Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berukuran Setengah Inci, Inilah Karya Seni Pahat Tertua di Asia Timur

KOMPAS.com - Miniatur pahat seekor burung yang ditemukan di tumpukan sampah dekat situs arkeologi China dinyatakan sebagai karya seni tertua Asia Timur.

Miniatur burung penyanyi itu setidaknya berusia lebih dari 13.000 tahun. Benda ini mengisyaratkan karya seni tradisional di wilayah tersebut.

Dilansir Science Alert, Rabu (10/6/2020), patung mungil ini tingginya sekitar 12 milimeter (setengah inci).

Tim peneliti meyakini, patung mini ini mendorong lahirnya patung hewan di Asia Timur selama lebih dari 8.500 tahun.

Mulai dari Zaman Batu Lama ketika manusia masih berburu dan meramu, hingga Zaman Batu Baru ketika manusia mulai tinggal menetap dan bertani.

"Patung yang ditemukan di kawasan Lingjing ini adalah satu-satunya objek tiga dimensi dari era Paleolitikum. Patung ini diukir di tulang yang dibakar dan mewakili seekor burung yang berdiri di atas alas," tulis tim peneliti Internasional menggambarkan temuan ini.

"Ini juga satu-satunya ukiran Paleolitikum yang terawetkan dengan sangat baik hingga kita bisa mendokumentasikannya secara rinci," imbuh penulis.

Burung, terutama burung bertengger adalah tema umum dalam seni China kuno dari Neolitikum atau Zaman Batu Baru, ketika manusia purba secara bertahap mulai tinggal menetap dan memiliki lebih banyak waktu untuk bersantai.

Penemuan baru ini menunjukkan, seni ukir adalah hobi atau kebiasaan kreatif di wilayah tersebut jauh sebelum era Neolitikum.

Para ahli menganalisis miniatur patung burung itu di empat lembaga penelitian berbeda, yakni di China, Perancis, Jepang, dan AS.

Para ahli memperkirakan, patung itu dibuat antara 13.400 sampai 13.200 tahun yang lalu. Selain itu, patung ini mungkin dibuat beberapa ratus kilometer dari Beijing.

Teknik pemahatan modern juga tampak dalam proses pembuatan patung itu. Para penulis berpendapat, tradisi artistik kuno di era Palaeolitikum sudah meluas 30.000 tahun sebelum hari ini.

Dengan memperhatikan pahatan yang sangat detail dalam patung, ahli berpikir mungkin ada sejarah yang kaya dalam seni memahat di daerah ini.

Miniatur burung penyanyi ini memang tidak memiliki sayap. Namun, patung itu memiliki ekor, kepala, tenggorokan, dada dan perut besar. Selain itu juga ada tanda jelas yang mengisyaratkan mata.

Karena pahatan yang sangat detail itulah, para peneliti mengatakan patung ini hampir sempurna dan cocok dengan penggambaran burung penyanyi.

Secara khusus, para ahli memperkirakan miniatur burung itu menggambarkan ordo Passeriformes, yang mencakup setengah dari semua spesies burung yang dikenal hidup hari ini.

"Analisis kami mengungkap bahwa seniman kuno di Lingjing memilih teknik yang tepat dan detail untuk menciptakan fitur anatomi," tulis para penulis.

"Gaya respresentasi patung mini ini asli dan sangat berbeda dengan semua patung unggas dari Paleolitik yang dikenal," imbuh penulis.

Lahirnya karya seni

Hingga saat ini, kita belum mengetahui kapan pastinya manusia pertama ali membuat karya seni representasional.

Ornamen simbolis, pigmen, dan ukiran pertama yang diketahui sejauh ini berasal dari 100.000 tahun lalu. Sementara itu, patung dianggap sebagai bentuk karya seni paling awal.

Patung tertua yang diukir dari gading mammoth dan binatang lain, tidak muncul di Eropa sampai sekitar 40.000 tahun lalu. Namun, beberapa ukiran dari tahun tersebut ditemukan di tempat lain di dunia.

Faktanya, satu-satunya ukiran burung paleolitik lainnya dari Asia terdiri dari liontin yang terbuat dari gading dan tanduk, mewakili unggas air terbang, dan mereka ditemukan di Siberia. Patung tertua berikutnya dalam seni Neolitik China adalah burung penyanyi jade dari sekitar 5.000 SM.

Passeriformes umumnya dikenal sebagai 'bertengger' atau 'mendarat' burung, dan di masa lalu kuno, tatanan ini sering ditampilkan dalam seni China.

Dalam kasus patung Lingjing, kaki pendek yang mendefinisikan burung-burung ini telah diganti dengan alas persegi panjang, yang kadang-kadang terlihat pada patung seni yang ditemukan lebih jauh ke barat.

"Patung itu berbeda secara teknologi dan gaya dari spesimen lain yang ditemukan di Eropa Barat dan Siberia, dan itu bisa menjadi mata rantai yang hilang yang melacak asal-usul patung China kembali ke periode Palaeolitikum," kata penulis.

Lebih banyak contoh akan diperlukan sebelum kita dapat mengatakan dengan pasti apakah burung ini mewakili seluruh tradisi kuno seni patung di Asia Timur.

Studi ini dipublikasikan di PLOS One.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/06/11/122729223/berukuran-setengah-inci-inilah-karya-seni-pahat-tertua-di-asia-timur

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke