Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ilmuwan Oxford Resmi Ujikan Vaksin Corona pada Manusia

KOMPAS.com - Universitas Oxford baru saja menguji vaksin virus corona baru kepada manusia. Hal ini dilakukan agar vaksin dapat tersedia pada akhir tahun ini.

Pemerintah Inggris sangat mendukung apa yang dilakukan ilmuwan Universitas Oxford tersebut. Menurut Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock, uji klinis pada manusia dilakukan mulai Kamis (23/4/2020).

Hancock memuji perkembangan vaksin yang menjanjikan. Terlebih lagi, biasanya membutuhkan waktu tahunan untuk mencapai tahap diujikan ke manusia.

Dilansir Science Alert, Jumat (24/4/2020), pada fase pertama, setengah dari 1.112 sukarelawan akan diberi vaksin potensial yang dibuat untuk melawan Covid-19. Sementara setengahnya lagi akan diberi vaksin kontrol untuk menguji keamanan dan kemanjurannya.

Para relawan berusia antara 18 sampai 55 tahun dan dalam kondisi sehat, tidak dinyatakan positif Covid-19, dan tidak hamil atau menyusui.

Sebanyak 10 peserta akan menerima dua dosis vaksin percobaan, terpisah empat minggu.

Tim Profesor Sarah Gilbert berharap, tingkat keberhasilan vaksin yang diuji mencapai 80 persen. Jika itu berhasil, pihaknya akan membuat satu juta dosis pada September agar bisa diedarkan secara luas saat musim gugur tahun ini.

Namun, dalam situs web mereka, tim mengatakan bahwa jadwal tersebut sangat ambisius dan sangat mungkin berubah.

Kepala petugas medis pemerintah Chris Whitty mengakui pada Rabu (22/4/2020), kemungkinan mendapat vaksin corona yang ambil pada tahun ini sangat kecil.

"Jika orang berharap, vaksin akan membuat (virus corona baru) hilang semuanya dalam waktu singkat, itu adalah harapan yang sangat tidak realistis," kata Whitty memperingatkan.

Dilansir dari AFP, Jumat (24/4/2020), vaksin yang dibuat oleh ilmuwan Oxford didasarkan pada adenovirus simpanse yang dimodifikasi untuk menghasilkan protein di dalam sel manusia yang juga diproduksi oleh Covid-19.

Diharapkan vaksin ini dapat melatih sistem kekebalan tubuh untuk kemudian mengenali protein dan membantu menghentikan virus corona baru memasuki sel manusia.


Vaksin adenovirus diketahui mengembangkan respons imun yang kuat dengan dosis tunggal dan bukan virus replikasi, sehingga tidak dapat menyebabkan infeksi, serta lebih aman untuk anak-anak, orang tua, dan pasien dengan penyakit yang mendasari seperti diabetes.

Pencarian vaksin corona

Setidaknya ada lebih dari 100 proyek penelitian untuk menemukan vaksin virus corona di seluruh dunia.

Menurut London School of Hygiene and Tropical Medicine, ada tujuh penelitian yang saat ini sudah pada tahap uji klinis atau diujikan ke manusia.

Uji klinis itu sudah dilakukan di China dan Amerika Serikat. Sementara Jerman mengumumkan pada Rabu kemarin bahwa pihaknya akan melakukan uji klinis pada akhir bulan ini.

Imperial College London juga berencana akan memulai uji klinis vaksin corona pada bulan Juni.

Penelitian mereka fokus pada vaksin yang mengeksploitasi prinsip yang berbeda, menggunakan RNA, molekul kurir yang membangun protein dalam sel, untuk merangsang sistem kekebalan tubuh.

"Menemukan vaksin adalah satu-satunya cara yang mungkin untuk membawa dunia kembali ke situasi normal," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pekan lalu, menyerukan percepatan proyek vaksin corona di seluruh dunia.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/04/24/100100723/ilmuwan-oxford-resmi-ujikan-vaksin-corona-pada-manusia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke