Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Studi: Masker dari Kain Batik Tawarkan Proteksi Tinggi Cegah Corona

KOMPAS.com – World Health Organization (WHO) kini memberikan rekomendasi masyarakat untuk mengenakan masker saat keluar rumah selama pandemi Covid-19.

Masker kain yang dibuat sendiri adalah salah satu opsi, meski proteksinya tidak sebaik masker medis atau masker bedah.

Namun, tak sembarang kain bisa dijahit dan dijadikan masker. Masker kain memang bisa mencegah penyebaran virus yang keluar dari tubuh kita. Namun, untuk memblokir akses virus dari luar menuju badan kita, hal itu tergantung kualitas dan kebersihan kain yang dijadikan masker.

Mengutip New York Times, Senin (6/4/2020), para ilmuwan di Amerika Serikat telah melakukan penelitian terhadap jenis kain yang cukup efektif untuk mencegah penyebaran virus corona.

Sarung bantal dan kain yang sejenis dengan flanel memiliki skor terbaik untuk menyaring partikel. Sementara itu, penyaring kopi memiliki skor medium. Bandana dan scarf memiliki skor terendah, namun tetap bisa menyaring partikel.

Salah satu studi dilakukan oleh Yang Wang, asisten profesor Teknik Lingkungan di Missouri University of Science and Technology. Bersama para alumni Teknik Lingkungan, ia melakukan studi terhadap beberapa jenis kain.

“Anda butuh sesuatu yang efisien dalam menghalau partikel, tapi tidak menyulitkan untuk bernapas,” tuturnya.

Hasilnya, ada dua desain terbaik yang terbuat dari kain berkualitas tinggi. Pertama, masker dari dua lapis kain batik tebal. Kedua, masker yang terbuat dari dua lapis katun dengan satu lapis kain flanel di tengahnya.

Proses penelitian

Untuk mengetes jenis kain ini, para ilmuwan menggunakan metode yang sama untuk mengetes masker medis. Masker medis terbaik hingga saat ini adalah N95, yang bisa menyaring hingga 95 persen partikel di udara dengan ukuran sampai 0,3 mikron.

Sebagai perbandingan, masker bedah yang dijual bebas memiliki tingkat filtrasi dari 60-80 persen.

Tim peneliti mengetes dua jenis penyaring udara. Pertama adalah filter penyaring alergi HVAC yang hasilnya terbaik, menyaring 89 persen partikel jika digunakan satu lapis dan 94 persen partikel jika digunakan dua lapis.

Masalah utama pada penyaring udara tersebut adalah kesulitan untuk bernapas. Jika ingin menggunakan penyaring udara seperti itu, Anda harus menyimpannya pada lapisan tengah di antara dua lapis katun.

Tim peneliti juga menemukan bahwa pada beberapa jenis kain, dua lapis kain saja hanya memberikan proteksi yang sangat sedikit dibandingkan empat lapis.

Kain batik tebal tak perlu lagi menggunakan filtrasi lain. Namun, jika kain batik terbuat dari katun, cara terbaik adalah tetap memasukkan satu lapis kain flanel di tengahnya.

Bonnie Bowning, Executive Director dari Amerikan Quilter’s Society, mengatakan bahwa kain batik dan katun adalah yang terbaik untuk dijahit. Hal ini memudahkan masyarakat untuk membuat masker kain yang aman dan efektif.

Cara mengetes jenis kain

Jika tidak memiliki jenis kain yang direkomendasikan, ahli menyebutkan Anda bisa mengetes apakah kain itu efektif atau tidak dengan cara berikut.

“Pegang kain di tempat yang terang. Jika sinar matahari atau cahaya menembus kain dengan mudah dan Anda bisa melihat serat kain dengan jelas, itu bukanlah jenis kain yang bagus. Jika materialnya lebih tebal dan cahaya tidak masuk, berarti gunakanlah kain itu,” tutur Dr Scott Segal, Kepala Bagian Anestesi di Wake Forest Baptist Health yang mendalami tentang masker kain.

Meski tingkat filtrasi pada masker kain lebih minim dibandingkan masker bedah, mayoritas dari kita yang menerapkan Work from Home (WFH) juga tinggal di rumah (stay at home) tidak membutuhkan proteksi berlebih dalam hal masker.

Lain halnya dengan orang yang bekerja untuk jasa publik seperti supir kendaraan umum, pekerja di pom bensin, dan tentunya petugas kesehatan.

Tapi perlu diingat, saat keluar rumah, mengenakan masker kain lebih baik dibandingkan tidak memiliki proteksi sama sekali. Terutama apabila digunakan oleh orang yang terinfeksi virus.

Sebab, WHO baru-baru ini menyebutkan bahwa 1 dari 4 orang yang positif Covid-19 adalah asimptomatik (tidak memiliki gejala) dan presimptomatik (baru bergejala usai dites laboratorium).

https://www.kompas.com/sains/read/2020/04/06/132634023/studi-masker-dari-kain-batik-tawarkan-proteksi-tinggi-cegah-corona

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke