Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bagaimana Situasi ODHA di Tengah Pandemi Corona? Ini Hasil Surveinya

KOMPAS.com - Situasi selama pandemi Covid-19 berdampak pada berbagai aspek kesehatan masyarakat. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai situasi ODHA Indonesia di tengah pandemi Covid-19.

Berdasarkan survei cepat kebutuhan ODHA dalam konteks Covid-19 oleh UNAIDS Indonesia, terdapat sekitar 46.000 infeksi baru HIV, dengan kematian mencapai jumlah 38.000 kasus, sehingga situasi total keseluruhan ODHA sampai tanggal 21 Juni 2020 adalah sekitar 640.000 orang.

Survei juga menunjukkan bahwa 80 persen keluarga memiliki satu orang anggota yang ODHA, sementara 13 persennya memiliki dua orang orang anggota yang ODHA, dan 7 persen memiliki lebih dari dua orang yang terdata sebagai ODHA.

Disampaikan oleh Strategic Information Advisor UNAIDS Indonesia, DR Lely Wahyuniar MSc, risiko terinfeksi Covid-19 pada ODHA sebenarnya sama saja dengan orang normal.

"Ada juga (ODHA) yang terinfeksi (Covid-19) sekalipun (risikonya) tidak sebesar penyakit yang tidak menular," kata Lely dalam Webinar PP IAKMI Series, Penanggulangan HIV-AIDS: Kebijakan dan Strategi di tengah Pandemi Covid-19, Jumat (3/7/2020).

Tingkat kecemasan ODHA terpapar Covid-19

Dituturkan oleh Lely, sama seperti orang normal, ODHA juga merasa cemas karena penyakit Covid-19.

Bahkan, dari hasil survei tersebut, ada sekitar 41,1 persen ODHA yang merasakan kecemasan sangat berat akan potensi terpapar Covid-19 ini.

"(Lalu) 26,3 persen ODHA merasa cemas tingkat berat terpapar Covid-19, dan 23,9 persennya mengalami kecemasan tingkat sedang," kata dia.

Sementara itu, ODHA yang mengalami kecemasan ringan hanya 5,2 persen dan hanya 3,5 persen ODHA yang tidak cemas terhadap Covid-19.

Jenis kekhawatiran ODHA ini pun beragam seperti berikut.

- Kepedulian terhadap kesehatan diri sendiri (562 partisipan)

- Kekhawatiran tentang kesehatan anggota keluarga (491 partisipan)

- Stigma terkait status HIV (413 partisipan)

- Kemampuan untuk mendapatkan obat (365 partisipan)

- Isolasi (265 partisipan)

- Takut tidak bisa bekerja di jalanan (134 partisipan)

- Berbagi kamar dengan beberapa orang (81 partisipan)

- Keterbatasan diri atau disabilitas (24 partisipan) dan lain-lain (24 partisipan)

Akses dan hambatan dalam pencegahan Covid-19

Dituturkan Lely, tentunya semua orang memiliki akses dan hambatan masing-masing dalam melakukan upaya pencegahan Covid-19. ODHA pun demikian.

Hasil survei yang dilakukan, kata Lely, menunjukkan bahwa ODHA tidak memiliki banyak kendala terhadap akses pencegahan seperti ketersediaan air bersih, jumlah sabun atau antiseptik yang memadai, tisu, masker dan ruangan terpisah dengan orang sakit atau terdiagnosis Covid-19.

"Tapi untuk akses pencegahan Covid-19, terutama untuk ketersediaan ruangan terpisah dengan orang sakit atau terdiagnosis Covid-19, hanya 192 partisipan saja yang memiliki akses tersebut," ujar dia.

Selain kebutuhan untuk melindungi diri sendiri selama pandemi Covid-19, kebutuhan layanan kesehatan juga menjadi persoalan ODHA.

"Rata-rata teman ODHA kita mengerti cara menjaga kesehatan di tengah pandemi, dan kebutuhan ODHA dalam mengakses layanan kesehatan, Alhamdulillah tidak terlalu buruk," kata dia.

Hanya saja, prosedur atau protokol pelayanan kesehatan untuk ODHA jadi disesuaikan dengan kondisi dampak Covid-19 itu sendiri, khususnya stok obat.

Survei menunjukkan bahwa hambatan terbesar bagi ODHA dalam mencegah paparan Covid-19 berkaitan dengan isolasi mandiri. Pasalnya, 349 partisipan berada dalam kondisi tuna wisma dan dan 427 partisipan tidak memiliki tempat tinggal tetap.

"Hanya 35 (partisipan) saja yang tidak ada hambatan," ujar Lely.

Untuk diketahui, data ODHA yang terinfeksi Covid-19 hingga saat ini ada 28 orang, dengan 15 masih dalam perawatan intensif, 10 pasien sembuh dan 3 orang meninggal dunia.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/07/06/193200623/bagaimana-situasi-odha-di-tengah-pandemi-corona-ini-hasil-surveinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke