dengan manusia dan tak akan mengulanginya.

"Pada awalnya, paus bereaksi terhadap ancaman pemburu dengan cara serupa ketika menghadapi paus pembunuh, yang merupakan satu-satunya predator mereka saat ini," kata Hal Whitehead, penulis utama studi dan profesor biologi di Universitas Dalhousie di Nova Scotia.

Paus sperma akan berkumpul di permukaan, menempatkan bayi di tengah dan mencoba bertahan dengan menggigit atau menampar ekor mereka ke bawah.

Tapi reaksi tersebut di sisi lain juga menjadikan paus sperma sebagai target.

Paus tampaknya telah belajar dari kesalahan mereka dan beradaptasi. Alih-alih menggunakan taktik lama, paus sperma justru memakai jurus baru; berenang cepat melawan arah angin yang berasal dari kapal pemburu paus.

Taktik cerdik yang dikembangkan ini segera menyebar ke seluruh komunitas paus. Bahkan, menurut peneliti, paus sperma yang sama sekali belum pernah diserang juga belajar mengikuti mereka yang pernah diserang.

Hal tersebut menunjukkan, jika paus berkomunikasi dan belajar satau sama lain dengan cepat.

Pelajaran tersebut segera diintegrasikan ke dalam komunitas yang lebih luas di seluruh wilayah.

Salah satu contoh kemampuan berbagi informasi paus yang luar biasa juga pernah diamati peneliti.

Saat berburu, paus menepuk-nepuk ekornya dengan keras ke permukaan air, menyelam untuk meniup gelembung yang membingungkan di sekitar mangsanya dan kemudian menyendok mangsanya ke dalam mulutnya.

Peneliti pertama kali mengamati teknik digunkan oleh seekor paus di Cape Cod, Massachusetts pada 1980 sebelum menyebar ke seluruh populasi regional hanya dalam 10 tahun.

Setiap kelompok paus biasanya terdiri dari dua hingga 3 keluarga yang sering kali terpisah membentuk kelompok lain. Mereka juga memiliki sifat yang jeli dan komunikatif.

Fakta bahwa setiap keluarga hanya tinggal dalam kelompok besar selama beberapa hari menjadi salah satu hal yang membuat paus dapat mengirimkan informasi dengan cepat.

Bertahan hidup melawan rintangan yang mustahil sudah merupakan bagian dari sejarah paus.

Pada abad ke-20, terutama 13 spesies yang termasuk dalam kategori paus besar seperti paus biru, paus sperma, dan paus bungkuk, dikejar oleh kapal uap dan tombak granat sehingga mereka tak dapat melarikan diri.

Jumlah paus tersebut menurun drastis dan segera menghadapi kepunahan. Setelah penangkapan paus sebagian besar dinyatakan ilegal, banyak populasi paus besar pulih kembali.

Namun mereka masih menghadapi ketidakstabilan habitat yang disebabkan oleh industri perikanan, polusi suara, dan perubahan iklim.

Ke depannya, peneliti ingin mempelajari lebih dalam lagi mengenai cara sebuah adaptasi dapat membuat membantu mereka untuk bertahan hidup.

Temuan ini telah dipublikasikan secara daring di jurnal Biology Letters.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/03/22/203000823/paus-sperma-beradaptasi-untuk-menghindari-pemburu-bagaimana-caranya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke