Namun, perhelatan MotoGP Indonesia dihantui dengan lonjakan kasus Covid-19 pasca-merebaknya varian Omicron.
Baca juga: Kasus Harian Covid-19 Tembus 46.843, Bagaimana Kesiapan Pemerintah Hadapi Potensi Lonjakan Kasus?
Seperti kejuaraan olahraga lain di dunia, pemerintah sebenarnya sudah menyiapkan sistem bubble agar agenda MotoGP tak terganggu.
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 bahkan sudah menerbitkan surat edaran yang berlaku efektif mulai 3 Februari 2022 sampai dengan waktu penyelenggaraan dinyatakan berakhir secara resmi oleh Penyelenggara MotoGP 2022.
Skemanya, para pebalap dan ofisial tim akan melakukan tes PCR begitu mendarat di Indonesia. Mereka lalu ditempatkan dalam satu hotel.
Di sana, semua pihak yang menjadi bagian dari bubble akan dikumpulkan, termasuk driver, pengurus hotel, petugas kebersihan, kru lokal, dan lainnya.
Selama di hotel, para pebalap dan ofisial akan menunggu hasil PCR dan tidak diperkenankan bersentuhan dengan siapa pun di luar bubble.
Baru setelah hasil PCR keluar, mereka boleh beraktivitas, itu pun hanya sebatas dari hotel ke sirkuit saja.
"Sejak mendarat, mereka (pebalap dan ofisial) sudah dipisahkan dari masyarakat," ucap Wakil Direktur MGPA Cahyadi Wanda, sebagaimana dikutip dari Antara News, Rabu (2/2/2022).
"Mereka akan berada di dalam gelembung dan hanya akan bertemu dengan sesama panitia," imbuh Cahyadi Wanda.
"Aktivitas juga terbatas, hanya hotel ke sirkuit saja dan sebaliknya. Mereka tidak akan bisa berjumpa dengan siapa pun kecuali yang ada dalam gelembung (bubble)," ujar Cahyadi Wanda.
Meski sudah ada peraturan bubble, pada kenyataannya sistem tersebut terlihat tak dipatuhi ketika diterapkan di Indonesia.
Para pebalap MotoGP mulai berangsur tiba di Lombok pada 7 Februari usai menyelesaikan tes pramusim di Sepang, Malaysia.
Namun, alih-alih menjalankan sistem bubble, para pebalap justru bebas berkeliaran dan berinteraksi dengan warga lokal.
Misalnya, Aleix Espargaro dan Fabio Quartararo yang sempat menyambangi konter pulsa untuk membeli kartu provider telepon. Mereka juga sempat berfoto bersama sang penjual.
Director Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), Abdulbar M. Mansoer beralasan, pebalap yang keluyuran di Lombok didampingi satu personel BNPB dan panitia.