Di buku kedua, ada beberapa kalimat yang menceritakan bahwa Mas Fuadi menuliskan peristiwa-peristiwa yang dialami ke dalam buku harian. Apa peranan diary tersebut untuk penyusunan-penyusunan buku Mas Fuadi?
(Nur Hatijah, Surabaya)
Diary, foto, dan surat-surat yang saya tulis pada tahun 1988-1995 membantu mengembalikan memori 20 tahun lalu ketika saya sekolah di Pondok Modern Gontor. Kebetulan semuanya masih tersimpan rapi walau kertasnya sudah menguning. Selama proses menulis novel, di meja kerja saya bertumpuk diary sejak SMP, foto, dan surat yang saya kirim ke Amak selama empat tahun. Amak rupanya juga masih menyimpan semua surat ini.
Dokumentasi pribadi ini menjadi bahan luar biasa dalam riset saya menulis novel trilogi ini:
Apakah alur novel Negeri 5 Menara dan Ranah 3 Warna benar-benar persis dengan kehidupan Mas A Fuadi? Kalau boleh tahu, sudah pernah ke berapa negara?
(Sitti Rasuna Wibawa,
Keduanya bukan biografi, melainkan novel, artinya karya fiksi. Tapi, kerangka besar kedua novel ini diinspirasi oleh cerita saya pribadi, dengan penambahan dan pengurangan di sana-sini. Kalau diibaratkan sebuah bangunan, tiang utama bangunan itu adalah kisah nyata, sedangkan gorden, jendela, pintu dan lain-lain bisa saja tambahan.
Iya, kebetulan saya suka fotografi dan
Saya
ingin tanya, apakah sulit tes-tes yang harus dilalui saat ingin memasuki Pesantren Gontor? Kapan film Negeri 5 Menara dirilis? Apakah Kak Fuadi memiliki alamat