Pornografi merupakan mayoritas dari deepfake yang diunggah secara online, dengan 99 persen dari mereka yang menjadi sasaran konten tersebut adalah perempuan, menurut laporan State of Deepfakes yang diterbitkan tahun 2023.
Lalu, anggota Kongres dari Partai Republik Tom Kean Jr setuju, dengan mengatakan bahwa “jelas bahwa teknologi AI berkembang lebih cepat daripada batasan yang diperlukan”.
“Apakah korbannya adalah Taylor Swift atau anak muda mana pun di negara kita, kita perlu menetapkan tindakan pencegahan untuk melawan tren yang mengkhawatirkan ini,” imbuh Tom Kean Jr.
Baca juga: Sutradara Shazam Pastikan Cameo Gal Gadot Asli Bukan Teknologi Deepfake
Taylor Swift sendiri belum mengomentari gambar tersebut secara terbuka, tetapi Daily Mail melaporkan bahwa timnya sedang “mempertimbangkan tindakan hukum” terhadap situs yang menerbitkan gambar yang dihasilkan AI tersebut.
Selain itu, CEO Microsoft Satya Nadella telah mengecam deepfake yang menimpa Taylor Swift.
Satya Nadella mengatakan dalam sebuah wawancara dengan NBC News bahwa deepfakes yang marak setelah teknologi AI berkembang berubah menjadi hal mengerikan ketimbang mencerminkan kemajuan zaman.
Baca juga: Sinopsis The Takeover, Dijebak dengan Teknologi Deepfake
“Pertama-tama, ini benar-benar mengkhawatirkan dan mengerikan, dan oleh karena itu ya, kita harus bertindak, dan sejujurnya kita semua di platform teknologi, terlepas dari apa pendapat Anda tentang hal ini. masalah khususnya adalah — Saya pikir kita semua mendapat manfaat ketika dunia online menjadi dunia yang aman,” tutur Satya Nadella.
“Saya rasa tidak ada orang yang menginginkan dunia online yang sama sekali tidak aman bagi pembuat konten dan konsumen konten. Oleh karena itu, saya pikir kita perlu bergerak cepat dalam hal ini,” tambah Satya Nadella.
Deepfakes sendiri sudah menjadi fenomena global di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Deepfakes sudah sering membuat geger dan banyak masyarakat percaya begitu saja lantaran literasi digital yang minim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.