Parapuan.co – Kawan Puan, ada banyak stigma negatif yang disematkan pada diri seorang perempuan.
Berbicara soal stigma negatif, ternyata hal ini juga pernah dialami oleh Nabilah, seorang finalis Abang None Jakarta Utara.
Nabilah mengaku pernah mendapatkan stiga negatif yang menyudutkan dirinya sebagai seorang perempuan.
Melalui media sosialnya, Nabilah berusaha mendobrak stigma tersebut dan gencar berkampanye tentang kesetaraan gender.
Saat berbincang dengan PARAPUAN pada siaran langsung What Do You Do?, Selasa (6/9/2022), ia menyoroti stigma 3M (Masak, Macak, dan Manak).
Stigma tersebut memiliki arti bahwa peran perempuan hanya memasak, berdandan, dan melahirkan.
Nabilah tidak setuju, ia percaya bahwa perempuan dapat meraih mimpi dan mengenyam pendidikan lebih tinggi.
"Perempuan tidak hanya berkutat dengan 3M. Aku percaya kekuatan sosial media bisa mendobrak stigma tersebut," kata perempuan kelahiran 1998 ini.
Baca Juga: Mengenal Sosok Desmonda Cathabel, Penyanyi Musikal yang Pernah Kerja di Startup
Dobrak Stigma Lewat Media Sosial
Bagi Nabilah, media sosial merupakan jembatan baginya untuk berkampanye tentang kesetaraan gender bagi perempuan.
Menurutnya, perempuan harus berani mencoba hal-hal baru di luar zona nyamannya dan tidak bergantung pada orang lain.
"Dunia terlalu luas untuk perempuan jika kita tidak berani mencoba hal-hal baru. Kita bisa memilih apa yang kita mau," ujar lulusan terbaik jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Dian Nuswantoro, Semarang ini.
Ia berharap unggahan di media sosial mampu memotivasi warganet agar berani bermimpi dan mengenyam pendidikan lebih tinggi.
"Aku pernah dapat cerita seseorang menjadi lulusan sarjana pertama di keluarganya karena melihat unggahanku di sosial media," imbuhnya.
Bantu Kembangkan Digitalisasi UMKM
Nabilah memang bukan warga asli Jakarta, kampung halamannya berada di Pekalongan, Jawa Tengah.
Di sana, ia tumbuh dan besar di lingkungan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan ekonomi kreatif.
Baca Juga: Jadi Direktur RANS Bisnis Indonesia, Inilah Cerita Tashya Araysha
Ia mengaku prihatin karena mendengar ada sejumlah pelaku ekonomi kreatif yang sulit berkembang karena digitalisasi.
Oleh karena itu, Nabilah menginisiasi kampanye tentang digitalisasi pada pelaku ekonomi kreatif di Instagram @perankami.ekraf.
"Peran kita sebagai perempuan dan pemuda, kita bisa mengenalkan digitalisasi kepada umkm. Kita berawal dari langkah kecil, tapi dampaknya besar," jelas mahasiswa pascasarjana jurusan Corporate Communication, London School of Public Relations (LSPR) ini.
Tak lupa Nabilah juga berpesan agar semua perempuan berani dan percaya diri, karena pasti ada sesuatu yang menunggu di masa depan nanti.
Kawan Puan, apa yang dilakukan Nabilah tersebut inspiratif sekali ya!
(*)