Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KotaK Jawab Somasi Terbuka Posan Tobing…

Kompas.com - 27/07/2023, 10:07 WIB
Revi C. Rantung,
Kistyarini

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Band KotaK akhirnya menjawab somasi terbuka yang dilayangkan musisi Haposan Harianto Tobing alias Posan Tobing beberapa waktu lalu.

Diketahui, Posan melayangkan somasi kepada KotaK berkait pelarangan lagu yang dia ciptakan serta beberapa lagu yang diciptakan bersama.

Kompas.com merangkumnya sebagai berikut.

1. Keberatan dengan pelarangan lagu ciptaan bersama

KotaK yang beranggotakan Tantri, Cella, dan Chua yang didampingi kuasa hukumnya, Sheila A Salomo, menyatakan keberatan atas larangan lagu ciptaan bersama yang disampaikan Posan Tobing.

Baca juga: Daftar Lagu yang Dilarang Posan dan Pare Dinyanyikan Band KotaK

Lagu-lagu tersebut adalah “Masih Cinta” (ciptaan Pay Burman, Dewiq, Posan, Cella, dan Tantri), “Kosong Teojoeh” (ciptaan Pay Burman, DewiQ, Posan, Cella), “Tinggalkan Saja” (ciptaan Pay Burman, DewiQ, Posan, Cella), “Pelan-Pelan Saja” (ciptaan Pay Burman, DewiQ, Tantri, Cella, dan Chua), dan “Selalu Cinta” (ciptaan Pay Burman, DewiQ, Posan, Cella, dan Tantri).

“Terkait somasi mereka yang lagu-lagu diciptakan bersama waktu itu ada beberapa lagu, kami harus menyatakan sikap bahwa kami keberatan terhadap pelarangan lagu itu. Karena kami kan penciptanya juga," kata Sheila A Salomo dalam konferensi pers di Jakarta Pusat, Rabu (26/7/2023).

KotaK dengan tegas melayangkan somasi balasan agar Posan mencabut larangan terhadap lagu-lagu yang diciptakan bersama.

Baca juga: Band KotaK Akhirnya Tanggapi Somasi Posan Tobing

2. Royalti performa sudah diatur

Berbicara tentang royalti performa, Sheila menegaskan KotaK sudah mematuhi sebagaimana yang telah diatur.

“Untuk royalti, KotaK sangat menghargai penciptaan lagu dan sangat menghargai para pencipta lagu. Tidak ada keinginan KotaK untuk meniadakan itu," ucap Sheila.

“Salah satu yang KotaK sudah lakukan sebagai bentuk support hak cipta adalah mengharuskan dan mengingatkan penyelenggara acara untuk membayar royalti sebelum KotaK manggung," tambah Sheila.

Baca juga: KotaK Pertimbangkan Ambil Langkah Hukum untuk Posan Tobing

3. Pertimbangkan ambil langkah hukum

Sejauh ini pihak KotaK masih mempertimbangkan untuk mengambil hukum terhadap Posan atas polemik ini.

"Tapi semakin gencarnya Posan di social media dengan memojokkan pribadi teman-teman, kami sebetulnya sedang mempertimbangkan (mengambil langkah hukum)," tutur Sheila.

“Karena bagi kami, kita diam saja bukan berarti kita takut. Ya kita diam saja supaya situasi baik dan kondusif. Tapi kalau terus diserang kami mempertimbangkan itu," tambahnya.

Baca juga: Somasi Terbuka Posan Tobing untuk KotaK, Larang Belasan Lagu Ciptaannya Dinyanyikan

Pihak KotaK juga menyebut dalam segi bisnis, polemik tersebut cukup mengganggu.

“Jujur situasi dan apa yang disampaikan di media itu mengganggu bisnis klien saya, tapi itulah yang mempertimbangkan kami untuk melakukan tindakan hukum,” ungkap Sheila.

4. Sudah tak bawakan lagu Posan sejak 2019

KotaK menegaskan, mereka sudah tak membawakan lagu-lagu khusus ciptaan Posan sejak 2019 lalu.

“Sejak 2019 kami enggak membawakan lagu-lagu yang diciptakan dia (Posan Tobing-red)," ucap Tantri.

Kotak juga tidak lagi membawakan lagu-lagu ciptaan Julia Angelia alias Pare sejak November 2022 lalu.

Baca juga: KotaK Tegaskan Sudah Tak Bawakan Lagu Milik Posan Tobing Sejak 2019

KotaK hanya merasa keberatan dengan larangan lagu yang diciptakan bersama. Menurut mereka, KotaK punya hak atas lagu-lagu itu.

“Kalau dari kami pribadi enggak adalah (pelarangan). Lagu yang diciptakan sama-sama memiliki hak yang sama, kalau dia mau membawakan ya silakan," kata Tantri.

5. Tolak ganti nama band

KotaK menolak mengganti nama yang mereka sudah gunakan sejak 2014 lalu.

Posan sebelumnya tidak mengakui KotaK dengan nama tersebut lantaran dia merasa turut andil dalam pembentukan dan penamaan band itu.

“Aku rasa perjalanan bertiga selama 12 tahun dan selama menjalankan ini enggak melanggar undang-undang dan hukum terus aja berjalan," kata Cella, gitaris KotaK.

Baca juga: Tolak Ganti Nama Band, KotaK: Kan Masih Ada Cella

Tantri menyebut nama KotaK terbentuk dari ajang pencarian bakat The Dream Band 2004.

"Ajang pencarian bakat itu prosesnya person to person alias individual, jadi best bassist, best gitaris, best drummer, dan best vocal," kata Tantri.

“Terus kalau ngomongin personel lama kan masih ada Cella gitu, beda halnya kalau kami berdua, saya sama Chua. Ya kami sih silakan aja (pakai nama KotaK)," tambah Tantri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com