JAKARTA, Kompas.com - Olimpiade Tokyo 2020 berjalan dengan sukses meskipun terdapat sejumlah kontroversi yang menyertai perhelatannya.
Dilansir dari Deezen, Minggu (08/08/2021), kontroversi terbesar menjelang pertandingan adalah perekrutan dan pemecatan arsitek kaliber internasional, Zaha Hadid sebagai arsitek stadion Olimpiade.
Hadid memenangkan kompetisi merancang stadion pada tahun 2012. Namun, desain yang diusulkan dikritik oleh sekelompok arsitek Jepang terkemuka termasuk Fumihiko Maki, Toyo Ito, Sou Fujimoto dan Kengo Kuma karena skalanya.
Baca juga: Arsitek Jepang Protes Stadion Olimpiade Karya Zaha Hadid
Hadid menggambarkan para arsitek itu sebagai "orang munafik".
“Mereka tidak ingin orang asing membangun di Tokyo untuk stadion nasional. Di sisi lain, mereka semua memiliki pekerjaan di luar negeri," ujar mendiang.
Terlepas dari desain ulang, stadion kontroversial itu dibatalkan pada tahun 2015.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe kemudian memutuskan untuk menggelar kompetisi baru dengan pemenangnya Kengo Kuma.
Pembangunan Stadion Nasional dituding hancurkan hutan hujan tropis
Kontroversi tak sebatas desain Stadion Nasional baru dan fasilitasnya, melainkan juga penggunaan material bangunan.
Rainforest Action Network (RAN) melaporkan, pembangunan fasilitas di Stadion Nasional Baru dalam Olimpiade Tokyo 2020 telah mengonsumsi bahan baku kayu lapis dengan menghancurkan hutan hujan tropis kritis di Asia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.