Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Kota Dunia Gratiskan Transportasi Publik, Ini Alasannya

Kompas.com - 06/12/2020, 15:07 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Transportasi publik perkotaan menjadi sesuatu hal yang tidak bisa diabaikan.

Peran transportasi publik sangat penting terutama untuk memudahkan mobilitas masyarakat hingga menjadi solusi bagi kemacetan.

Faktanya, kini banyak orang yang justru beralih menggunakan transportasi pribadi dan meninggalkan transportasi publik. Alasannya beragam, mulai dari efisiensi, hingga alasan keamananan dan kenyamanan.

Padahal, dengan semakin banyaknya mobilitas kendaraan di suatu kota yang umumnya didominiasi oleh kendaraan pribadi, justru akan berdampak buruk pada kemacetan, kesehatan udara dan juga lingkungan.

Melansir laman Archdaily, sebanyak dua pertiga energi dunia dan 70 persen emisi karbon global berasal dari perkotaan.

Baca juga: Pertama Kali, Jakarta Menangi Sustainable Transport Award 2021

Hal ini tentu saja menjadi tantangan besar bagi pemimpin perkotaan dan terutama bagi eksistensi transportasi publiknya.

100 kota di seluruh dunia tawarkan transportasi gratis

Untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap transportasi publik, sejumlah kota di dunia melakukan revolusi transportasi publiknya.

Mulai dari mengubah kebijakan, memperbaiki fasilitas, infrastruktur, hingga memberikan sejumlah kemudahan dan insentif kepada penumpang.

Hingga kini terdapat sebanyak 100 kota di dunia yang menawarkan transportasi publik gratis. Kebijakan ini umumnya banyak diterapkan di kota-kota di Eropa.

Mulai 1 Maret 2020 lalu, Luksemburg menjadi salah satu negara pertama yang menawarkan transportasi gratis untuk warganya.

Negara ini menjadi negara dengan jumlah kepemilikan mobil terbesar per populasi di Eropa.

Kebijakan transportasi gratis diharapkan dapat memicu warganya untuk beralih menggunakan transportasi publik.

Sehingga dapat menjadi solusi kemacetan dan memperbaiki rekam jejak emisi karbon yag buruk di kota tersebut.

Negara Eropa lainnya, Perancis juga menjadi pusat prakarsa transportasi publik gratis.

Pasalnya negara tersebut telah berjanji untuk melarang penjualan mobil bensin dan diesel pada 2040, dan melarang mobilitas mobil bensin dan diesel pada tahun yang sama.

Karenanya, akses ke transportasi umum menjadi semakin penting di negara ini. Bahkan saat ini, 23 kota di Perancis menawarkan transportasi umum gratis.

Adapun kota terbesar adalah Dunkirk, yang 257.000 penduduknya mendapat manfaat dari sistem bus gratis yang telah meningkatkan penggunaan jaringan sebesar 60 persen pada hari kerja, dan 100 persen pada akhir pekan.

Karena kebijakan tersebut, 48 persen warga di Kota Dunkirk, Perancis mengatakan bahwa mereka meninggalkan mobil pribadinya di rumah, sementara 5 persen telah menjual mobil mereka seluruhnya.

Selain itu, Kota Paris juga sedang dalam proses menurunkan beban keuangan transportasi publik. Kebijakan transportasi publik gratis di Paris diberlakukan secara bertahap.

Awalnya kota ini menggratiskan transportasi publik untuk warganya yang berumur dibawah 20 tahun, dan disubsidi atau mendapatkan potongan harga untuk orang umum.

Pemerintah kota Paris percaya bahwa membuat sistem ini gratis akan memungkinkan penghematan pada pemungutan ongkos, kebijakan, dan administrasi.

Di samping itu, pada September 2019, konsesi baru juga diluncurkan di seluruh wilayah Greater Paris termasuk perjalanan metro dan bus gratis untuk orang-orang di bawah 11 tahun.

Termasuk non-nasional, dan perjalanan gratis untuk penyandang disabilitas di bawah usia 20 tahun.

Selain itu, siswa sekolah menengah antara 14 tahun dan 18 tahun akan menerima konsesi 50 persen, serta akun berbagi sepeda gratis pada skema Vélib kota.

Ahli transportasi publik Universitas Brussel Wojciech Keblowshi mencatat bahwa penggunaan transportasi publik terbukti meningkat secara dramatis ketika tarif dihapuskan.

Kebijakan ini terbukti meningkatkan warga yang menggunakan trasnportasi publik, utamanya penummpang dari kelompok seperti orang tua, dan pengangguran.

"Dan kota menjadi lebih tersedia bagi mereka. Mereka dapat mencari pekerjaan dan memanfaatkan aktivitas dan institusi budaya. Dan itu terjadi di Perancis," cetusnya.

Beralih ke negara Amerika, kebijakan transportasi publik gratis yang diterapkan Eropa rupanya diikuti juga oleh sejumlah kota di Amerika.

Tahun lalu, Kansas City, Amerika mengumumkan bahwa mereka akan membuat sistem bus gratis, menyisihkan 8 juta dollar AS atau Rp 112 miliar untuk mendukung langkah yang bertujuan mengatasi masalah ketidaksetaraan dan untuk melawan krisis iklim.

Tak hanya itu, Olympia, Washington juga baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka akan menerapkan kebijakan serupa.

Sementara itu, di negara bagian Massachusetts, sejumlah kota kecil dan besar sedang memeriksa dan memberlakukan sistem transportasi gratis.

Sebagaimana dilansir The New York Times, kota terbesar kedua di negara bagian Worcester itu sedang mempertimbangkan untuk membebaskan ongkos bus dengan biaya yang diperkirakan antara 2 juta dollar AS (Rp 28 miliar) dan 3 juta dollar AS (Rp 42 miliar) per tahun.

Kemudian Kota Lawrence MA, sebuah kota berpenduduk sekitar 80.000 orang, juga telah memulai program percontohan selama dua tahun pada September 2019.

Kota ini menghapus tarif bus, yang menyebabkan peningkatan penggunaan sistem mereka sebesar 24 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com