Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Alasan Orang Mudah Percaya Hoaks di Grup Whatsapp, Psikolog Jelaskan

KOMPAS.com – Di zaman teknologi dan media sosial seperti sekarang, arus informasi kadang tak bisa dibendung. Whatsapp adalah salah satu platform paling populer dalam penyebaran informasi ini.

Namun pada kenyataannya tak semua informasi yang beredar di Whatsapp, terutama dari grup di dalamnya, adalah benar. Banyak informasi yang kemudian disebarkan kembali tanpa mengetahui benar atau tidaknya hal tersebut.

Mengapa orang mudah percaya dengan informasi yang beredar di grup Whatsapp? Dosen dan Psikolog Klinis Fakultas Psikologi UNAIR, Tri Kurniati Ambarini, M.Psi., membeberkan alasannya.

“Perilaku ini menjadi karakteristik ketika kita masuk ke ranah media sosial, termasuk Whatsapp. Jika masuk ke dalam sebuah grup Whatsapp, kita cenderung lebih percaya apa yang disebarkan di situ karena kedekatan kita dengan orang-orang dalam grup tersebut,” tutur Tri kepada Kompas.com, Senin (8/6/2020).

Ia menjelaskan setidaknya ada tujuh alasan orang mudah percaya dengan informasi yang beredar di grup Whatsapp:

1. Kecenderungan membaca cepat

Tri menjelaskan, seseorang cenderung membaca informasi di grup Whatsapp dengan cepat dan tidak teliti.

“Informasi yang masuk bisa sangat cepat dan ditimpali dengan cepat pula, sehingga waktu kita untuk mencerna informasi tersebut sedikit. Ini membuat kita tidak teliti,” tuturnya.

2. Confirmatory bias

Salah satu teori psikologi yang menjelaskan fenomena ini adalah confirmatory bias, di mana seseorang lebih mudah percaya terhadap informasi yang mirip dengan pemikiran atau kebutuhan kita.

“Ini akibat kita kurang berpikir secara kritis, dan mencerna informasi secara emosional,” lanjut Tri.

3. Social pressure

Ketika berada di dalam sebuah grup Whatsapp yang sama, jelas Tri, seseorang cenderung memahami anggotanya sebagai pihak yang memiliki nilai, sikap, dan kepercayaan yang sama.

“Sehingga informasi yang dibagi oleh seseorang di grup Whatsapp akan lebih mudah dipercaya,” lanjutnya.

4. Kurang evaluasi

Seseorang yang cenderung percaya terhadap informasi di grup Whatsapp biasanya kurang melakukan evaluasi terhadap kredibilitas berita.

“Oleh karena itu kita wajib memilah, mana informasi yang signifikan bagi kita dan mana yang tidak. Coba dimulai dulu dengan berita yang menarik perhatian kita,” tutur Tri.

5. Cognitive bias atau heuristic thinking

Otak menghemat energi dalam melakukan proses berpikir, terutama untuk informasi yang kurang penting bagi seseorang.

“Itulah yang menjadikan munculnya cognitive bias atau heuristic thinking, cara singkat sistem mental untuk memutuskan sesuatu dengan cepat dan efisien,” papar Tri.

6. Kurang berpikir kritis

Tri menyebutkan seseorang lebih mudah percaya terhadap informasi apabila dirinya menanggapi secara emosional dan kurang berpikir kritis.

“Berita yang menimbulkan reaksi emosi membuat orang lebih mudah percaya. Misal, sekarang banyak orang cemas karena isu new normal. Orang akan lebih mudah untuk share berita itu karena memiliki emosi yang sama yaitu cemas dan takut,” papar Tri.

7. Illusory truth effect

“Seseorang lebih mudah percaya terhadap informasi ketika sering membaca berita yang sama, atau dikenal dengan illusory truth effect,” tutur Tri.

Oleh karena itu, lanjutnya, hal sederhana yang bisa kita lakukan saat menerima informasi dari grup Whatsapp adalah stop and think.

“Coba cerna dulu informasinya, beberapa menit saja. Pilah topik yang harus kita perhatikan, atau mungkin harus kita abaikan. Dengan mencerna selama beberapa menit, kita akan lebih mudah memahami informasi dengan akurat,” tutupnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/06/08/180300823/7-alasan-orang-mudah-percaya-hoaks-di-grup-whatsapp-psikolog-jelaskan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke