Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengembang Masih "Wait and See" Beli Tanah di IKN Baru, Mengapa?

Ketua DPD Real Estat Indonesia (REI) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Bagus Susetyo mengatakan hal ini kepada Kompas.com, Selasa (1/2/2022).

"Jadi, saya lihat, mereka (pengembang) cukup hati-hati mengambil tanah di sekitar situ. Tapi, yang banyak adalah orang untuk ngambil (membeli tanah) tidak dalam skala besar," terang Bagus.

Saat ini, para pengembang hanya memiliki lahan dan mengembangkan properti di dua kota di Kaltim yakni Balikpapan dan Samarinda.

Bagus menyebutkan, setidaknya ada empat pengembang besar yang sudah memiliki lahan dan mengembangkan proyek di kedua kota tersebut dengan luas melebihi 50 hektar.

Keempatnya adalah PT Summarecon Agung Tbk, PT Ciputra Development Tbk, Sinarmas Land, serta PT Agung Podomoro Land Tbk.

Meski tak berada di lokasi IKN Nusantara, kata Bagus, jarak Balikpapan dan Samarinda dengan Sepaku bisa ditempuh hanya 1 jam menggunakan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam).

Dengan begitu, para pengembang belum dapat berspekulasi seperti apa harga hunian yang ideal di pasar IKN Nusantara.

Lalu, mengapa pengembang belum berani membeli lahan di lokasi IKN?

Bagus menjelaskan, pengembangan IKN Nusantara utamanya diperuntukkan untuk membangun istana negara terlebih dahulu, kantor-kantor Pemerintahan, hunian para Aparatur Sipil Negara (ASN), dan selanjutnya rumah bagi masyarakat umum.

"Kalau (rumah) masyarakat di IKN, kayaknya mungkin ada tahapan yang agak panjang dan pengembang nggak mau berspekulasi membangun langsung di daerah IKN," jelas Bagus.

Oleh karena itu, hal yang paling memungkinkan adalah mengembangkan proyek properti di wilayah penyangga seperti Samarinda dan Balikpapan karena dinilai sudah mapan, terutama dari segi fasilitas.

Bagi para pengembang, hal utama yang diperhatikan adalah prospek pasarnya (market) terlebih dahulu.

Karena pengembang ingin memantau seperti apa perkembangan IKN Nusantara berangsur-angsur setiap tahunnya.

"Jadi bergerak dulu di IKN-nya, perkantoran, kementerian, hunian ASN, nah baru mengembangkan pada porsi yang ketiga ya (rumah bagi masyarakat umum)," tuturnya.

Intinya, pengembang akan cukup selektif dalam membeli tanah di IKN Nusantara agar tidak terkena masalah, khususnya yang ranahnya menjadi penguasaan negara.

Namun demikian, bagi perorangan yang berspekulasi untuk membeli tidak akan selektif akan hal itu.

"Karena perusahaan lebih sulit lagi, ada aturan-aturan dan dari pihak daerah tidak bisa memproses seperti itu," tutur Bagus.

Apa kata Ciputra Development?

Sekretaris Perusahaan dan Direktur Keuangan PT Ciputra Development Tbk Tulus Santoso mengatakan, perseroan akan mengkaji terlebih dahulu jika pemerintah membuka kesempatan pengembang untuk berinvestasi di IKN baru.

"Ya kalau dibuka kesempatan pasti kita akan pelajari," jelas Tulus.

Sejauh ini, Ciputra Development belum menemukan pernyataan tertulis terkait pengembangan proyek properti di IKN Nusantara.

Namun satu hal yang pasti, kata Tulus, perseroan belum ada rencana menambah cadangan lahan di IKN Nusantara tahun 2022.

"Iya kita kan bukan spekulan, untuk bebaskan (tanah) juga harus ada perizinannya," pungkas dia.

https://www.kompas.com/properti/read/2022/02/02/090000921/pengembang-masih-wait-and-see-beli-tanah-di-ikn-baru-mengapa-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke