Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

8 Benteng dengan Arsitektur Keren Peninggalan Belanda

Mulai dari mata uang, bahasa, pendidikan, alat industri dan barang sehari-hari lainnya, serta bangunan-bangunan pemerintahan maupun komersial.

Salah satu kawasan dengan bangunan peninggalan Belanda yang paling terkenal di Indonesia adalah Kota Tua Jakarta.

Kawasan turis ini menjadi saksi bisu dari ibu pertiwi yang pernah dijajah oleh negara kincir angin.

Bangunan-bangunan di sekitar kawasan Kota Tua seperti Museum Fatahillah, Galangan Kapal VOC, Museum Wayang, dan gedung-gedung di sekitarnya sebagai salah satu pusat perdagangan di Indonesia.

Bahkan, pengunjung juga bisa menemukan penjara bawah tanah dan penjara wanita yang terendam air di salah satu sudut Museum Fatahillah, lengkap dengan bola-bola meriam yang digunakan sebagai pemberat oleh tahanan saat itu.

Selain bangunan-bangunan ini, ada pula arsitektur peninggalan Belanda lainnya, yaitu benteng.

Benteng-benteng yang dibangun tidak hanya dijadikan sebagai tempat pertahanan, terkadang juga digunakan oleh pemerintah kolonial Belanda sebagai kantor, sekolah militer, dan lainnya.

Ini beberapa benteng peninggalan Belanda yang tersebar di Indonesia:

1. Benteng Amsterdam, Maluku

Benteng ini awalnya dibangun sebagai kubu pertahanan ketika Belanda berperang dengan penduduk Hitu asal Maluku. Pada 1649, kubu pertahanan ini diperluas dan dijadikan benteng.

Ketika gempa dan tsunami melanda Ambon pada 1674, tidak ada laporan mengenai kerusakan pada Benteng Amsterdam.

Namun, gempa pada 1845 berhasil meninggalkan retakan di dinding Benteng Amsterdam.

2. Benteng Martello, Pulau Kelor, Kepulauan Seribu

Benteng yang terletak di pesisir ini memiliki bolongan-bolongan besar di sepanjang dindingnya.

Bolongan ini adalah tempat meriam Belanda dinyalakan untuk menangkal kapal-kapal Portugis, Inggris, Spanyol, dan negara lainnya yang mendatangi Batavia.

Sayangnya, benteng ini mengalami kerusakan yang diduga diakibatkan letusan Gunung Krakatau pada 1883 silam. Terdapat beberapa bagian dari benteng merah ini yang runtuh.

3. Benteng Vredeburg, Yogyakarta

Benteng putih ini menjadi salah satu kawasan turis di Yogyakarta. Benteng Vredenburg dibagun seiring dengan perkembangan Kesultanan Yogyakarta pada 1755.

Berlokasi persis di depan Gedung Agung dan Kraton Kesultanan Yogyakarta, Benteng ini dibangun sebagai benteng pertahanan jika sewaktu-waktu Sultan Yogyakarta berubah pikiran dan menjadikan Belanda sebagai musuhnya.

4. Benteng Rotterdam, Makassar

Berbeda dengan benteng-benteng sebelumnya, Benteng Rotterdam awalnya adalah Benteng Jumpandang yang dibangun oleh Kerajaan Gowa Tallo.

Namun, benteng ini rusak akibat serangan Belanda pada tahun 1955.

Akhirnya, Kerajaan Gowa Tallo menyerahkan benteng ini kepada Belanda atas Perjanjian Bongaya pada 1667.

Benteng Jumpandang akhirnya dibangun ulang dengan arsitektur khas Belanda dan dinamakan Fort Rotterdam.

5. Benteng Belgica, Maluku

Benteng Belgica memiliki bentuk yang berbeda dari benteng-benteng lainnya. Benteng ini memiliki bentuk segi lima dan terbagi menjadi dua bagian.

Bagian pertama adalah area pelataran dengan tembok tebal dan kokoh, sedangkan bagian kedua adalah bagunan bagian dalam benteng yang berbentuk segi lima dengan menara pengamat di setiap sudutnya.

Benteng Belgica adalah benteng yang didirikan oleh Portugis yang kemudian direbut dan dibangun kembali oleh Belanda.

Benteng ini lalu dijadikan sebagai markas militer, tempat memantau lalu lintas kapal dagang, dan benteng pertahanan dari rakyat Indonesia yang menentang monopoli perdagangan VOC

6. Benteng Duurstede, Maluku

Sama seperti Belgica, benteng yang satu ini juga dibangun oleh Portugis dan direbut oleh Belanda.

Benteng ini dibangun pada 1676 dan sempat diduduki oleh Portugis, Belanda, Inggris, hingga Indonesia.

Kapten Pattimura memimpin rakyat Maluku untuk menyerang Benteng Duurstede pada 1817 dan menewaskan seluruh penghuni benteng.

Untuk memperingati semangat ini, dibangun museum dan tugu peringatan di sekitar kawasan Benteng Duurstede.

Kini, Benteng Duurstede memiliki tiga bangunan di dalamnya yang masih utuh, sedangkan enam sisanya telah rusak dan tersisa pondasi.

Pengunjung juga bisa melihat sejumlah bangunan peninggalan Belanda yang masih utuh, seperti kantor, ruang staff, penjara, dan gudang.

7. Benteng van Der Wijk, Jawa Tengah

Benteng ini didirikan pada 1818 sebagai kantor perdagangan VOC dengan nama Fort Cochius.

Pada 1856, benteng ini beralih fungsi menjadi sekolah militer untuk anak-anak dari bangsa Eropa. Peralihan fungsi ini membuat Benteng Cochius berganti nama menjadi Benteng van Der Wijk.

Kini, benteng dengan empat pintu utama ini dijadikan sebagai tempat wisata dan tempat bermain oleh pemerintah daerah setempat.

8. Benteng Pendem, Jawa Tengah

Benteng di pinggir pantai Cilacap ini disebut sebagai Benteng Pendem karena keberadaannya yang tertimbun tanah ketika ditemukan.

Aslinya, benteng ini memiliki nama Kustbatterij op de Landtong te Tjilatjap yang artinya benteng di atas tanah atau menjorok ke laut.

Benteng ini dibangun sebagai kantor VOC pada 1816 dan membutuhkan waktu 18 tahun untuk menyelesaikannya.

Benteng ini memiliki banyak ruangan dan lorong rahasia. Sayangnya, lorong-lorong ini sudah tidak bisa dilewati karena terendam air laut.

https://www.kompas.com/properti/read/2022/12/07/193000121/8-benteng-dengan-arsitektur-keren-peninggalan-belanda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke