Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tulang Punggung Pengembangan Ekonomi Itu Berjuluk Tol Balsam

Segmen pemungkas ini terdiri dari dua seksi yang membuat tol tersebut kini beroperasi penuh yaitu Seksi 1 Balikpapan (Km 13)-Samboja dan Seksi 5 Sepinggan-Balikpapan (Km 13).

"Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, sore hari ini saya resmikan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda Seksi 1 dan Seksi 5," tegas Jokowi.

Dalam meresmikan tol tersebut, Jokowi didampingi oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, dan lain-lain.

Jokowi mengatakan, peresmian ini merupakan momentum bersejarah karena Tol Balsam merupakan jalan tol pertama di Pulau Kalimantan.

Menurutnya, capaian ini perlu disyukuri karena pembangunan infrastruktur tidak hanya terpusat di Pulau Jawa atau Sumatera, melainkan dilaksanakan secara merata ke pulau lainnya.

Dia berharap, kehadiran jalan tol dapat menciptakan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru dan perbaikan jaringan logistik menjadi lebih efisien dan cepat.

Dengan demikian, hal ini dapat meningkatkan daya saing tanah air melalui komoditas yang diproduksi di Provinsi Kaltim sekaligus melancarkan akses logistik.

Tol Balsam mencakup lima seksi yakni Seksi 1 Balikpapan (Km 13)-Samboja, Seksi 2 Samboja-Muara Jawa sepanjang 30,98 kilometer, dan Seksi 3 Muara Jawa-Palaran sepanjang 17,30 kilometer.

Kemudian, Seksi 4 Palaran-Samarinda sepanjang 16,59 kilometer, serta Seksi 5 Sepinggan-Balikpapan (Km 13) masing-masing sepanjang 22,3 kilometer dan 11,9 kilometer.

Jauh sebelum diresmikan, pembangunan Tol Balsam ditargetkan dimulai pada tahun 2015. Hal ini mengingat pembebasan lahan Seksi 5 jalan tol tersebut sudah mencapai 60-70 persen.

"Pembebasan lahan Seksi 5 sudah 60-70 persen. Tahun ini (2015) segera dibangun," ujar Basuki, Rabu (23/09/2015) silam.

Dia optimistis, tol tersebut bisa beroperasi empat tahun kemudian atau dengan kata lain pada pertengahan Tahun 2019.

Pelaksanaan konstruksi jalan tol dilakukan oleh tiga pihak yakni Seksi 1 dan 5 dibiayai oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.

Sedangkan, Seksi II, III dan IV dikerjakan oleh badan usaha yaitu PT Jasamarga Balikpapan Samarinda (JBS).

Adapun total investasi dari proyek jalan tol yang membentang sepanjang 97,3 kilometer tersebut mencapai Rp 11,89 triliun.

Dari jumlah tersebut, nilai investasi sebesar Rp 79,881 miliar dialokasikan untuk pembangunan Jembatan Manggar.

Konstruksi jembatan ini menjadi bagian dari Seksi 1 Tol Balsam yang dikebut pelaksanaannya oleh Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XII Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian PUPR.

Mulanya, Seksi 1 jalan tol itu dijadwalkan tuntas pada tahun 2017 karena progres pembebasan lahan telah mencapai 99 persen dan konstruksi 62 persen.

Sementara Seksi 5 ditargetkan tuntas pada tahun 2018. Sebab, pembebasan lahan dan konstruksi masing-masing seksi itu baru mencapai 58,5 persen dan 6,2 persen.

Di sisi lain, Jokowi percaya diri, pembangunan jalan tol ini bisa rampung secara keseluruhan pada tahun 2018.

“Sudah saya berikan target rampung tol ini pada akhir 2018,” tegasnya saat meninjau pembangunan Tol Balsam KM 13, Balikpapan, Kamis (13/07/2017).

Pasalnya, pembebasan lahan tol secara keseluruhan sudah mencapai 92 persen yang artinya menyisakan 8 persen lagi.

Dia pun mempersilakan masyarakat yang tidak menerima pembangunan jalan tol ini untuk dapat menempuh jalur hukum.

"Tapi, kami sudah menerapkan Undang-undang (UU) Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum. Pada dasarnya, tidak ada masalah lagi,” terang Awang.

Di samping pembebasan lahan, kendala juga dialami JBS selaku pengelola tol ini, salah satunya terdapat tanah lunak sepanjang 2 kilometer dengan kedalaman lebih dari 40 meter di Seksi 4.

Oleh karena itu, cara JBS mengatasinya adalah dengan mengganti jenis tanah lain yang lebih mudah untuk pembangunan jalan.

Terobosan pun dilakukan melalui metode geoteknik dengan empat cara utama yakni menggunakan mini-pile, cerucuk, PVD, dan pile-slab.

Selain di Seksi 4, hal serupa juga terjadi di Seksi 1 dan 2. Jadi, perlu dilakukan pemotongan Taman Hutan Rakyat (Tahura).

Dengan demikian, dibutuhkan konsolidasi lahan selama 6 bulan.

Sementara pada kendala non-teknis, perlu adanya tambahan lahan yang perlu dibebaskan untuk memenuhi kebutuhan tambahan seperti simpang susun dan gerbang utama.

Awalnya, kebutuhan lahan Tol Balsam seluas 166,82 hektar, namun karena terdapat kebutuhan tambahan berubah menjadi 232,52 hektar.

Dengan banyaknya masalah yang dihadapi, konstruksi keseluruhan Tol Balsam yang sedianya tuntas pada akhir 2018, kini mundur menjadi sebelum Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah, tepatnya Mei 2019.

Target tersebut ditetapkan berdasarkan perkembangan pembangunan fisik yang sudah mencapai 66,7 persen.

Lagi-lagi mundur, Tol Balsam akhirnya diresmikan pada akhir Desember 2019 atau tepatnya Selasa (17/12/2019).

Setelah peresmian dilakukan, Seksi 2, 3, serta 4 secara serempak bisa dilintasi pengguna, Kamis (19/12/2019) pukul 06.00 WITA.

Bertepatan dengan peresmian tol itulah, rest area KM 36A arah Balikpapan juga bisa digunakan untuk umum karena telah memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM).

Pada pidatonya kala itu, Jokowi memastikan dua seksi terakhir atau Seksi 1 dan 5 bisa tuntas April 2020.

Namun, lagi-lagi target meleset.

Hingga akhirnya Seksi 1 dan V baru bisa diresmikan Jokowi, Selasa (24/08/2021).

Tersambungnya tol ini secara keseluruhan diharapkan dapat meningkatkan LHR menjadi 11.000 kendaraan setiap harinya.

Tol Balsam sendiri dilengkapi empat gerbang tol (GT) yakni GT Manggar, GT Karang Joang, GT Samboja, dan GT Palaran.

Tak hanya itu, terdapat fasilitas dua rest area tipe A yang telah selesai dibangun di Km 37 arah Balikpapan dan Km 36 arah Samarinda yang dikelola oleh PT Jasamarga Related Business (JMRB).

Tol Balsam dinilai akan melancarkan konektivitas dua kota kegiatan ekonomi, pengembangan kawasan industri, serta mempercepat akses masuk ke kawasan inti wilayah ibu kota negara (IKN).

Kehadiran tol tersebut akan memangkas waktu tempuh antar Balikpapan-Samarinda dari semula sekitar 3 jam, menjadi hanya sekitar 1,5 jam.

https://www.kompas.com/properti/read/2021/08/25/060000621/tulang-punggung-pengembangan-ekonomi-itu-berjuluk-tol-balsam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke