Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sebelum Ada Api, Nenek Moyang Manusia Memasak dengan Mata Air Panas

KOMPAS.com - Sejak zaman dahulu kala, memasak sudah menjadi aktivitas para manusia. Bahkan, seringkali disebut, memasak makanan menjadikan kita manusia.

Memanggang protein hewani di atas api membuat kita manusia mendapatkan lebih banyak nutrisi dan energi, bahkan memberi kita asupan yang dibutuhkan untuk mengisi otak.

Namun, sebuah studi baru menunjukkan, bahwa rupanya manusia tak selalu harus memanfaatkan api untuk mendapatkan nutrisi yang sangat dibutuhkan tubuh.

Seperti yang dilakukan nenek moyang kuno kita, mereka telah memanfaatkan sumber air panas atau mata air panas alami untuk merebus daging yang akan dikonsumsi.

Penemuan arkeologi baru-baru ini, menemukan bukti mata air panas di dekat situs tempat hominid purba menetap, sekitar 1,8 juta tahun yang lalu - jauh sebelum mereka belajar mengendalikan api - di Ngarai Olduvai, lembah retakan yang terletak di Tanzania utara.

Melansir iflscience, Kamis (17/9/2020), arkeolog dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan University of Alcala di Spanyol berpendapat bahwa bukan kebetulan manusia menetap di sana.

Penemuan mereka yang telah dilaporkan di Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan, bahwa daerah itu dulunya kaya akan ventilasi hidrotermal yang mampu mendidihkan air pada suhu lebih dari 80° C (176° F).

Tampaknya, ventilasi itu juga terletak sangat dekat dengan situs pemukiman manusia purba yang ditemukan menampilkan perkakas batu dan tulang hewan.

Mengingat waktu yang unik dari kehadiran awal ini, hal ini memunculkan kemungkinan yang menarik bahwa mata air panas tersebut dapat digunakan oleh hominin awal untuk memasak makanan.

“Jika ada rusa kutub yang jatuh ke dalam air dan dimasak, mengapa kamu tidak memakannya?” kata penulis utama Ainara Sistiaga, seorang rekan Marie Sk?odowska-Curie yang berbasis di MIT dan Universitas Kopenhagen.

Ide tersebut pertama kali muncul pada tahun 2016 selama ekspedisi arkeologi di Ngarai Olduvai yang melihat para peneliti mengumpulkan sedimen dari lapisan batuan terbuka sepanjang 3 kilometer, yang diendapkan sekitar 1,7 juta tahun yang lalu.

Anehnya, lapisan geologi berpasir ini sangat berbeda dengan lapisan tanah liat gelap yang berada tepat di bawahnya, yang mengendap 1,8 juta tahun lalu.


Hal tersebut sejalan dengan perubahan lingkungan besar yang terjadi di Afrika Timur, pada saat sudut dunia ini bergeser dari tanah yang basah dan subur ke daerah yang lebih kering dan lebih lapang.

Mereka juga menemukan tanda-tanda lipid yang diproduksi oleh kelompok bakteri tertentu, yang ditemukan para peneliti hidup di sumber air panas Taman Nasional Yellowstone.

Ini sangat mengisyaratkan bahwa mata air panas sedang meluap pada saat hominid mulai menetap di sana.

“Mereka bahkan tidak akan tumbuh, kecuali suhunya di atas 80° C (176° F),” jelas Profesor Roger Summons dari MIT.

Beberapa sampel yang dibawa Ainara dari lapisan berpasir di Ngarai Olduvai ini, memiliki kumpulan lipid bakteri yang sama yang kami anggap secara jelas menunjukkan air bersuhu tinggi.

Jika ada fitur hidrotermal di sana, tidak diketahui bagaimana spesies yang punah mungkin berinteraksi dengan mereka sekitar 1,8 juta tahun yang lalu.

Namun, para peneliti berpendapat bahwa temuan mereka mengilustrasikan gambaran, di mana nenek moyang manusia purba berpotensi menggunakan sumber air panas seperti merebus makanan dengan panci.

Meskipun terbuka untuk diperdebatkan bagaimana mereka menemukan potensi ini, atau bagaimana mereka menyiapkan makanan mereka, atau bahkan apakah mereka merebus akar dan umbi serta daging, kapan pastinya manusia menggunakan api masih diperdebatkan.

Tetapi beberapa bukti yang paling disepakati mengatakan, nenek moyang manusia menggunakan api sejak sekitar 1 juta tahun yang lalu.

Meskipun teori penggunaan mata air panas untuk memasak makanan lebih dari 1,7 juta yang lalu ini mungkin berlebihan, bukti mata air panas di dekat pemukiman manusia, meningkatkan kemungkinan bahwa hominin mungkin memiliki akses memasak makanan dan memenuhi nutrisi yang sangat dibutuhkan jauh sebelum kita berhasil menguasainya, yaitu api.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/09/17/100100723/sebelum-ada-api-nenek-moyang-manusia-memasak-dengan-mata-air-panas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke