Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Antisipasi Badai La Nina, Kementerian PUPR Kosongkan 205 Bendungan

Hal tersebut sesuai dengan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyebut badai La Nina diprediksi terjadi di akhir tahun 2021 dan mengancam terjadinya bencana banjir.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan Kementerian PUPR telah lama bekerja sama dengan BMKG dalam memanfaatkan data meteorologi, klimatologi dan geofisika.

Data tersebut digunakan untuk melakukan prediksi banjir, pemutakhiran peta kejadian banjir dan peta prakiraan potensi banjir.

“Data-data tersebut sangat penting bagi kami dalam proses pembangunan infrastruktur dan operasi pemeliharaannya,” kata Basuki dalam keterangannya, Jumat (29/10/2021). 

Basuki menjelaskan Kementerian PUPR telah menyiapkan sejumlah mitigasi bencana alam yang disebabkan oleh badai La Nina.

Pertama, mengaktifkan Satgas Penanggulangan Bencana Pusat dan di Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) maupun Balai Wilayah Sungai (BWS) untuk melakukan monitoring terhadap semua infrastruktur yang ada di Indonesia agar dapat diketahui volume banjir yang bisa ditampung.

Kedua melaksanakan standar operasional prosedur (SOP) siaga bencana. Meliputi, pengosongan tampungan dengan membuka seluruh pintu pengeluaran di 205 bendungan dengan volume tampungan sebesar 4,7 miliar meter kubik.

Kemudian membuka pintu pengeluaran pada 12 kolam retensi dengan volume tampungan 6,8 juta meter kubik dan bendung gerak dengan volume tampungan 65,8 juta meter kubik serta mengempiskan 12 bendung karet dengan volume tampungan 7,3 juta meter kubik.

Selanjutnya melakukan Uji Operasi Pengaliran Terowongan Nanjung pada Floodway Cisangkuy dengan kapasitas 2 x 334 meter kubik per detik.

Terowongan Nanjung ini akan mengurangi total luas genangan di Kabupaten Bandung dari semula 3.461 hektar menjadi 2.761 hektar yang meliputi kawasan Dayeuhkolot, Baleendah, Andir dan sekitarnya.

Kemudian Kementerian PUPR juga menyiapkan 192 unit pompa pengendali banjir dengan kapasitas 263,4 meter kubik per detik seperti Pompa Pengendali Banjir Kali Sringin dan Pompa Pengendali Banjir Kali Tenggang.

Untuk menambah kapasitas tampung air, Kementerian PUPR tengah menyelesaikan pembangunan 39 bendungan.

Karena ada prediksi badai La Nina, Pemerintah harus hati-hati betul dalam melaksanakan pembangunan, jangan sampai ada kecelakaan konstruksi.

"Untuk itu kami menempatkan petugas di hulu cofferdam sejauh 5 kilometer sampai 10 kilometer untuk mengamati pola debit air yang akan masuk ke sungai yang dibangun bendungan,” tutur Basuki.

Selain itu, Kementerian PUPR juga tengah melakukan inventarisasi bahan banjiran dan alat berat yang ada di BBWS/BWS maupun penyedia jasa yang tengah melakukan pekerjaan.

“Kami sekarang menggunakan Geobag seperti yang telah kami lakukan di Kabupaten Luwu Utara karena lebih kuat dan lebih berat untuk mengarahkan debit banjir di sungai,” ucap dia. 

Untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman badai La Nina, Basuki juga mengingatkan pentingnya kerja sama antar kementerian dan lembaga terkait.

Misalnya, BMKG dalam memberikan prediksi serta penyebarluasan peringatan dini secara cepat, tepat dan akurat.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, memastikan kondisi hutan bagian hulu dari daerah aliran sungai (DAS) mampu mendukung pengendalian air limpasan hujan.

Selanjutnya Kementerian PUPR dalam menyiapkan infrastruktur pengendali banjir dan Kementerian Pertanian untuk mengedukasi metode pertanian terasering.

Basuki mengajak seluruh Kementerian/Lembaga untuk mengantisipasi badai La Nina dengan memanfaatkan data BMKG sehingga mengurangi dampak bencana alam.

https://www.kompas.com/properti/read/2021/10/29/170954321/antisipasi-badai-la-nina-kementerian-pupr-kosongkan-205-bendungan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke