Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengagumkan, Peta Galaksi Bima Sakti Ini Ungkap Pergerakan Miliaran Bintang

KOMPAS.com- Observatorium Luar Angkasa Gaia berhasil memperbarui peta galaksi Bima Sakti menjadi lebih baik. Pembaruan tersebut tidak hanya berhasil melacak lebih dari 1 miliar bintang di galaksi.

Seperti dilansir dari Nature, Kamis (10/12/2020, observatorium ini juga memberikan gambar bergerak tentang bagaimana bintang akan bergeser seiring waktu. Data tersebut disebut dapat mendukung studi tentang asal-usul dan evolusi galaksi hingga lokasi materi gelapnya.

"Saya belum melihat proyek astronomi lain, atau sains apapun, yang memiliki dampak seperti itu pada skala waktu yang begitu singkat," kata Amina Helmi, astronom di University of Groningen di Belanda.

Tim studinya, kata Helmi, semakin bersemangat untuk bisa mencari tahu apa yang dapat ditemukan dan dipelajari tentang galaksi Bima Sakti dengan menggunakan data Gaia Space Observatory.

Data yang digunakan yakni yang dirilis Gaia pada tahun 2018 lalu, Helmi dan timnya telah mempelajari pergerakan sejumlah besar bintang untuk mengungkapkan bukti penggabungan galaksi yang terjadi miliaran tahun yang lalu.

Gaia lepas landas pada akhir 2013, dan mulai mengamati bintang pada Juli 2014 dari ketinggian 1,5 juta km dari Bumi.

Wahana antariksa milik badan antariksa Eropa (ESA) terus memindai langit saat perlahan berputar, dan sekarang telah mengukur posisi bintang yang sama beberapa kali.

Ini memungkinkan ilmuwan melacak gerakan bintang yang hampir tak terlihat di galaksi dari tahun ke tahun.

Saat Gaia mengorbit Matahari, perubahan perspektifnya juga membuat perubahan posisi nyata bintang-bintang dalam jumlah kecil. Offset tersebut dapat digunakan untuk menghitung jaraknya dari Tata Surya, teknik itu disebut dengan paralaks.

Kendati demikian, informasi yang diberikan Gaia tanpa menggunakan pengukuran jarak yang andal, sehingga sulit untuk menebak ukuran, usia dan kecerahan bintang.

Data yang diteliti para ilmuwan menggunakan kumpulan data misi sebelumnya, yang dirilis pada tahun 2016 dan 2018.

Saat ini, menurut Floor van Leeuwen, astronom di University of Cambridge, Inggris, data tersebut dikutip dalam literatur dengan sebanyak 3.000 kali per tahun.

Sejauh ini, satu situs makalah telah membuat 4.324 katalog makalah berdasarkan data Gaia.

Setelah update terbaru dirilis pada 3 Desember, para astronom mulai men-tweet tentang pemeriksaan yang telah mereka lakukan pada bintang favorit mereka.

João Alves dari Universitas Wina memposting plot dari grup bintang yang sama untuk membandingkan kumpulan data Gaia terbaru dengan yang sebelumnya, bahkan dia berterima kasih kepada ESA dan 400 ilmuwan di Eropa yang menjadikan misi ini menjadi mimpi menjadi kenyataan.

Data terbaru Gaia terdiri dari 1,3 terabyte dan didasarkan pada data tiga tahun. Misi tersebut telah memperluas katalog bintang hingga 15 persen menjadi 1,8 miliar bintang, pengukurannya bahkan dinilai menjadi lebih tepat.

Dibandingkan dengan data yang dirilis pada tahun 2018, pengukuran jarak Gaia 50 persen lebih baik. Selain itu, kata van Leeuwen, data kecepatan bintang 100 persen lebih baik.

Kendati demikian, untuk mencapai peningkatan ini, tim harus mengatasi beragam masalah yang tidak terduga.

Saat pesawat ruang angkasa berputar, sinar matahari jatuh di berbagai sudut, yang sedikit mengubahnya.

Hal ini telah memengaruhi pengukuran posisi bintang lebih dari yang diharapkan. Namun, menurut Leeuwen, tantangan itu telah membuat tim belajar bagaimana mengatasi dan memperbaiki efek tersebut, meski setidaknya sebagian dari efek tersebut.

Artinya, akurasi jarak yang diukur pada bintang-bintang sekitar 10 persen, yakni sekitar 5.000 parsec atau 16.000 tahun cahaya.

Pada saat misi selesai, tim berharap untuk dapat mencapai tingkat akurasi hingga jarak 10.000 parsec.

Rilis data terbaru Gaia mencakup sensus lengkap lingkungan Matahari, kecuali bintang paling redup dalam 326 tahun cahaya, dengan total lebih dari 300.000 objek.

Gaia juga merinci pengukuran tentang gerakan bintang yang memungkinkan peneliti untuk memperkirakan seperti apa langit malam Bumi selama 1,6 juta tahun yang akan datang.

Data Gaia juga tak hanya memetakan bintang, tetapi juga quasar hingga jantung galaksi lain yang lebih jauh.

Denis Erkal, astronom dari University of Surrey dengan cepat menggunakan data tentang percepatan Tata Surya untuk mengesampingkan keberadaan awan masif materi gelap di ruang angkasa terdekat.

Kumpulan data yang lebih lengkap akan diterbitkan pada tahun 2022, dan akan mencakup spektrum bintang yang diperbarui.

Data ini juga harus menunjukkan pergerakan ribuan bintang di bawah tarikan gravitasi benda lain, menyediakan alat baru untuk menemukan ribuan exoplanet masif.

Setelah itu, tim Gaia berharap untuk dapat menghasilkan setidaknya satu peta galaksi yang jauh lebih baik. Probe memiliki bahan bakar yang cukup untuk terus beroperasi hingga 2025.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/12/11/070200923/mengagumkan-peta-galaksi-bima-sakti-ini-ungkap-pergerakan-miliaran-bintang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke