Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Infrastruktur Pengendali Banjir Dibangun di Tiga Sungai Kota Palu

Kompas.com - 14/12/2023, 16:30 WIB
Muhdany Yusuf Laksono

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III Palu sedang melakukan penanganan terhadap tiga sungai untuk mengantisipasi banjir di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).

Ketiga sungai yang dimaksud meliputi Sungai Palu, Sungai Kawatuna, dan Sungau Ngia.

Pasalnya, gempa yang terjadi pada 28 September 2018 di Kota Palu mengakibatkan tanah longsor pada beberapa titik perbukitan Daerah Aliran Sungai (DAS) Palu yang sebagian besar terjadi di Kabupaten Sigi, sehingga menyebabkan masuknya sedimen pada badan sungai.

Selain itu, sedimen yang terjadi pada badan sungai juga diakibatkan dari erosi tebing sungai.

Baca juga: 7 Kecamatan di Jakarta Dijamin Bebas Banjir

Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III Kementerian PUPR Dedi Yudha Lesmana mengatakan, sedimen pada badan sungai tersebut mengakibatkan terjadinya bencana banjir bandang pada 2019 lalu.

Kombinasi antara sedimentasi tinggi dan curah hujan tinggi selama 2 jam-8 jam per hari menyebabkan banjir besar di Kota Palu.

"Untuk itu kami melakukan penanganan jangka panjang dan pengendalian sedimen di Kota Palu dengan pembangunan tanggul sungai, pengendali elevasi dasar sungai (groundsill), dan konsolidasi dam yang merupakan salah satu jenis bangunan pengendali sedimen dan penyeimbang kemiringan dasar sungai," jelasnya dikutip dari laman Kementerian PUPR pada Kamis (14/12/2023).

Menurut dia, pembangunan pengendali banjir pada tiga sungai di Kota Palu tersebut telah dimulai sejak Agustus 2023 melalui sumber pendanaan Loan Japan International Cooperation Agency (JICA).

Konstruksinya dilaksanakan oleh PT Selaras Mandiri Sejahtera dengan nilai kontrak Rp 150 miliar.

Untuk penanganan di Sungai Palu ruang lingkup pekerjaannya mencakup pembangunan tanggul sungai 387 meter di sisi kiri dan 364 meter di sisi kanan.

"Selain itu juga dibangun tanggul pantai sepanjang 487 meter di sisi kiri dan 423 meter di sisi kanan, serta pengerukan sedimen sungai sepanjang 800 meter," ujarnya.

Sedangkan untuk penanganan di Sungai Kawatuna, sedang dikerjakan pembangunan konsolidasi dam 2 unit dengan panjang masing-masing 40,5 meter dan tinggi 6 meter.

"Di Sungai Kawatuna juga dibangun groundsill sebanyak 6 unit dengan panjang 17,7 meter dan pengaman erosi tebing sungai (revetment)," katanya.

Terakhir di Sungai Ngia, sedang dibangun konsolidasi dam sebanyak tiga unit masing-masing sepanjang 25,5 meter sebanyak 1 unit dan 21 meter sebanyak 2 unit.

"Selain itu juga dibangun groundsill untuk memperkecil kemiringan arus sungai sehingga kecepatan air menjadi kecil dan kedalaman air bertambah," tukas Dedi.

Baca juga: Agar Bisa Reduksi Banjir, Tiga Danau di Kapuas Hulu Kalbar Diperbaiki

Untuk diketahui, Sungai Palu merupakan sungai primer DAS Palu-Lariang. Bagian hilir Sungai Palu terdapat kerusakan parah akibat gempa bumi dan tsunami.

Sementara Sungai Kawatuna merupakan anak Sungai Palu yang melewati landasan pacu bandara, akibat gempa tahun 2018, banjir dengan sedimen sering terjadi yang mengendap di gorong-gorong bawah landasan pacu bandara.

Lalu, Sungai Ngia yang tergabung dengan saluran irigasi ketika hujan lebat, membawa sedimen yang sangat tinggi, membahayakan infrastruktur bandara serta saluran irigasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Malang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Malang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perbaikan Jalan Daerah di Sultra Telan Anggaran Rp 631 Miliar

Perbaikan Jalan Daerah di Sultra Telan Anggaran Rp 631 Miliar

Berita
Mulai 16 Mei, Lintasi Tol Serang-Panimbang Dapat Diskon Tarif 30 Persen

Mulai 16 Mei, Lintasi Tol Serang-Panimbang Dapat Diskon Tarif 30 Persen

Berita
Ini Alasan Mengapa Anda Harus Membeli Kursi Plastik untuk Furnitur Rumah

Ini Alasan Mengapa Anda Harus Membeli Kursi Plastik untuk Furnitur Rumah

Tips
Pengembang Indonesia Jadi Pemilik Tunggal Aset Rp 5,7 Triliun di Sydney

Pengembang Indonesia Jadi Pemilik Tunggal Aset Rp 5,7 Triliun di Sydney

Berita
Harga Sewa Mal di Jakarta Naik Jadi Rp 584.077 Per Meter Persegi

Harga Sewa Mal di Jakarta Naik Jadi Rp 584.077 Per Meter Persegi

Ritel
SE Desain Prototipe Rumah Sederhana Masih Diharmonisasi Kemenkumham

SE Desain Prototipe Rumah Sederhana Masih Diharmonisasi Kemenkumham

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pasuruan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pasuruan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mengungkap Pertumbuhan Pasar Hotel, Bengkulu, Sultra dan Kalteng Paling Cuan

Mengungkap Pertumbuhan Pasar Hotel, Bengkulu, Sultra dan Kalteng Paling Cuan

Hotel
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Ponorogo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Ponorogo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bojonegoro: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bojonegoro: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Pasuruan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Pasuruan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jember: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jember: Pilihan Ekonomis

Perumahan
[POPULER PROPERTI] 10 Juta Bambu Jadi Matras Tol 'Atas Laut' Semarang-Demak

[POPULER PROPERTI] 10 Juta Bambu Jadi Matras Tol "Atas Laut" Semarang-Demak

Berita
5 Hari 'Long Weekend', Penumpang KA Tembus 854.728 Orang

5 Hari "Long Weekend", Penumpang KA Tembus 854.728 Orang

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com